Sabtu Pagi Gunung Semeru Tiga Kali Erupsi, Kolom Abu Mencapai 900 Meter

Lumajang – Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang tercatat mengalami tiga kali erupsi pada Sabtu (3/5) pagi. Erupsi disertai lontaran kolom abu setinggi 700 hingga 900 meter di atas puncak atau mencapai ketinggian maksimal 4.576 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Semeru, erupsi pertama terjadi pada pukul 03.59 WIB. Kolom abu setinggi 800 meter teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal mengarah ke barat daya dan barat. Aktivitas ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 150 detik.

Erupsi kedua tercatat pada pukul 05.27 WIB dengan kolom abu setinggi sekitar 900 meter di atas puncak. Kolom berwarna kelabu tebal bergerak ke arah barat, dan seismograf kembali mencatat amplitudo maksimum 22 mm dengan durasi 165 detik.

“Terjadi erupsi kembali Gunung Semeru pada pukul 07.02 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati 700 meter di atas puncak atau 4.376 mdpl,” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian, dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang.

Ia menambahkan, kolom abu pada erupsi ketiga tampak berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke tenggara dan selatan. Aktivitas seismik tercatat dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 150 detik.

Merespons peningkatan aktivitas tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingatkan bahwa status Gunung Semeru masih berada pada Level II (Waspada). Masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, terutama sepanjang Besuk Kobokan dalam radius 8 kilometer dari puncak.

Selain itu, warga juga dilarang beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terkena perluasan awan panas dan aliran lahar hingga sejauh 13 kilometer dari kawah. Radius larangan juga berlaku tiga kilometer dari kawah untuk menghindari bahaya lontaran material pijar.

PVMBG juga mengimbau masyarakat agar waspada terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Semeru, seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat, serta anak sungai lainnya.(Red)

Sumber : Antara News

Sejumlah Pengurus Partai Golkar Madina Desak Pemerintah Lakukan Mitigasi Dampak Semburan Lumpur Panas di Roburan Dolok

Madina – Sejumlah pengurus Partai Golkar Mandailing Natal (Madina) mendesak pemerintah segera melakukan mitigasi, pendampingan, dan edukasi dini kepada masyarakat guna mengantisipasi dampak negatif fenomena semburan lumpur panas di Desa Roburan Dolok, Kecamatan Panyabungan Selatan, Madina.

Pengurus Partai Golkar Madina menyampaikan desakan itu usai meninjau langsung lokasi titik-titik semburan lumpur panas yang makin luas di Desa Roburan Dolok, Kecamatan Panyabungan Selatan pada Kamis (1/5/2025).

Para pengurus yang mengecek langsung ke lokasi semburan lumpur panas, di antaranya Wakil Ketua Bidang Ekonomi, Koperasi, dan UMKM DPD Partai Golkar Madina yang juga Wakil Ketua DPRD Madina Indah Annisa, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Madina Zubaidah Nasution, Ketua Bidang Hukum dan HAM Bajora, Wakil Sekretaris Salman, dan beberapa kader Golkar lainnya. Mereka juga didampingi kepala desa setempat, personil Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan sejumlah warga.

Indah Annisa mengatakan peninjauan ke lokasi fenomena alam itu atas arahan Ketua DPD Partai Golkar Madina Aswin Parinduri dan Sekjen Arsidin. Tujuannya, untuk melihat langsung dampak semburan lumpur panas itu terhadap masyarakat sekitar dan lingkungan.

Di lokasi, para pengurus Partai Golkar Madina menyerap informasi dari warga yang terdampak semburan lumpur panas. Satu di antaranya, Khairul Amri, yang kebunnya terdampak cukup parah semburan lumpur panas.

Menurut Indah Annisa, warga makin cemas menyikapi fenomena alam itu. Selain merusak tanaman di kebun warga, semburan lumpur panas itu juga dikhawatirkan mengganggu kesehatan dan mengancam keselamatan warga.

“Warga takut jika sewaktu-waktu titik semburan lumpur panas muncul di kolong rumah mereka yang rata-rata rumah panggung,” kata Indah Annisa.

Hal senada disampaikan Zubaidah Nasution. Menurut dia, pemerintah harus peka merespon kecemasan warga Desa Roburan Dolok, mengingat fenomena semburan lumpur panas itu membahayakan kesehatan dan keselamatan jiwa warga yang bermukim di sekitarnya.

