Medan,Sumut – Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina), Atika Azmi Utammi Nasution, berpartisipasi dalam rapat koordinasi (rakor) Brigade Pangan yang dipimpin oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Rakor yang dilaksanakan pada Selasa malam, (10/12), di Hotel Four Points by Sheraton Medan ini bertujuan untuk mempercepat pencapaian swasembada pangan, sesuai dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Rakor tersebut dihadiri oleh pejabat terkait dari TNI, pemerintah provinsi dan kabupaten di Sumatera Utara, serta para pemangku kepentingan di sektor pertanian.
Dalam kesempatan ini, Mentan Amran Sulaiman mengungkapkan target produksi padi Provinsi Sumatera Utara yang ditetapkan sebesar 700 ribu ton untuk tahun anggaran 2025.
Menurutnya, pencapaian tersebut dapat direalisasikan melalui upaya cetak sawah dan optimalisasi lahan, dengan meningkatkan frekuensi tanam dari satu kali menjadi tiga kali dalam setahun.
“Dengan semangat yang luar biasa, kita harapkan target ini tercapai. Jika ini berhasil, kami akan menambah bantuan pada 2026,” ungkap Mentan Amran.
Menurut laporan Plt. Direktur Jenderal Perkebunan Ditjenbun Kementan, Heru Tri Widiarto, Sumatera Utara mendapat alokasi target optimalisasi lahan (oplah) seluas 80.752 hektare. Pada tahun 2024, seluas 30.442 hektare akan dioptimalkan di 14 kabupaten, dan pada 2025 target oplah meningkat menjadi 50.310 hektare yang tersebar di tujuh kabupaten.
Disisi lain Wakil Bupati Atika Azmi Utammi Nasution menyampaikan, bahwa Madina berkontribusi besar dalam mendukung program swasembada pangan. Produksi padi di kabupaten tersebut meningkat signifikan, dari 16.000 ton pada tahun 2023 menjadi 94.000 ton pada tahun 2024.
Peningkatan ini mencerminkan keberhasilan Pemkab Mandailing Natal dalam mengelola dan mengoptimalkan potensi pertanian.
“Peningkatan produksi padi kami mencapai hampir enam kali lipat dalam satu tahun, dari 16.000-an ton pada 2023 menjadi 94.000-an ton pada 2024. Ini menunjukkan komitmen kami dalam meningkatkan ketahanan pangan,” kata Atika.
Atika juga menegaskan, Pemkab Mandailing Natal berencana meningkatkan produktivitas padi sebesar 7-10% pada tahun mendatang. Sebagai langkah konkret, ia meminta dukungan dalam bentuk sarana dan prasarana pertanian seperti hand tractor, combined harvester, cultivator, jut, dan jip, untuk memperlancar proses produksi dan pengolahan hasil pertanian.
Selain itu, Atika mengusulkan adanya perbaikan infrastruktur irigasi, khususnya di pertemuan dua sungai, Batang Gadis dan Batang Angkola, yang sering meluap dan menggenangi wilayah Rodang. “Kami meminta pelurusan dan pendalaman dua sungai ini untuk menghindari banjir yang dapat merusak sawah kami,” tegasnya.
Pada kesempatan terpisah, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Ali Jamil, menyampaikan bahwa Kementan menargetkan pompanisasi seluas 3.000 hektare sawah tadah hujan di Mandailing Natal sebagai bagian dari program Perluasan Areal Tanam (PAT) yang direncanakan pada 2024.
Dengan langkah-langkah yang terukur dan dukungan penuh dari pemerintah pusat, Mandailing Natal optimis dapat terus berkontribusi dalam pencapaian swasembada pangan nasional.(Red)


 
											

 
						 
						 
						 
							 
							 
							