SahataNews – Tapteng | Seorang warga Sibolga menjadi sorotan setelah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka atas tindakannya menjarah tiga bungkus mi instan, air mineral, dan snack dari sebuah minimarket.
Dalam pengakuannya, warga tersebut menjelaskan bahwa tindakan itu dilakukan karena terpaksa demi menyelamatkan anaknya yang kelaparan. Ia menegaskan tidak berniat merusak atau mengambil keuntungan dari kekacauan pasca banjir dan longsor.
“Anak saya sudah tidak makan. Saya ambil itu karena memang terpaksa. Begitu keadaan normal, saya akan mengganti semuanya,” ujarnya lirih.
Kejadian ini terjadi di tengah krisis kemanusiaan yang melanda Sibolga dan Tapanuli Tengah sejak sepekan terakhir. Banjir dan longsor memutus akses jalan utama selama lima hari berturut-turut, menghentikan jalur distribusi logistik dan menyebabkan bahan pokok semakin menipis, sementara harga melambung tinggi.
Situasi diperparah dengan padamnya listrik, hilangnya jaringan telekomunikasi, dan ATM yang tidak berfungsi, sehingga warga kesulitan mengakses uang. Harga kebutuhan pokok pun melonjak drastis, seperti telur yang menembus Rp15 ribu per butir dan cabai yang mencapai Rp200 ribu per kilogram.
Syakila, seorang warga, menceritakan kepanikan di hari-hari pertama bencana. “Apalagi nggak ada tempat ambil uang, uang kami sudah habis. Makanya ujungnya semua menjarah,” ujarnya.
Di tengah perjuangan warga mencari pangan, bantuan pemerintah mulai mengalir meski distribusi masih menemui hambatan. Pada Minggu (30/11), sebanyak 5,5 ton bantuan logistik tahap kedua tiba di Bandara Pinangsori, Tapanuli Tengah. (Rls)
Sumber : Fb Posmetro Medan