“Kami berharap pemerintah melakukan mitigasi, pendampingan, dan edukasi dini agar masyarakat bersiap mengantisipasi jika sewaktu-waktu situasinya memburuk,” kata Zubaidah.

Zubaidah mencontohkan, BPBD Madina bekerja sama dengan pemerintah kecamatan dan pemerintah desa secara berkala memantau situasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat guna mengantisipasi jika sewaktu-waktu fenomena lumpur panas itu makin memburuk dan menjadi bencana yang mengancam keselamatan jiwa masyarakat.

“Pemerintah pasti lebih tahu langkah apa yang harus dilakukan. Yang lebih penting, keselamatan masyarakat harus terlindungi. Mari kita doakan fenomena alam ini tidak sampai menimbulkan bencana yang menelan korban jiwa dan materil,” tegas Zubaidah.

Sebelumnya diberitakan, Bupati Madina H. Saipullah Nasution menyebut tim dari Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan meninjau lokasi semburan lumpur panas tersebut guna meneliti penyebab fenomena alam ini.

Saat meninjau lokasi tersebut, Saipulah membenarkan adanya sumur-sumur kecil yang mengeluarkan air panas dan berasap.

Berdasarkan informasi masyarakat sekitar, kata Saipullah, semburan lumpur panas itu sebenarnya sudah lama ada. “Bahkan tadi saya sempat berbincang dengan salah satu pemilik lahan yang berbatasan dengan Well Pad E, dia bilang di akhir 2017 sudah muncul asap maupun air kecil-kecil,” katanya.

Berdasarkan informasi itu, Saipullah berdiskusi dengan Kepala Teknik Panas Bumi PT SMGP Ali Sahid bahwa memang terdapat jalur yang kapan saja bisa timbul dan memunculkan lubang-lubang yang mengeluarkan air disertai asap.

Meski demikian, Saipullah mengimbau masyarakat agar tetap berhati-hati, khususnya saat berada di sekitar titik air panas yang menjadi pusat semburan.

“Tetap harus berhati-hati kalau menggunakan ataupun mendekati titik-titik air yang mengeluarkan panas,” kata Saipullah.(Red)

Polsek Tanah Jawa Tanggap Cepat Tangani Penemuan Jenazah Sopir Angkot di Nagori Tangga Batu

SIMALUNGUN – Unit Reaksi Cepat Polsek Tanah Jawa, Polres Simalungun berhasil menangani dengan profesional penemuan jenazah seorang sopir angkot di kawasan Nagori Tangga Batu, Kecamatan Hatonduhan, Kabupaten Simalungun, Senin (28/4/2025). Kejadian tersebut tercatat dalam Laporan Polisi Nomor: LP-A/IV/2025/Polsek Tanah Jawa/Polres Simalungun/Polda Sumatera Utara.

Kasi Humas Polres Simalungun AKP Verry Purba saat dikonfirmasi pada Selasa (29/4/2025) sekitar pukul 20.00 WIB menjelaskan kronologi kejadian tersebut. “Pada hari Senin tanggal 28 April 2025, sekira pukul 12.30 WIB, petugas menerima informasi dari masyarakat telah ditemukan orang meninggal di dalam angkot BK 1035 WQ yang dibawanya, tepatnya di Halte Karya Agung Nagori Tangga Batu,” jelas AKP Verry Purba.

Korban diidentifikasi bernama Desron Tua Mora Parulian Samosir, pria berusia 35 tahun yang bekerja sebagai sopir angkot dan beralamat di Jalan P. Sumatra II Nomor 43, Kelurahan Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan keterangan saksi Bu Sonia Napitupulu (45), seorang guru yang menjadi penumpang angkot tersebut, sebelum kejadian korban duduk di dalam mobilnya sambil menunggu penumpang dengan mesin angkot masih dalam keadaan hidup. “Saat Bu Sonia naik ke angkot, dia melihat korban duduk di belakang setir. Mendengar korban batuk, Bu Sonia menyarankan agar korban mematikan mesin mobilnya jika masih lama berangkat,” ungkap AKP Verry Purba.

Saat mematikan mesin mobilnya, korban tiba-tiba tertunduk di setir dan tidak bergerak lagi. Merasa curiga, Bu Sonia memanggil warga sekitar halte untuk memeriksa keadaan korban. Secara beramai-ramai, warga menurunkan korban dari angkot dan membaringkannya di atas tikar, namun korban tetap tidak bergerak.

