Simulasi Parkir Elektrik di Pasar Baru Panyabungan Dimulai, Begini Mekanismenya

MADINA1174 Dilihat

Madina – Simulasi sistem parkir elektronik di Kompleks Pasar Baru Panyabungan, Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, resmi dimulai pada Rabu (12/2). Simulasi ini berlangsung hingga 14 Februari 2025 dan diterapkan untuk semua jenis kendaraan, baik milik pedagang maupun pengunjung pasar.

Selama tiga hari pertama, biaya parkir masih digratiskan. Setelah itu, mulai 15 hingga 28 Februari 2025, sistem parkir akan memasuki masa adaptasi sebelum penerapan penuh diberlakukan.

Dalam pelaksanaannya, petugas dari berbagai instansi seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Madina, Satpol PP, Dinas Perhubungan, serta pengelola pasar turut dilibatkan guna memastikan kelancaran simulasi.

Berdasarkan pantauan di lapangan, pengendara yang masuk ke kompleks pasar harus menekan tombol biru di kotak tiket yang tersedia di loket pintu masuk. Setelah tiket keluar, portal otomatis terbuka, dan kendaraan bisa masuk.

Bagi pedagang, sistemnya berbeda. Mereka cukup menempelkan kartu pedagang mereka pada mesin pemindai di pintu masuk, karena kartu tersebut juga berfungsi sebagai kartu parkir dengan sistem pembayaran bulanan.

Di dalam kompleks pasar, kendaraan diparkirkan di area yang telah disediakan sesuai blok yang tersedia. Kemudian, saat keluar, pengunjung menyerahkan tiket di loket pintu keluar, di mana nantinya pembayaran parkir akan dilakukan setelah masa uji coba selesai. Sementara itu, pedagang hanya perlu menyerahkan kartu pedagang mereka kepada petugas loket.

Parkir elektrik ini juga dilengkapi dengan sistem keamanan berbasis kamera CCTV. Menurut teknisi parkir elektrik, Muhammad Rizki, kamera ini terpasang di loket pintu masuk dan keluar untuk merekam setiap kendaraan serta pengendaranya. Data tersebut tersimpan dalam sistem terpusat guna meningkatkan keamanan dan mempermudah identifikasi apabila terjadi kehilangan kendaraan.

Sejumlah pengunjung memberikan tanggapan beragam terkait penerapan parkir elektrik ini. Sebagian besar mengaku sistem ini lebih tertib dan nyaman.

“Lebih enak begini, lebih tertib,” kata salah seorang pengunjung.

Namun, ada juga yang mengeluhkan antrian yang cukup panjang di pintu masuk.

“Macet di pintu masuk, mungkin karena banyak yang masih bingung dengan sistemnya,” ujar seorang pengendara.

Beberapa pengunjung juga meminta agar dipasang rambu yang lebih jelas untuk pintu masuk dan keluar guna menghindari kebingungan. Selain itu, petugas di loket pintu keluar berharap ada pendingin udara di dalam loket agar tidak kepanasan, sementara petugas keamanan mengusulkan adanya naungan untuk melindungi dari terik matahari dan hujan.

Para penarik becak motor (parbecak) juga menyampaikan aspirasi mereka. Mereka berharap ada kebijakan khusus terkait biaya parkir untuk becak agar tidak membebani penghasilan mereka.

“Maunya ada kartu parkir khusus untuk kami dan biayanya seminimal mungkin,” ujar seorang penarik becak.

Menanggapi berbagai masukan, Kepala Disperindag Madina, Parlin Lubis, menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi setelah masa simulasi berakhir.

“Segala kekurangan dalam simulasi ini akan menjadi acuan untuk perbaikan sistem parkir elektronik ke depan,” katanya.

Terkait aspirasi para penarik becak, Parlin menyatakan pihaknya akan mengundang perwakilan mereka untuk membahas kemungkinan adanya kartu parkir khusus bagi mereka. Selain itu, ia juga memastikan rambu-rambu petunjuk masuk dan keluar segera dipasang agar lebih jelas bagi pengunjung.

Ia juga mengingatkan pengendara agar tertib saat memasuki area parkir.

“Pengendara harus menunggu portal turun sebelum menekan tombol atau menempelkan kartu. Jika tidak sabar, bisa berisiko portal menimpa kendaraan,” tegasnya.

Simulasi parkir elektrik ini menjadi langkah awal dalam modernisasi sistem perparkiran di Pasar Baru Panyabungan. Pemerintah daerah berharap sistem ini dapat meningkatkan ketertiban dan keamanan di kawasan pasar.(Red/Tim)

Komentar