Cuaca Panas Ekstrem di Medan, Suhu Tembus 38,2 Derajat Celcius

Medan – Cuaca panas ekstrem melanda Kota Medan dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir, dengan suhu tertinggi tercatat mencapai 38,2 derajat Celcius pada Minggu (1/6) pukul 15.00 WIB. Informasi ini disampaikan langsung oleh Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan.

Dilansir dari Antara News, prakirawan BBMKG Wilayah I Medan, Tri Anggun Lestari, menjelaskan bahwa suhu tinggi ini disebabkan oleh minimnya pembentukan awan di wilayah Sumatera Utara, terutama Kota Medan.

“Untuk hari ini ya, suhu udara maksimum yang tercatat BBMKG Wilayah I Medan pada pukul 15.00 WIB sebesar 38,2 derajat Celcius,” ujar Tri Anggun Lestari di Medan, Ahad (1/6).

Dua jam sebelumnya, suhu udara juga terpantau cukup tinggi, yakni 36,8 derajat Celcius pada pukul 13.00 WIB. Selama sepekan terakhir, suhu panas di Kota Medan tercatat berkisar antara 32 hingga 37,6 derajat Celcius.

Tri Anggun menambahkan bahwa pada Rabu (28/5) lalu, suhu udara sempat menyentuh 36,9 derajat Celcius pada pukul 13.00 WIB, kemudian meningkat menjadi 37,6 derajat Celcius dua jam setelahnya.

Kondisi ini dipicu oleh langit yang cerah berawan, minim dinamika atmosfer di berbagai skala, serta tidak adanya awan konvektif yang biasanya dapat menghalangi sinar matahari langsung ke permukaan.

“Karena tidak terhalang oleh awan yang berakibat suhu udara terasa lebih panas dari biasanya,” jelas Anggun.

BBMKG juga mencatat adanya sistem antisiklonik di wilayah Sumatera bagian tengah hingga utara, seperti di Sumatera Barat dan Riau bagian utara.Sistem ini menghasilkan pola angin menyebar dari pusat tekanan tinggi, serta menciptakan pola netral di wilayah seperti Kabupaten Karo hingga Kota Medan, yang membuat pertumbuhan awan konvektif tidak maksimal.

“Pola netral ini umumnya tidak mendukung pertumbuhan awan konvektif, sehingga cuaca cenderung cerah hingga cerah berawan di Medan, Deli Serdang, wilayah barat dan dataran rendah di Sumatera Utara,” terang Anggun.

BBMKG memperkirakan, kondisi cuaca panas ini akan bertahan selama dua hingga tiga hari ke depan. Masyarakat diimbau untuk menjaga kesehatan, terutama dengan menjaga hidrasi tubuh.

“Meskipun cuaca panas di siang hari, tapi potensi hujan tetap ada. Baik lereng timur maupun pantai barat dengan intensitas ringan hingga sedang pada sore, malam dan dini hari,” tutup Anggun.(Red)

BMKG: Sejumlah Kota Besar di Indonesia Berpotensi Diguyur Hujan Lebat Disertai Kilat Hari Ini

Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan potensi hujan lebat disertai kilat di sejumlah kota besar di Indonesia pada Minggu (13/4/2025).

Prakirawan BMKG Satriana Roguna menyampaikan bahwa hujan dengan intensitas ringan hingga lebat diprediksi terjadi di berbagai wilayah, termasuk di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

“Wilayah Jawa secara umum diprakirakan mengalami hujan ringan hingga sedang, seperti di Serang, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Sementara itu, Bandung berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai kilat,” ujar Satriana dalam siaran prakiraan cuaca BMKG.

Untuk wilayah Sumatera, hujan ringan hingga sedang diprakirakan terjadi di Medan, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Jambi, dan Palembang. Sedangkan Bengkulu, Pangkal Pinang, dan Bandar Lampung diprediksi mengalami hujan lebat yang dapat disertai kilat. Cuaca berkabut diperkirakan terjadi di Banda Aceh dan Padang.

Di wilayah Nusa Tenggara dan Bali, hujan ringan hingga sedang berpotensi terjadi di Denpasar dan Mataram, sementara Kupang diprediksi mengalami hujan lebat disertai kilat.

