Longsor di Kotanopan Lumpuhkan Jalur Medan-Padang, Warga Berjuang Bersihkan Material

Madina – Akses Jalan Lintas Medan-Padang di antara Desa Botung dan Desa Tobang, Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), lumpuh total akibat longsor pada Kamis (13/3) sekitar pukul 22.00 WIB. Material longsor yang menutup badan jalan menyebabkan antrean kendaraan mengular hingga 1,5 kilometer di kedua arah.

Camat Kotanopan, Muslih Lubis, mengatakan warga sekitar langsung turun tangan membersihkan material longsor dengan alat seadanya. Berkat kerja keras mereka, sekitar pukul 22.45 WIB, jalur sudah bisa dilalui dengan sistem buka tutup.

“Kendaraan sudah bisa melintas, tetapi arus lalu lintas masih tersendat karena sisa material longsor belum sepenuhnya dibersihkan,” ujar Muslih Lubis saat dikonfirmasi pada Kamis (13/3).

Meski kondisi jalan berangsur normal, ia menekankan bahwa alat berat masih diperlukan untuk memastikan jalur benar-benar aman bagi pengguna jalan.

“Kami mengimbau pengendara agar lebih waspada, terutama saat melintasi kawasan rawan longsor seperti ini. Jika hujan deras turun, sebaiknya tunda perjalanan demi keselamatan,” pesannya.

Hingga berita ini diterbitkan, Masyarakat bersama pihak terkait masih mengharapkan alat berat untuk mempercepat pembersihan material longsor agar arus lalu lintas kembali lancar.(Red)

Jalan Provinsi ke Ulu Pungkut Terancam Putus, Warga Desak Pemprovsu Bertindak Cepat

Madina – Akses utama menuju Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), terancam putus akibat abrasi yang terus menggerus badan jalan. Warga pun mendesak Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) melalui Dinas PU-PR untuk segera turun tangan sebelum jalan benar-benar tidak bisa dilewati.

Sahran, warga Ulu Pungkut, mengungkapkan bahwa beberapa titik jalan mengalami abrasi parah, terutama sebelum Desa Tolang. Hujan deras yang terus mengguyur membuat sungai Batang Pungkut meluap dan menghantam pinggiran jalan, mengakibatkan longsor di beberapa lokasi.

“Kalau dibiarkan, jalan ini bisa amblas total. Padahal, ini satu-satunya akses ke desa-desa di Ulu Pungkut. Kami sangat khawatir,” ujarnya, Kamis (13/03) di Hutanagodang.

Warga berharap pemerintah segera melakukan tindakan darurat, seperti menimbun material bebatuan untuk mencegah abrasi semakin meluas. Selain itu, mereka juga mendesak adanya solusi permanen, seperti pembangunan bronjong atau dek penahan arus sungai agar jalan tetap aman dilalui.

“Kami tidak ingin hanya diberi janji. Tindakan nyata harus segera dilakukan sebelum korban berjatuhan,” tambahnya.

Namun, harapan warga seolah bertepuk sebelah tangan. Plt. Kepala UPTD PU-PR Kotanopan, Rahmadsyah, mengungkapkan bahwa hingga tahun 2025, tidak ada anggaran yang dialokasikan untuk perbaikan jalan di jalur tersebut.

“Apalagi dengan adanya efisiensi anggaran, semakin kecil kemungkinan perbaikan bisa terealisasi,” ujarnya.

Di tengah ketidakpastian ini, warga dan pengguna jalan diimbau untuk ekstra hati-hati, terutama saat musim hujan.

Selain abrasi, kawasan ini juga rawan longsor yang sewaktu-waktu bisa mengancam keselamatan pengendara.(Red)

Nih…!!!  Penyebab Puluhan Narapidana Kabur dari Lapas Kelas II B Kutacane

KUTACANE – Sebanyak 52 narapidana berhasil melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Kutacane, Aceh Tenggara, pada Senin (10/3).Penyebabnya Diduga dipicu oleh ketidakpuasan para narapidana terhadap kualitas dan jumlah makanan yang mereka terima.

Dilansir dari Media Online Lintas Gayo.co, Bupati Aceh Tenggara, M. Salim Fakhry, mengungkapkan bahwa keluhan utama para narapidana berkaitan dengan anggaran makan yang terbatas.

“Anggaran makan di Lapas Kelas II B Kutacane hanya Rp20 ribu per hari,” ujar Fakhry saat memberikan keterangan kepada wartawan usai menemui narapidana yang masih berada di dalam lapas.