“Warga kemudian membawa korban ke Puskesmas Hatonduhan untuk mendapatkan pertolongan pertama. Namun, pihak medis yang memeriksa korban menyatakan bahwa korban sudah meninggal dunia,” tambah AKP Verry Purba.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Keluarga korban yang telah dihubungi kemudian membuat surat pernyataan tidak dilakukan autopsi terhadap jenazah Desron Tua Mora Parulian Samosir karena menduga kematian korban murni akibat sakit.

Kapolsek Tanah Jawa Kompol Asmon Bufitra, S.H., M.H. menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah tindakan sesuai dengan prosedur, di antaranya melakukan olah TKP, mengamankan barang bukti, menginterogasi saksi-saksi, berkoordinasi dengan Kepala Desa Tangga Batu, serta mendokumentasikan jenazah dan melaporkan kepada pimpinan.

“Tim yang turun ke TKP terdiri dari Ipda Pangera Sidauruk selaku Pengawas, Ipda Girsang Sinaga, S.H., Aiptu Richard Sianturi selaku Bhabinkamtibmas, Aipda Roy Siregar, dan Aipda Jonly Sitohang, S.H., M.H.,” ujar Kapolsek.

Kompol Asmon Bufitra menambahkan bahwa pihaknya akan terus menindaklanjuti kasus ini dengan memeriksa saksi-saksi lebih lanjut meskipun keluarga korban telah menyatakan bahwa kematian korban diduga akibat sakit dan tidak menginginkan dilakukan autopsi.

“Ini adalah bentuk profesionalisme Polri dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Meskipun kasus ini terindikasi sebagai kematian non-pidana, kami tetap menanganinya dengan serius dan mengikuti prosedur yang berlaku untuk memberikan kepastian kepada keluarga korban dan masyarakat,” tegas Kompol Asmon Bufitra.

Peristiwa ini menunjukkan kesiapsiagaan dan profesionalisme anggota kepolisian Polsek Tanah Jawa dalam menangani laporan masyarakat dan memastikan terciptanya keamanan dan ketertiban di wilayah hukum Polres Simalungun.(Red)

Angkot Tabrak Pohon di Binjai, Siswa SD Tewas Tertimpa Kendaraan

Binjai – Sebuah kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan T Imam Bonjol, Kelurahan Setia, Kecamatan Binjai Kota, Sumatera Utara, pada Sabtu (26/4/2025) siang. Sebuah angkutan kota (angkot) berwarna kuning dengan nomor polisi BK 1829 UE menabrak pohon mangga di pinggir jalan dan terperosok ke dalam parit.

Dilansir dari media Mistar.id, Akibat insiden tersebut, seorang anak berinisial F (11), siswa kelas 5 sekolah dasar, meninggal dunia. Korban diketahui sedang berada di sekitar lokasi untuk mengambil buah mangga sebelum tertimpa badan kendaraan.

Menurut keterangan saksi mata, sebelum kecelakaan terjadi, angkot tersebut melaju dalam kecepatan tinggi dan tiba-tiba oleng hingga menabrak pohon.
“Korban sedang memetik mangga di rumah neneknya. Saat itu, angkot melaju kencang dan menabraknya hingga korban terjepit,” ujar salah seorang warga yang berada di lokasi kejadian.

Korban sempat dilarikan ke rumah sakit setempat, namun dinyatakan meninggal dunia akibat luka serius. Jenazah korban telah dibawa ke rumah duka di Kelurahan Berngam, Kecamatan Binjai Kota, untuk proses pemakaman.

Lurah Setia, Adi Kesuma, mengatakan bahwa dugaan awal penyebab kecelakaan adalah kelalaian pengemudi.
“Diduga sopir mengantuk sehingga kendaraan tidak terkendali dan masuk ke parit,” ujarnya.

Kanit Laka Lantas Polres Binjai, Ipda KJ Ginting, membenarkan peristiwa tersebut. Ia menyatakan bahwa kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan.

Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian juga tengah mengumpulkan keterangan dari saksi dan akan mengambil langkah hukum sesuai prosedur yang berlaku.

Diketahui, korban merupakan anak dari seorang guru di SMP Negeri 1 Binjai.(Red)

Semburan Lumpur Panas di Roburan Dolok Rusak Ratusan Pohon Karet, Diduga Terkait Aktivitas Pengeboran

Mandailing Natal – Semburan lumpur panas muncul di beberapa titik perkebunan warga di Desa Roburan Dolok, Kecamatan Panyabungan Selatan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Peristiwa ini menyebabkan ratusan pohon karet mati dan tidak dapat lagi disadap.