“Di Kalimantan, hujan lebat disertai kilat berpotensi terjadi di Tanjung Selor, Samarinda, Banjarmasin, dan Palangka Raya. Pontianak diprakirakan mengalami hujan dengan intensitas sedang,” lanjut Satriana.

Untuk wilayah Sulawesi, prakiraan menunjukkan potensi hujan lebat disertai kilat di Mamuju, Gorontalo, Manado, dan Kendari. Sementara Makassar dan Palu diperkirakan mengalami hujan ringan hingga sedang.

Di kawasan Indonesia Timur, hujan ringan hingga sedang diprediksi terjadi di Ambon, Ternate, Manokwari, Sorong, Nabire, Jayapura, dan Jayawijaya. Merauke menjadi satu-satunya wilayah di Papua yang diperkirakan mengalami hujan lebat disertai kilat.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama di wilayah yang diprakirakan mengalami hujan lebat dan kilat. Masyarakat juga dapat memantau informasi cuaca terkini yang diperbarui setiap tiga jam melalui aplikasi resmi BMKG.(Red)

Sumber : Antara News Sumut

BMKG Peringatkan Cuaca Hujan dan Petir pada Hari Pahlawan, Warga Diminta Waspada

JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan cuaca untuk sejumlah wilayah Indonesia pada peringatan Hari Pahlawan, Minggu (10/11). Sebagian besar daerah di Indonesia diprediksi akan diguyur hujan ringan hingga sedang, dengan potensi petir yang perlu diwaspadai, terutama di beberapa wilayah tertentu.

Di Sumatera, BMKG memperkirakan cuaca berawan tebal akan menyelimuti Kota Banda Aceh, sementara Medan, Padang, dan Pekanbaru akan mengalami hujan ringan.

Hujan dengan intensitas sedang diperkirakan akan turun di Kota Tanjung Pinang, sementara potensi hujan disertai petir perlu diwaspadai di Pangkal Pinang.

Untuk wilayah Pulau Jawa, Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta diprakirakan akan diguyur hujan ringan, sedangkan di Serang dan Bandung diprediksi akan terjadi hujan dengan intensitas sedang.

BMKG mengimbau warga di daerah tersebut untuk tetap waspada terhadap kemungkinan cuaca yang berubah cepat.

Di Bali dan Nusa Tenggara, Kota Denpasar diperkirakan akan berawan, sementara di Kupang dan Mataram, masyarakat diminta berhati-hati terhadap potensi hujan disertai petir.

BMKG memperingatkan adanya kemungkinan kilat yang bisa menyertai hujan di kedua kota tersebut.

Bergeser ke Kalimantan, Samarinda, Palangkaraya, dan Banjarmasin akan mengalami hujan ringan.

Di Tanjung Selor, hujan sedang diperkirakan akan turun, sementara di Kota Pontianak, BMKG mengingatkan adanya potensi petir yang harus diwaspadai.

Sulawesi juga diperkirakan akan mengalami cuaca hujan pada Hari Pahlawan ini. Gorontalo, Manado, Kendari, Palu, dan Makassar diprakirakan akan diguyur hujan ringan. Di Kota Mamuju, hujan dengan intensitas sedang juga diperkirakan terjadi.

Di wilayah Maluku dan Papua, cuaca yang berawan akan menyelimuti Kota Manokwari, sementara Ternate, Sorong, dan Jayapura akan mengalami hujan ringan. Hujan dengan intensitas sedang diperkirakan turun di Ambon dan Jayawijaya, sementara Nabire perlu waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat terjadi.

BMKG juga memperkirakan suhu udara di seluruh wilayah Indonesia akan berkisar antara 16 hingga 35 derajat Celsius, dengan kelembapan udara mencapai 40 hingga 100 persen.

Mengingat potensi cuaca yang berubah-ubah, masyarakat diminta untuk tetap berhati-hati dan mengikuti perkembangan informasi cuaca dari BMKG, terutama bagi mereka yang merencanakan kegiatan luar ruangan pada Hari Pahlawan.

Peringatan cuaca ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan di tengah peringatan Hari Pahlawan, sekaligus menunjukkan peran BMKG dalam memberikan informasi cuaca yang akurat dan tepat waktu kepada masyarakat.(Red)

Sumber : Antara

Waspada Ancaman Lahar Dingin, BMKG Minangkabau Intensifkan Pemantauan Gunung Marapi

Minangkabau,Sumbar – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat, terus memantau perkembangan awan konvektif di sekitar Gunung Marapi, Kabupaten Agam dan Tanah Datar, yang berpotensi memicu hujan lebat.

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, menjelaskan bahwa hujan yang diakibatkan oleh awan-awan konvektif ini perlu diwaspadai karena dapat meningkatkan risiko bencana.

“Pemantauan terhadap pertumbuhan awan-awan konvektif ini sangat penting untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat kepada masyarakat dan pihak terkait agar dapat mengambil langkah antisipasi yang tepat,” ujar Deddy di Padang, Sabtu (9/11).

BMKG memproyeksikan bahwa hingga Desember 2024, Provinsi Sumatera Barat berpotensi diguyur hujan dengan intensitas tinggi, bahkan ekstrem.

Hal ini meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi, seperti banjir lahar dingin, yang pernah terjadi pada 11 Mei 2024 dan menelan banyak korban jiwa.

“Ketika hujan deras terjadi, tumpukan material vulkanik di puncak Gunung Marapi bisa memicu bencana lahar dingin yang berbahaya,” tambah Deddy.

Untuk meminimalisir dampak potensi bencana, BMKG Minangkabau telah memasang sistem peringatan dini (EWS) yang dapat mengukur intensitas curah hujan. “Dengan alat ini, kami dapat segera memberi peringatan kepada masyarakat jika ada potensi hujan ekstrem yang bisa menyebabkan bencana,” jelas Deddy.

Sementara itu, setelah status aktivitas Gunung Marapi dinaikkan dari level II (waspada) menjadi level III (siaga), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) mengingatkan masyarakat yang tinggal di sekitar lembah, aliran sungai, dan bantaran yang berhulu di puncak Gunung Marapi untuk selalu waspada terhadap ancaman lahar hujan, terutama pada musim hujan.(R12QI)

SUMBER : ANTARA NEWS

BMKG Minangkabau Usulkan Lidar untuk Pemantauan Akurat Abu Vulkanik

Minangkabau,Sumbar– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat, mengajukan permintaan mendesak untuk pengadaan alat canggih Light Detection and Ranging (Lidar) guna meningkatkan akurasi pemantauan abu vulkanik yang sering mengancam keselamatan penerbangan di sekitar Bandara Internasional Minangkabau (BIM).

Kepala BMKG Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, menegaskan bahwa Lidar bisa memberikan solusi yang lebih efektif dalam mendeteksi partikel abu yang berbahaya bagi penerbangan.

“Lidar memiliki kemampuan untuk mendeteksi partikel abu vulkanik secara detail dan akurat. Ini adalah alat yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi tantangan pemantauan yang ada selama ini,” ungkap Desindra pada Sabtu (9/11).

Permintaan untuk Lidar semakin mendesak setelah Gunung Marapi yang terletak tidak jauh dari BIM menaikkan statusnya menjadi siaga sejak 3 Desember 2023. Aktivitas vulkanik yang terus meningkat berpotensi menyebabkan lebih banyak abu vulkanik yang berbahaya, seperti yang sudah terjadi lima kali penutupan BIM akibat sebaran abu.

Penutupan bandara ini bukan hanya berdampak pada operasional bandara, tetapi juga pada keselamatan penerbangan.

Saat ini, BMKG bersama Kantor Otoritas Bandar Udara dan Angkasa Pura II Cabang BIM mengandalkan citra satelit Himawari 9 dan paper test untuk memantau abu vulkanik. Namun, kedua metode ini sering kali tidak efektif saat cuaca mendung atau ketika awan menghalangi pandangan satelit.

Di sinilah Lidar akan sangat berperan, menawarkan pemantauan yang lebih akurat bahkan dalam kondisi cuaca buruk sekalipun.

Dampak abu vulkanik terhadap bandara sangat serius. Selain menyumbat sensor pemantau kecepatan udara yang penting untuk keamanan penerbangan, abu vulkanik juga bisa menyebabkan landasan pacu menjadi licin, meningkatkan risiko kecelakaan saat pesawat lepas landas dan mendarat.

Yang lebih parah lagi, abu yang masuk ke dalam mesin pesawat dapat merusak komponen penting, seperti turbine compressor, yang berisiko mengurangi efisiensi dan memperbesar potensi kerusakan mesin.

BMKG menegaskan bahwa pengadaan Lidar adalah langkah strategis untuk menjaga keamanan penerbangan dan kelancaran operasional bandara, terutama di tengah ancaman erupsi vulkanik yang semakin intens.

Dengan pemantauan yang lebih akurat dan real-time, Lidar akan membantu memastikan Bandara Internasional Minangkabau tetap beroperasi dengan aman, meski di tengah ancaman abu vulkanik yang terus meningkat.(R12QI)

SUMBER : ANTARA NEWS

BMKG Ingatkan Warga Manggarai Barat Waspadai Cuaca Ekstrem di Masa Pancaroba

Labuan Bajo (SAHATA) – Memasuki masa pancaroba, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan tegas bagi warga Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk waspada menghadapi cuaca ekstrem yang dapat mengancam keselamatan. Potensi hujan petir, angin kencang, hingga puting beliung kini meningkat, menyusul peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

“Masa pancaroba yang sedang berlangsung ini membawa perubahan cuaca signifikan. Pagi yang cerah dapat berubah menjadi hujan deras dan petir di siang hingga sore hari, bahkan disertai angin kencang yang bisa merusak,” ujar Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Patricia Christin Seran, dalam keterangannya di Labuan Bajo, Selasa.

BMKG memperingatkan bahwa wilayah timur Manggarai Barat yang berbatasan dengan Kabupaten Manggarai sudah mulai merasakan awal musim hujan, sehingga masyarakat dan pemerintah daerah diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana, seperti banjir dan angin kencang. “Cuaca ekstrem di masa pancaroba bisa sangat berbahaya, termasuk ancaman puting beliung yang kerap muncul tiba-tiba dan bersifat merusak,” tegas Christin.

Untuk mengantisipasi dampak yang lebih besar, BMKG menyarankan warga menjaga kebersihan saluran drainase guna mengurangi risiko banjir, memangkas pohon yang rawan tumbang, dan memastikan bangunan di sekitar mereka kokoh serta sesuai standar keselamatan. “Langkah preventif ini sangat penting untuk menghadapi perubahan cuaca yang bisa terjadi seketika,” tambahnya.

Pihak BMKG juga mengimbau masyarakat untuk selalu memantau perkembangan prakiraan cuaca melalui kanal resmi BMKG agar dapat segera mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan. “Dengan kesiapsiagaan dini dan informasi yang tepat, kita dapat mengurangi risiko dan dampak dari cuaca ekstrem di Manggarai Barat selama masa pancaroba ini,” pungkas Christin.(Red)

SUMBER : ANTARANES.COM

Awas! 28 Titik Panas Terdeteksi di Sumatera Utara, Cuaca Ekstrem Mengintai!

SUMUT – SAHATA | Sumatera Utara kini berada dalam perhatian khusus! Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan baru saja mengungkapkan bahwa 28 titik panas atau hotspot telah terdeteksi di sejumlah lokasi, menandakan potensi bahaya yang harus diwaspadai.

Dalam laporan terbaru, Prakirawan BBMKG, Fauziah Fitri Damanik, menjelaskan bahwa titik-titik panas ini teridentifikasi melalui teknologi canggih dari satelit Tera, Aqua, SNPP, dan NOAA20.

Sejumlah lokasi yang menjadi sorotan antara lain satu titik di Kecamatan Sungai Kanan, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, delapan titik di Kecamatan Batang Onan, serta satu titik di Kecamatan Padang Bolak Julu, Kabupaten Padang Lawas Utara.

Jumlah ini semakin bertambah dengan kehadiran sembilan titik di Kecamatan Huristik dan beberapa titik lainnya yang tersebar di daerah sekitarnya.

Namun, bukan hanya titik panas yang perlu diwaspadai. Cuaca di Sumatera Utara dalam beberapa hari ke depan juga diprediksi akan cukup ekstrem. Pada Selasa (29/10) pagi, langit akan tampak cerah berawan.

Tetapi, jangan terkecoh! Siang dan sore harinya, hujan ringan hingga lebat diperkirakan akan mengguyur hampir seluruh wilayah, terutama di Deli Serdang, Binjai, Medan, dan Serdang Bedagai.

Malam hari, potensi hujan lebat akan menghampiri Labuhanbatu Selatan, sementara dini hari akan ada kemungkinan hujan ringan di beberapa lokasi lainnya.

Suhu udara diperkirakan berkisar antara 14 hingga 34 derajat Celsius, dengan kelembaban mencapai 69-98 persen, serta angin berhembus dari tenggara-barat daya dengan kecepatan 3-6 km/jam.

BBMKG mengimbau kepada seluruh warga untuk tetap waspada terhadap potensi hujan deras yang dapat disertai petir dan angin kencang.

Khususnya di daerah lereng timur, pegunungan, dan pantai timur Sumatera Utara, risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor patut diantisipasi. Mari kita tetap sigap dan menjaga keselamatan di tengah perubahan cuaca yang tidak menentu ini! (RED)

SUMBER : ANTARA

Waspada Suhu Panas Ekstrem: BMKG Ingatkan Masyarakat untuk Siaga

JAKARTA – SAHATA | Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan kepada masyarakat di sejumlah daerah untuk mewaspadai dampak suhu panas ekstrem yang mencapai angka mencengangkan, yakni 37 hingga 38,4 derajat Celsius.

Hasil analisa BMKG yang dirilis pada Senin siang menunjukkan bahwa wilayah Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mencatat suhu terpanas di Indonesia, mencapai 38,4 derajat Celsius.

Sementara itu, daerah lain seperti Majalengka di Jawa Barat, Semarang di Jawa Tengah, dan Bima di Nusa Tenggara Barat, mengalami suhu di kisaran 37,0 hingga 37,8 derajat Celsius selama 24 jam terakhir.

Tidak hanya itu, kota-kota seperti Lampung, Bulungan di Kalimantan Utara, Sikka di Nusa Tenggara Timur, dan sejumlah wilayah di Pulau Sumatera, juga terpapar suhu maksimum antara 35,4 hingga 36,4 derajat Celsius.

Bahkan, sebagian besar wilayah Jakarta, Banten, dan beberapa daerah di Kalimantan, Sulawesi, serta pulau-pulau lain di Indonesia, mengalami suhu lebih dari 34,6 derajat Celsius.

Fenomena suhu tinggi ini diakibatkan oleh minimnya tutupan awan dan posisi matahari yang berada tepat di atas khatulistiwa. Namun, BMKG menegaskan bahwa kondisi ini masih dalam kategori normal dan tidak akan memengaruhi perubahan musim di Indonesia.

Untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh suhu panas tersebut, BMKG mengimbau masyarakat agar memperhatikan beberapa langkah pencegahan.

Di antaranya, penting untuk mengonsumsi air yang cukup dan teratur untuk mencegah dehidrasi, terutama saat beraktivitas di luar ruangan.

Selain itu, masyarakat disarankan menggunakan pelindung seperti topi atau payung, kacamata hitam, dan tabir surya untuk melindungi diri dari paparan sinar UV yang berbahaya.

BMKG juga menekankan agar masyarakat tidak melakukan pembakaran di lahan kosong, kawasan hutan, atau tempat pembuangan sampah. Pemerintah daerah diminta untuk melaksanakan penyiraman tanah untuk mengurangi potensi kebakaran akibat teriknya matahari.

Masyarakat dapat terus mengikuti perkembangan informasi suhu panas dengan mengakses aplikasi daring infoBMKG, media sosial, atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat. Kesadaran dan tindakan preventif dapat membantu menjaga kesehatan dan keselamatan di tengah gelombang panas ini.(Red)

Sumber : Antara

Waspada Banjir Rob! Fenomena Langka Hunter’s Moon Hiasi Langit NTB Malam Ini

MATARAM – SAHATA | Fenomena langit menakjubkan Hunter’s Moon akan menghiasi langit Nusa Tenggara Barat (NTB) malam ini, namun di balik keindahannya, masyarakat pesisir diimbau untuk waspada terhadap potensi banjir rob.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa bulan purnama ini dapat memicu kenaikan air laut dan mengancam wilayah pesisir NTB.

Prakirawan BMKG NTB, Bastian Andriano, menjelaskan bahwa fenomena ini meningkatkan ketinggian pasang air laut akibat pengaruh gravitasi bulan yang berada pada titik terdekatnya dengan Bumi. “Purnama kali ini bisa meningkatkan ketinggian pasang maksimum, sehingga potensi banjir rob di pesisir harus diwaspadai,” kata Bastian pada Kamis di Mataram.

BMKG juga melaporkan bahwa tinggi gelombang laut di perairan NTB, terutama di Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, dan Samudera Hindia, diperkirakan mencapai dua meter atau lebih. Kondisi ini menambah risiko banjir rob di beberapa titik pesisir.

Fenomena Hunter’s Moon, yang juga dikenal sebagai Supermoon, menawarkan pemandangan luar biasa karena bulan terlihat 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dibandingkan purnama biasanya. Ini merupakan bulan purnama pertama di musim gugur, yang secara tradisional disebut “bulan berburu.”

Namun, selain peringatan banjir, BMKG juga menyebutkan bahwa cuaca di beberapa lokasi wisata favorit di NTB, seperti Gili Trawangan di Lombok Utara dan Pantai Lawata di Bima, diperkirakan cerah malam ini. Tempat-tempat ini menjadi spot sempurna untuk menyaksikan fenomena alam yang spektakuler.

Sementara pesisir diimbau tetap waspada terhadap ancaman banjir rob, fenomena langka ini bisa dinikmati dengan penuh kehati-hatian.

Jangan lewatkan kesempatan untuk melihat Hunter’s Moon, tetapi tetap utamakan keselamatan, terutama bagi masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di sekitar pesisir.(RED)

(SUMBER : ANTARA )

Warga Pantai Muaro Batang Kapas Bangun Barikade Pasir Hadapi Amukan Gelombang Raksasa

Pesisir Selatan –  SAHATA | Terjangan gelombang laut setinggi monster menghantam Pantai Muaro Batang Kapas, Desa IV Koto Hilir, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, memaksa warga melakukan aksi heroik dengan membentengi rumah mereka menggunakan karung-karung pasir. Hempasan gelombang dahsyat yang datang bertubi-tubi pada Rabu (16/10) membuat penduduk panik, namun berusaha tetap tenang dengan gotong-royong melawan ancaman alam.

Gelombang setinggi ini tak datang tanpa peringatan. BPBD Pesisir Selatan mengonfirmasi bahwa ombak menghantam dua kali, saat pagi dan sore, bertepatan dengan air laut yang sedang pasang. Akibatnya, dua rumah rusak parah dan beberapa gudang penyimpanan hasil tangkapan nelayan terendam air laut. Meskipun kerusakan fisik terlihat nyata, untungnya tidak ada korban jiwa, dan warga tidak perlu diungsikan. Namun, ancaman gelombang belum usai.

“Kami perkirakan gelombang besar ini akan berlanjut hingga dua hari ke depan,” ujar seorang pejabat BPBD. Pihaknya juga telah mengeluarkan peringatan kepada warga untuk tetap siaga, sementara para nelayan diminta untuk sementara waktu tidak melaut demi keselamatan.

Menurut BMKG, penyebab utama dari keganasan gelombang ini adalah fenomena alam langka, Hunter Moon, yang membuat bulan tampak lebih besar dan lebih terang dari biasanya. Purnama yang terjadi pada Oktober ini berada pada posisi terdekat dengan Bumi, yang memicu naiknya pasang air laut secara signifikan. “Fenomena ini jarang terjadi dan dampaknya bisa sangat besar, khususnya pada wilayah pesisir,” ungkap Syrojudin, Ketua Tim Geofisika Potensial BMKG.

BACA JUGA :

BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi Hingga 4 Meter, Pelaku Pelayaran Diimbau Waspada

Tidak hanya itu, BMKG juga mencatat adanya konvergensi angin di perairan barat Sumatera yang memperburuk situasi. Angin kencang dengan kecepatan hingga 46 km/jam memperkuat gelombang laut, menciptakan kondisi cuaca yang tak bersahabat. Kombinasi angin dan bulan yang mendekati Bumi menjadi pemicu sempurna gelombang ganas ini.

Di tengah kepungan air laut, seorang warga yang rumahnya berada tepat di tepi pantai, menceritakan pengalamannya. “Air laut terus menghantam, suaranya menggelegar. Kami tidak punya pilihan selain memasang karung pasir dan berharap bisa menahan amukan gelombang. Ini gelombang terbesar yang pernah saya lihat,” ungkapnya dengan nada cemas.

Dengan ancaman gelombang besar yang diprediksi masih akan berlangsung, warga Pantai Muaro Batang Kapas hanya bisa berharap benteng pasir yang mereka bangun dapat menyelamatkan rumah dan kehidupan mereka dari terjangan alam yang tak terduga ini.(RED)

SUMBER : ANTARA