Site icon SahataNews

Fadli Zon: Pemuda, Jadikan Budaya Lokal sebagai Nyawa Indonesia!

Jakarta – Sahata |  Dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan pesan inspiratif dan tegas kepada generasi muda: budaya lokal bukan sekadar warisan, tapi harus menjadi nyawa yang terus hidup dalam diri setiap anak bangsa. Dalam pidatonya pada peresmian Pameran Bulan Bahasa dan Sastra di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta Pusat, Senin (28/10), Fadli menekankan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki jiwa besar untuk menghargai dan menjaga budayanya sendiri.

“Bangsa yang sejati bukan hanya yang merdeka secara politik, tapi yang berani berdiri kokoh di atas akar budayanya. Hanya dengan menghargai budaya lokal, kita layak disebut bangsa beradab dan besar,” ujar Fadli dengan nada penuh semangat yang menghidupkan jiwa nasionalisme dalam ruang tersebut.

Dalam pidatonya, Fadli menyoroti budaya-budaya lokal seperti keris, wayang, batik, dan berbagai ekspresi seni tradisional sebagai permata yang harus dijaga sepenuh hati. “Ini bukan sekadar simbol atau warisan mati, ini adalah identitas kita, jiwa yang mengalir dalam darah kita sebagai bangsa Indonesia. Kalau kita abai, dunia akan kehilangan jejak luhur ini, dan lebih parah, kita bisa kehilangan diri kita sendiri,” tegasnya.

Fadli mengajak generasi muda untuk tidak hanya merayakan kekayaan budaya ini, tetapi mempelajarinya, menghidupkannya, dan menjadikannya identitas yang tidak bisa dihapuskan. Ia menegaskan bahwa warisan budaya kita, seperti keris dan batik, harus tetap hidup di tengah masyarakat dan tidak boleh sekadar menjadi pajangan museum.

Tidak hanya budaya fisik, Fadli juga menekankan pentingnya bahasa daerah yang merupakan ekspresi paling murni dari jiwa masyarakatnya. Di satu sisi, Bahasa Indonesia perlu diperkuat sebagai bahasa persatuan, namun bahasa daerah juga harus dipertahankan dari kepunahan.

“Kita perlu menjaga keseimbangan, menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu, namun tak melupakan bahasa daerah kita yang menjadi saksi dari keragaman luar biasa di tanah air. Bahasa-bahasa ini adalah napas dari setiap budaya lokal,” ungkapnya.

Melalui semangat Hari Sumpah Pemuda, Fadli berharap generasi muda Indonesia dapat menjadi penjaga budaya yang tangguh, menjadikan budaya lokal sebagai napas hidup bangsa. “Pemuda adalah penerus, penjaga, dan penghidup jiwa bangsa ini. Mari jadikan budaya lokal sebagai nyawa Indonesia, yang terus hidup dan berdenyut dalam setiap langkah kita!” tutupnya penuh harap.(Red)

Sumber : Antara

Exit mobile version