Selain itu, kondisi lapas yang mengalami overkapasitas juga, disebut turut memperburuk situasi. Menurut Fakhry, pihak Lapas Kelas II B Kutacane telah memberikan penjelasan kepada narapidana terkait keluhan mereka.

Fakhry juga mengimbau para narapidana yang melarikan diri agar segera menyerahkan diri. “Kami berharap mereka segera kembali dan tidak memperburuk keadaan,” tambahnya.

Sementara itu, pihak kepolisian telah meminta bantuan pasukan Brimob dari Gayo Lues untuk membantu pencarian. “InsyaAllah Brimob dari Gayo Lues besok sudah sampai di Kutacane,” kata Fakhry.

Hingga saat ini, pihak Lapas Kelas II B Kutacane belum memberikan keterangan resmi terkait peristiwa kaburnya puluhan narapidana tersebut. Pencarian masih terus dilakukan oleh aparat keamanan.(Red)

Viral…!!! Puluhan Tahanan Kabur dari Lapas Kutacane, Warga Heboh dan Jalan Nasional Macet

Aceh Tenggara – Kehebohan terjadi di Kutacane, Aceh Tenggara, pada Senin (10/3) menjelang waktu berbuka puasa. Dimana saat Puluhan tahanan dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Kutacane mendadak kabur, sehingga membuat warga panik dan arus lalu lintas di jalan lintas nasional Kutacane-Medan macet total.

Insiden ini pun terekam dalam video yang viral di berbagai media sosial. Dalam rekaman berdurasi satu menit itu, terdengar suara warga berteriak, “Tahanan lapas lari semua! Tahanan lapas lari semua!” Sementara itu, sejumlah tahanan tampak melompati gerbang lapas dan berlari ke jalan raya, menghilang di tengah keramaian.

Menurut pengakuan Seorang pedagang takjil di depan lapas, Rahma, mengaku terkejut melihat kejadian tersebut. “Tiba-tiba ada tahanan melompat ke jalan, lalu yang lain menyusul. Saya langsung menyingkir karena takut,” ujarnya.

Upaya menghalangi para tahanan pun dilakukan oleh beberapa warga yang berada di lokasi. Namun, jumlah tahanan yang kabur terlalu banyak. Bahkan, beberapa tahanan mencoba meloloskan diri lewat atap lapas, hingga warga yang panik melempari mereka dengan batu.

Situasi semakin tegang ketika aparat kepolisian dan personel TNI diterjunkan untuk menangani kejadian ini. Hingga pukul 19.00 WIB, sepuluh tahanan berhasil ditangkap kembali, sementara sisanya masih dalam pencarian.

Dilansir dari Medina Online AJNN.Net,Bupati Aceh Tenggara, Salim Fakhry, turun langsung ke lokasi untuk memastikan situasi tetap terkendali. Sementara itu, dua tahanan lainnya yang masih berada di dalam lapas dibawa ke Polres Aceh Tenggara untuk diperiksa lebih lanjut.

Hingga berita ini diturunkan, pihak lapas dan kepolisian terus melakukan penyisiran untuk memburu para tahanan yang masih melarikan diri. Pengamanan di sekitar lapas kini diperketat untuk mengantisipasi insiden serupa di masa mendatang.

SUMBER : AJNN.Net

Teror Buaya di Sungai Batang Batahan, Warga Cemas dan Minta BKSDA Bertindak

Madina – Warga Kecamatan Batahan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), dibuat resah oleh kemunculan seekor buaya besar di Sungai Batang Batahan, Desa Pasar Batahan. Reptil buas ini semakin agresif dan mulai memangsa hewan ternak, memicu ketakutan di kalangan masyarakat.

“Kami meminta pihak BKSDA Madina segera turun tangan untuk mengevakuasi atau mentranslokasi buaya ini sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan,” kata Juliardi, warga setempat, Minggu (9/3).

Keresahan warga semakin meningkat setelah insiden pada Jumat (7/3), ketika buaya tersebut nyaris memangsa seekor kambing di tepi sungai. Beruntung, kambing itu selamat. Namun, keesokan harinya, Sabtu (8/3/2025), buaya itu kembali muncul dan berhasil menerkam seekor anak kucing.

Menurut warga, buaya ini sebelumnya hanya terlihat di sekitar sungai tanpa menunjukkan tanda-tanda agresivitas. Namun, dalam beberapa hari terakhir, perilakunya berubah menjadi ganas dan mulai aktif berburu mangsa di sekitar pemukiman.

“Kami khawatir, kalau dibiarkan, bukan hanya ternak yang jadi korban, tetapi juga manusia,” ujar Juliardi.

Masyarakat berharap BKSDA Madina segera mengambil tindakan sebelum terjadi insiden yang lebih buruk.(Red)

Bikin Geger! Ayah Korban Banjir di Sukabumi Sebar Informasi Hoaks soal Istri dan Anaknya

Sukabumi – Masyarakat Kampung Gumelar, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, dibuat geram oleh tindakan Aang, seorang pria yang kehilangan istri dan anaknya akibat banjir bandang Sungai Cipalabuhan.

Alih-alih membantu pencarian, Aang justru menyebarkan informasi keliru bahwa keduanya selamat, padahal jasad mereka ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Dilansir dari detikJabar, sebuah video berdurasi 34 detik yang beredar luas di media sosial dan aplikasi perpesanan memperlihatkan Aang dengan santai menyatakan bahwa istrinya, Santi, serta anaknya, Nurul (3), tidak terbawa arus banjir, melainkan berada di wilayah Cikakak, Desa Margalaksana.

“Saya Haji Aang, suami Neng Santi yang di Kampung Gumelar, yang dinyatakan kata orang-orang istri dan anak saya terbawa arus. Padahal, istri dan anak saya ada di wilayah Cikakak, Desa Margalaksana, Kampung Ciganas. Alhamdulillah selamat. Apa yang diinfokan itu tidak sesuai,” ujar Aang dalam video tersebut, seperti dikutip dari detikJabar, Sabtu (8/3).

Namun, klaim tersebut terbantahkan setelah tim SAR menemukan jasad Santi dan Nurul tertimbun di antara puing bangunan dan tumpukan sampah di sekitar kontrakan mereka. Fakta ini semakin memperkuat kekecewaan warga terhadap Aang, yang dinilai tidak peduli terhadap nasib keluarganya.

Tim SAR dan Warga Kecewa

Ketua RW 22 Kampung Gumelar, Reza, mengungkapkan bahwa Aang tidak menunjukkan usaha sedikit pun dalam mencari keluarganya. Saat tim SAR dan warga berjibaku melakukan pencarian, Aang malah tetap berjualan di pasar seperti biasa.

“Saya semalam langsung ke pasar, saya tanyakan soal istrinya di mana. Dia bilang sudah pulang ke Cikakak. Berkali-kali ditanya, jawabannya tetap sama. Padahal warga dan tim SAR sudah mati-matian mencari,” kata Reza, seperti dilaporkan detikJabar.

Karena meyakini ucapan Aang, tim SAR dan warga bahkan sempat mengecek ke Cikakak, namun hasilnya nihil. Setelah jasad istri dan anaknya ditemukan di lokasi kejadian, barulah Aang menyadari bahwa mereka benar-benar menjadi korban.

Namun, hal itu tidak mengurangi amarah warga yang merasa pencarian bisa lebih cepat jika sejak awal Aang tidak menyebarkan informasi keliru.

“Saya mau pulang ke atas (kampung halaman), HP saya mati, HP nggak dibawa, pas ke pasar juga nggak dibawa,” kilah Aang.

Tetangga dan pemilik kontrakan membenarkan bahwa korban masih berada di rumah saat banjir bandang datang. Bahkan, sebelum banjir membesar, mereka sempat dibujuk agar mau dievakuasi, tetapi memilih bertahan di dalam rumah.

Kini, warga hanya bisa menyayangkan sikap Aang yang dianggap tidak menunjukkan kepedulian terhadap keluarganya sendiri, sekaligus telah menghambat proses pencarian korban.(Red)

Luar Biasa ! Air Terjun Tiba – tiba Muncul di Gunung Agung Bali

Karangasem, Bali – Gunung Agung, dengan segala keanggunannya, kembali menyajikan pemandangan yang luar biasa! Bayangkan air terjun yang tiba-tiba muncul di lereng gunung, menciptakan aliran air yang deras sehingga membelah tebing-tebing curam.

Namun, di balik keindahannya yang menakjubkan, ada bahaya yang siap mengintai!

Fenomena air terjun dadakan ini dipicu oleh hujan ekstrem yang mengguyur kawasan Karangasem beberapa hari terakhir.

Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengungkapkan bahwa fenomena tersebut akbiat curah hujan yang sangat tinggi dan telah menciptakan debit air yang luar biasa besar di Gunung Agung. “Dari kejauhan, aliran air yang deras ini terlihat seperti air terjun yang tiba-tiba muncul,” jelas Made Dwi Wiratmaja, Koordinator Analisa dan Prakiraan Stasiun Klimatologi Bali, Senin (9/12).

Hujan yang mengguyur Karangasem dengan intensitas luar biasa telah memicu tanah di sekitar Gunung Agung menjadi jenuh. Akibatnya, air hujan yang terus-menerus turun tak lagi bisa diserap, lalu mengalir deras membentuk air terjun dadakan.

Curah hujan yang tercatat di berbagai titik di Karangasem bahkan mencapai lebih dari 150 milimeter per hari! Kondisi ini menciptakan pemandangan yang belum pernah dilihat sebelumnya.

Namun, jangan tergoda oleh pemandangan yang mengagumkan ini! Bagi para pendaki, fenomena ini membawa risiko besar. Wayan Widi Yasa, pemandu pendakian yang sudah berpengalaman, mengatakan bahwa meskipun air terjun dadakan itu menawan, jalur pendakian kini menjadi sangat berbahaya. “Jalur pendakian jadi licin banget, tanahnya labil, dan jarak pandang juga terganggu. Kami bahkan terpaksa membatalkan pendakian untuk beberapa grup turis, termasuk dari Portugal, demi keselamatan,” ujar Widi.

Air terjun dadakan ini muncul di beberapa titik, termasuk di ketinggian 2.100 MDPL di jalur pendakian Pasar Agung, mengalir melalui jalur lahar yang selama musim kemarau mengering. Namun, bagi para pendaki yang nekat, jalur ini sekarang bisa menjadi jebakan mematikan. Tanah yang basah dan licin sangat berbahaya bagi mereka yang kurang hati-hati.

“Bagi siapa pun yang ingin merasakan sensasi melihat air terjun dadakan ini, pastikan untuk selalu berkoordinasi dengan pemandu lokal yang berpengalaman di setiap pos pendakian. Jangan coba-coba tanpa persiapan yang matang!” imbau Widi.

Jadi, apakah Anda siap untuk petualangan ekstrem ini? Keindahan alam yang luar biasa menanti di Gunung Agung, tetapi ingatlah selalu untuk mengutamakan keselamatan. Siapkan diri Anda, ikuti arahan pemandu lokal, dan nikmati keajaiban alam dengan penuh kewaspadaan!(Red)

SUMBER : ANTARA

Nelayan Dedi Saputra Ditemukan Meninggal di Perairan Desa Bugis

Sumbawa,NTB – Seorang nelayan asal Desa Bugis, Pulau Medang, Kecamatan Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa, Dedi Saputra (23), ditemukan meninggal dunia setelah dilaporkan hilang saat mencari ikan di laut pada Minggu malam (17/11). Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi jenazah korban pada Senin pagi (18/11), setelah pencarian intensif yang dilakukan di perairan Desa Bugis.

Kepala Kantor SAR Mataram, Lalu Wahyu Efendi, mengonfirmasi bahwa Dedi yang berangkat memancing bersama rekannya pada Minggu sore sekitar pukul 17.00 WITA menggunakan perahu terpisah, ditemukan dalam keadaan mengapung. Perahu milik korban sebelumnya ditemukan tanpa awak di sekitar perairan yang sama pada Senin (18/11) dini hari.

“Korban telah dievakuasi dan diserahkan kepada pihak keluarga di Dusun Layang Bahari, Kelurahan Bajo Medang, untuk dimakamkan,” kata Lalu Wahyu.

Sebelum kejadian, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini mengenai gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di perairan selatan Nusa Tenggara Barat (NTB). Gelombang laut yang diperkirakan mencapai ketinggian lebih dari dua meter dapat berbahaya bagi nelayan dan masyarakat yang beraktivitas di pesisir.

Kepala Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok, Satria Topan Primadi, mengatakan gelombang laut dapat mencapai 2 meter lebih tinggi di Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan, dan Samudera Hindia selatan NTB.

“Warga di wilayah pesisir dan nelayan diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama terhadap gelombang tinggi dan banjir rob yang dapat terjadi pada 15-19 November 2024,” ujar Satria.

BMKG juga mengingatkan potensi banjir rob di pesisir Pulau Lombok, dengan gelombang berkisar antara 0,5 hingga 2 meter, serta pasang maksimum lebih dari 1,8 meter yang terjadi antara pukul 04:00 hingga 09:00 WITA.

Dalam menghadapi cuaca ekstrem, BMKG meminta masyarakat yang beraktivitas di sekitar pesisir dan bantaran sungai untuk selalu waspada terhadap dampak pasang air laut. Ini menjadi peringatan penting agar kejadian serupa tidak terulang, mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu.

Kepergian Dedi menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan saat melaut di tengah cuaca ekstrem dan gelombang tinggi.(Red)

Sumber : AntaraNews

Viral “Awan Jatuh” di Murung Raya, BMKG Pastikan Bukan Fenomena Alam Biasa

Murung Raya, Kalteng – Sebuah video amatir yang merekam benda putih menyerupai awan mengambang di kawasan Muara Tuhup, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, menjadi viral di media sosial sejak Jumat (15/11) petang. Namun, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa fenomena tersebut bukanlah awan jatuh, melainkan gumpalan uap yang kemungkinan besar terkait aktivitas tambang di wilayah tersebut.

“Fenomena ini kemungkinan besar bukan awan alami, melainkan kondensasi uap air atau gas akibat aktivitas manusia,” ujar Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, dalam pernyataannya di Jakarta, Sabtu (16/11).

Andri menjelaskan bahwa awan tidak bisa jatuh dalam bentuk padat karena partikel penyusunnya sangat ringan dan tersebar dengan kerapatan rendah.

Awan terdiri dari tetesan air atau kristal es kecil yang melayang di atmosfer dengan bantuan arus udara. Partikel ini biasanya menguap sebelum menyentuh tanah, terutama jika lingkungan berubah.

Fenomena yang terekam dalam video viral itu diduga berasal dari pelepasan gas bertekanan tinggi akibat aktivitas pertambangan. Suhu rendah dan kelembapan tinggi di lokasi tersebut mendukung pembentukan gumpalan uap yang tampak seperti awan turun ke tanah.

“Gas atau uap ini lebih padat dibandingkan awan alami, sehingga terlihat seperti bisa disentuh. Namun, ini hanyalah efek visual sementara,” jelas Andri.

BMKG menegaskan bahwa fenomena ini tidak berbahaya dan masyarakat di sekitar lokasi tidak perlu khawatir. Kejadian tersebut bukan pertanda adanya gangguan alam, melainkan efek teknis dari aktivitas manusia.

Kejadian ini mengingatkan masyarakat untuk lebih memahami fenomena alam dan membedakan antara peristiwa alamiah dengan fenomena yang terjadi akibat intervensi manusia.(Red)

Sumber : Antara News.

Hari Kedelapan Erupsi Gunung Lewotobi, Tim SAR Intensifkan Evakuasi Ribuan Warga Terdampak

Flores,NTT – Memasuki hari kedelapan operasi, tim pencarian dan penyelamatan (SAR) gabungan terus mempercepat evakuasi warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kepala Kantor Basarnas Maumere, Supriyanto Ridwan, melaporkan bahwa hingga Senin siang, sebanyak 66 warga Desa Boganatar di Kecamatan Talibura berhasil dievakuasi dari tempat pengungsian sementara di sekolah menuju Posko Pengungsian Kobasoma.

“Evakuasi terus kami upayakan dengan cepat dan aman. Selain itu, kemarin sore, tim kami juga telah memindahkan ratusan warga Desa Hikong ke Posko Pengungsian Kobasoma,” ujar Supriyanto dalam keterangannya yang diterima di Labuan Bajo.

Tim SAR gabungan telah bersiaga penuh dan siap merespons setiap permintaan evakuasi, mengingat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki yang masih tergolong fluktuatif dan memerlukan kewaspadaan tinggi. Berdasarkan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, tercatat 12.288 warga mengungsi akibat dampak erupsi yang terjadi.

Para pengungsi ini tersebar di berbagai wilayah, antara lain di Kecamatan Titehena sebanyak 6.375 jiwa, Kecamatan Wulanggitang 1.236 jiwa, Kecamatan Ile Bura 127 jiwa, Kecamatan Demon Pagong 302 jiwa, Kecamatan Larantuka 365 jiwa, Kecamatan Ile Mandiri dan Lewolema 46 jiwa, Pulau Adonara 12 jiwa, serta di Kabupaten Sikka sebanyak 3.835 jiwa.

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki masih berlanjut. Pada Senin (11/11) pagi, aktivitas vulkanik kembali terjadi dengan kolom abu mencapai ketinggian 2.000 meter dari puncak, sebagaimana dilaporkan oleh Pos Pemantau Gunung Lewotobi pada pukul 07.36 WITA. Aktivitas ini menunjukkan bahwa kondisi masih memerlukan pemantauan intensif untuk mencegah dampak lebih luas bagi masyarakat di sekitar gunung.

Dengan situasi yang belum stabil, Tim SAR bersama BPBD dan lembaga terkait lainnya terus memperkuat koordinasi dan siap melakukan langkah-langkah penyelamatan sesuai perkembangan di lapangan demi keselamatan masyarakat terdampak.(RED)

SUMBER : ANTARA NEWS