Madina – SahataNews | Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina) Atika Azmi Utammi Nasution memberikan contoh nyata dalam mendukung program Presiden Prabowo Subianto di bidang ketahanan pangan. Ia mempersilakan masyarakat untuk menggarap tanah miliknya di Kelurahan Dalan Lidang, Kecamatan Panyabungan, tanpa dipungut biaya sewa.

Langkah ini disampaikan Atika saat menghadiri panen bawang merah di Desa Hutarimbaru, Kecamatan Panyabungan Selatan, Kamis (6/11/2025). Ia menilai pemanfaatan lahan yang tidak produktif untuk pertanian menjadi salah satu upaya menjaga ketersediaan pangan dan menguatkan ekonomi masyarakat.

“Saya ada sedikit lahan, cocok lokasinya untuk tanam bawang. Jadi silakan dipergunakan. Saya tidak menarik apapun, sewa segala macam tidak. Silakan dipakai daripada semak belukar,” ujar Atika di hadapan para petani.

Atika menambahkan, kehadiran Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) akan berdampak terhadap meningkatnya permintaan dan harga bahan pangan, termasuk bawang merah. Karena itu, ia mengimbau masyarakat agar memanfaatkan setiap jengkal tanah, termasuk pekarangan rumah, untuk menanam tanaman produktif seperti sayur dan bawang.

“Mari kita melek melihat kondisi ekonomi kita hari ini, terutama di bidang pangan. Kita punya anugerah tanah yang subur. Setidaknya untuk konsumsi rumah tangga, mari berkebun di pekarangan masing-masing,” ujarnya.

Ia juga mencontohkan dirinya yang ikut menanam jagung di lahan kosong sekitar rumah dinas Wakil Bupati. Hasilnya memang belum besar, namun cukup untuk konsumsi pribadi.

“Setidaknya lahan itu bermanfaat, ini yang kita mau juga dilakukan masyarakat,” tambahnya.

Wabup dua periode itu turut mengapresiasi para petani di Kecamatan Panyabungan Selatan yang berhasil membudidayakan bawang merah secara berkelanjutan. Ia menilai hasil panen bawang memiliki peluang pasar yang besar, terutama dengan adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan dijalankan pemerintah.

“Untuk pemasaran, ini peluang besar. SPPG pasti butuh bawang. Nanti kami coba dudukkan melalui Satgas agar produk lokal digunakan dalam program tersebut,” tegasnya.

Sementara itu, Risal, salah satu petani bawang merah di Panyabungan Selatan, mengungkapkan bahwa dalam setahun mereka bisa panen hingga empat kali, dengan masa tanam sekitar 53 hari. Produktivitasnya pun tinggi, satu pantak (sekitar 17×17 meter) bisa menghasilkan hingga 10 kali lipat dari bibit yang ditanam.

“Kalau per pantak bibitnya 25 kilo, panennya sekitar 250 kilo. Jadi satu banding sepuluh,” terang Risal.

Ia juga menyebut bibit bawang berasal dari Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, dan biasanya dibiarkan selama sebulan untuk penyesuaian sebelum ditanam.

Namun, Risal menyoroti kendala utama yang dihadapi petani saat ini adalah pemasaran. Ia berharap pemerintah daerah membuka akses dan jalur distribusi agar hasil panen lebih mudah terserap pasar. Saat ini, sekitar enam hektare lahan di kecamatan tersebut telah ditanami bawang merah.

Plt. Kepala Dinas Pertanian Madina, Taufik Zulhandra Ritonga, menyebut pihaknya baru-baru ini mulai melakukan pendampingan kepada para petani bawang. Ia berharap dengan dukungan penyuluh pertanian lapangan (PPL), hasil panen petani dapat terus meningkat. (Rizqi)