Salah satu warga setempat, Kahfi (30), pada Kamis, 24 April 2025, menyampaikan bahwa semburan lumpur tersebut diduga berkaitan dengan aktivitas pengeboran yang sebelumnya dilakukan oleh PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) di wilayah tersebut.

“Sebelumnya di kebun saya hanya ada kolam air panas, sering dipakai warga untuk mandi. Tapi sekarang air itu berubah menjadi lumpur panas, muncul kawah-kawah kecil, dan pohon karet jadi mati,” ujarnya, dikutip dari Mandailing Pos.

Menurut Kahfi, semburan lumpur tidak hanya terjadi di lahannya, tapi juga mulai muncul di beberapa titik lain di sekitar desa. Bahkan kolam pemandian air panas yang dulunya dimanfaatkan warga kini tidak lagi bisa digunakan karena telah dipenuhi lumpur panas.

Kahfi menambahkan bahwa PT SMGP sempat melakukan pengeboran di Roburan beberapa waktu lalu, namun aktivitas tersebut mendadak berhenti tanpa penjelasan kepada warga. Hal ini memicu kekhawatiran masyarakat, yang kemudian ramai dibicarakan di media sosial.

“Ini yang ditakutkan dari dulu… akankah ada Lapindo jilid 2,” tulis salah satu pengguna media sosial, menyinggung insiden lumpur panas Lapindo di Sidoarjo.

Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari pihak pemerintah daerah maupun PT SMGP terkait penyebab munculnya semburan lumpur panas tersebut. Masyarakat berharap ada investigasi menyeluruh untuk memastikan sumber dan dampak dari fenomena ini.(Red)

Pedagang Pasar Lama Panyabungan Resah: Jalan Protokol Langganan Banjir, Jualan Terganggu dan Timbulkan Penyakit

Mandailing Natal – Genangan air yang kerap melanda jalan protokol di depan Pasar Lama Panyabungan, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) kembali dikeluhkan para pedagang dan pemilik toko.

Mereka merasa aktivitas ekonomi terganggu dan kesehatan terancam akibat banjir yang terus berulang.

Seperti pengakuan Mahyudin Nasution,salah satu pedagang kepada wartawan pada Rabu (23/4/2025). Ia mengungkapkan bahwa banjir disebabkan oleh saluran drainase yang tersumbat, sehingga setiap hujan turun, air langsung menggenangi badan jalan.

“Jalan protokol ini kerap kebanjiran karena drainasenya mampet. Kalau hujan, seluruh badan jalan bisa tertutup air,” ujar Mahyudin.

Ia juga menambahkan bahwa banjir tak hanya mengganggu usaha para pedagang, tetapi juga memicu dampak buruk bagi kesehatan masyarakat sekitar.

“Banjirnya Sudah empat hari,Airnya kadang mengeluarkan bau tak sedap dan menyebabkan gatal-gatal. Apalagi untuk anak – Anak,kondisi seperti ini sangatlah rentan, sehingga kami para pedagang disini menjadi resah,” keluhnya.

Mahyudin dan pedagang lainnya berharap ada perhatian serius dari pemerintah daerah atau dinas terkait untuk segera melakukan perbaikan. Ia menegaskan bahwa keluhan ini sudah sering disampaikan, namun belum ada tindakan nyata.

“Sudah bertahun-tahun kami menghadapi banjir di jalan ini, tapi sampai sekarang belum ada solusi. Kami minta pemerintah segera turun tangan,” tegasnya.

Masyarakat berharap, masalah klasik ini tidak terus menjadi langganan, apalagi di kawasan vital seperti pasar, yang menjadi pusat perputaran ekonomi warga Panyabungan.(Red)

Hujan Deras Guyur Padangsidimpuan, Puluhan Rumah Terendam dan Satu Rumah Hanyut

Padangsidimpuan — Hujan deras yang mengguyur Kota Padangsidimpuan sejak pukul 15.00 WIB, Minggu (6/4), menyebabkan banjir di sejumlah titik pemukiman warga.

Genangan air pun merendam puluhan rumah di beberapa kelurahan dan desa, sementara satu unit rumah dilaporkan hanyut terbawa arus deras.

Dilansir dari MenaraToday.com, wilayah yang terdampak meliputi Kelurahan Silandit, Manegen, Perumnas Pijorkoling, Goti, serta Desa Manunggang Jae dan Manunggang Julu.

