Desa Maju untuk Indonesia Sehat: Program Makan Bergizi Gratis Jadi Andalan Tekan Stunting

Mendes Yandri Susanto Optimistis P2KTD dan BUMDes Bangun Ketahanan Gizi dan Ekonomi Desa

Nasional13 Dilihat

JAKARTA – SAHATA | Desa kini bukan lagi sekadar wilayah administratif; desa adalah kekuatan utama dalam perjuangan melawan stunting dan membangun generasi yang lebih sehat. Melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto yakin desa bisa menjadi garda terdepan dalam distribusi pangan bergizi.

Dengan dukungan Penyedia Peningkatan Kapasitas Teknis Desa (P2KTD), desa diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakatnya, khususnya anak-anak dan ibu hamil.

“Desa memiliki posisi strategis untuk menyuplai makanan sehat yang merata, tidak hanya bagi anak-anak dan ibu hamil, tetapi juga untuk pesantren, sekolah, dan lembaga pendidikan lainnya,” ungkap Yandri dalam keterangannya di Jakarta, Senin (28/10).

Kepercayaan ini didasari pada sinergi kuat antara P2KTD dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), yang siap menjadi penggerak utama penyediaan bahan pangan lokal.

Saat membuka Pelatihan Tim Verifikasi P2KTD pada Minggu (27/10), Yandri menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan dana Rp71 triliun sebagai dukungan awal.

Anggaran ini akan memastikan setiap desa dapat mengakses bantuan teknis dan sumber daya yang diperlukan untuk program MBG, mendorong BUMDes dan BUMDes Bersama menyediakan pangan sehat yang sesuai standar gizi.

Melalui langkah ini, desa tidak hanya membantu masyarakat mengakses makanan bergizi, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan dan menggerakkan ekonomi lokal.

Saat ini, 54.891 BUMDes telah terbentuk di Indonesia, dengan 27.597 di antaranya terdaftar secara nama dan 27.294 telah berbadan hukum. Dari total 3.362 BUMDes Bersama, sebanyak 2.948 telah memiliki nama terdaftar dan 414 telah berbadan hukum.

Dengan fokus pada desa-desa prioritas yang memiliki angka stunting dan kemiskinan tinggi, P2KTD diharapkan mampu memberikan dampak signifikan bagi desa-desa tersebut.

“P2KTD bukan hanya memberikan bantuan teknis, tetapi juga membantu membangun fasilitas vital seperti pusat distribusi makanan, penyimpanan pangan, hingga dapur bersama. Ini akan memudahkan desa dalam menyalurkan gizi ke semua kalangan,” tambah Yandri.

Program MBG kini menjadi harapan besar untuk menjadikan desa sebagai pusat ketahanan gizi nasional. “Dengan pemberdayaan ini, kita dapat menyongsong masa depan yang lebih sehat bagi generasi mendatang. Desa tak hanya menjadi penggerak ekonomi, tetapi juga pembangun kesehatan bangsa,” pungkas Yandri, penuh optimisme.(Red)

Sumber : Antara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *