Langkah Berani Australia: Siap Larang Anak-Anak Gunakan Media Sosial!

INTERNASIONAL61 Dilihat

MOSKOW, – Australia sedang bersiap melakukan terobosan besar yang dapat mengubah cara dunia melihat penggunaan media sosial oleh anak-anak. Pemerintah setempat berencana memberlakukan pembatasan usia yang ketat, dengan tujuan melarang anak-anak mengakses platform media sosial demi melindungi kesehatan mental mereka.

Perdana Menteri Anthony Albanese mengungkapkan langkah berani ini untuk menghentikan dampak negatif yang ditimbulkan media sosial terhadap generasi muda. “Kami ingin anak-anak kembali ke dunia nyata, bermain dengan teman-teman, dan menikmati pengalaman sosial yang sesungguhnya, bukan sekadar interaksi di dunia maya,” ujar Albanese dalam pernyataan yang disampaikan ABC News pada Selasa (10/9/2024).

Rencana ini dimulai dengan uji coba verifikasi usia, yang memungkinkan pemerintah mengontrol siapa saja yang boleh mengakses media sosial. Jika berhasil, Australia akan menjadi negara pertama yang menetapkan aturan resmi mengenai batas usia untuk media sosial. Sebelumnya, Uni Eropa pernah mencoba hal serupa, namun gagal karena adanya keberatan luas dari masyarakat.

Tak hanya pemerintah pusat, Australia Selatan telah mengusulkan undang-undang yang akan melarang anak-anak di bawah usia 14 tahun mengakses platform media sosial. Raksasa teknologi yang melanggar aturan ini akan dikenakan sanksi berat. Undang-undang ini juga kemungkinan besar akan diadopsi oleh negara bagian lain, yang menambah kekuatan rencana besar ini.

Namun, perubahan besar ini tidak lepas dari tantangan. Meta, induk perusahaan Facebook dan Instagram, lebih memilih solusi dengan memberi orang tua kontrol yang lebih besar atas penggunaan media sosial anak-anak, ketimbang melakukan larangan total. Sementara itu, perusahaan-perusahaan besar lain seperti Google (pemilik YouTube) dan TikTok belum memberikan komentar resmi terkait rencana kontroversial ini.

Australia saat ini memiliki 80% dari 26 juta penduduknya yang aktif di media sosial. Data Universitas Sydney pada 2023 menunjukkan bahwa sekitar 75% remaja berusia 12 hingga 17 tahun menggunakan platform seperti Instagram dan YouTube. Jika kebijakan ini berhasil, Australia tidak hanya akan menjadi pelopor global, tetapi juga bisa menginspirasi negara lain untuk mengikuti langkah serupa dalam menjaga kesejahteraan anak-anak di dunia digital.

Dengan kebijakan ini, Australia berpotensi menjadi negara pertama yang benar-benar memprioritaskan kesehatan mental anak-anak di era digital. Dunia kini menunggu apakah negara lain akan mengikuti langkah berani ini, atau justru menunggu efek dari terobosan yang satu ini. Masa depan digital anak-anak kini dipertaruhkan, dan Australia siap mengambil langkah besar untuk menjaganya.(Red)

Komentar