Genangan air juga sempat terjadi di beberapa ruas Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), namun belum sampai mengganggu total arus lalu lintas.

Kepala Dusun Manunggang Julu, Dedy Tyson, membenarkan adanya banjir yang merendam puluhan rumah di wilayahnya. Ia juga mengonfirmasi satu rumah warga di Manunggang Jae yang terseret arus banjir.

“Di Manunggang Jae, satu rumah hanyut dan puluhan lainnya terendam. Begitu juga di Manunggang Julu, banyak rumah terendam air. Kami terus mengimbau warga agar tetap waspada karena hujan masih belum reda hingga malam ini,” ujar Dedy saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Warga Kelurahan Silandit juga mengalami hal serupa. Rijal Nasution, salah satu warga, mengatakan air sempat menggenangi rumah-rumah di kawasan tersebut. “Tadi sore air naik cukup tinggi, tapi sekarang mulai surut,” jelasnya melalui pesan WhatsApp.

Hingga berita ini diterbitkan, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih terus mengguyur sebagian besar wilayah Padangsidimpuan. Pemerintah daerah diharapkan segera mengambil langkah antisipatif untuk mencegah banjir susulan dan meminimalisir dampak terhadap warga.

Warga yang tinggal di kawasan rawan, terutama dekat aliran sungai, diimbau untuk tetap siaga dan mengikuti arahan dari aparat setempat guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.(Red)

Tak Diberi Uang, Seorang Pemuda di Panyabungan Jae Diduga Bakar Rumah

Mandailing Natal – Seorang anak diduga dengan sengaja membakar rumah kediaman orang tuanya di Desa Panyabungan Jae, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Perbuatan itu dia lakukan lantaran tak diberi uang, Minggu (6/04/2025).

Dugaan tersebut diperkuat dengan kesaksian Bakti, salah satu tetangga korban. Dia mengatakan sempat mendengar keributan antara Fajar (19 tahun) dengan Aisyah (42) yang merupakan ibu kandung pelaku.

Bakti mengaku sempat menegur Fajar karena terpancing emosi mendengar pertengkaran tersebut. Terduga pelaku kemudian melompat pagar dan lari. Tiba-tiba kepulan asap keluar dari kediaman Aisyah, rumah sudah terbakar.

“Alhamdulillah, korban tidak ada. Namun, barang dan pakaian yang di laundry itu terbakar habis,” kata Bakti.

Warga yang mengetahui kejadian tersebut turut emosi. Tak ayal, Fajar pun jadi bulan-bulanan massa. Terduga pelaku kini sudah diamankan personel Polsek Panyabungan.

Warga lain menuturkan Fajar dikenal sebagai anak yang susah diatur dan sering membuat masalah. “Beberapa waktu lalu si Fajar ini juga sudah pernah di penjarakan. Namun, keluar juga,” tutur warga tersebut.

Sementara itu, Aisyah yang berhasil dimintau keterangan mengaku Fajar sejak  pukul 7 pagi terlihat sudah emosi dan mengeluarkan kata-kata kotor. Khawatir sang anak akan bertindak kasar terhadap dirinya, Aisyah pun keluar rumah.

Sesekali dia mengintip Fajar untuk memastikan masih di rumah atau tidak. Tak lama kemudian kediamannya sembari tempat usaha laundry itu sudah terbakar. Akibat kebakaran ini, dua unit rumah hangus. (Red)

Ingin Menjenguk Korban Tabrak Lari, Konten Kreator Medan Malah Dianiaya di RS Pirngadi

Medan – Seorang konten kreator asal Kota Medan, Rahmat Hidayat atau yang akrab disapa Aleh, mengalami kejadian tak terduga saat ingin menjenguk orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Alih-alih mendapat akses menjenguk, ia justru menjadi korban penganiayaan oleh orang tak dikenal.

“Tadi malam saya dianiaya oleh oknum tak dikenal di RS Pirngadi Medan saat ingin menjenguk korban tabrak lari yang saya tolong pada 1 April lalu,” ungkap Aleh melalui akun Instagram pribadinya, Sabtu (5/4/2025).

Kejadian bermula saat Aleh bersama keluarga korban mendatangi rumah sakit pada Jumat (4/4/2025) sekitar pukul 20.18 WIB. Namun, pihak rumah sakit terkesan tertutup dan tidak memberikan informasi yang jelas mengenai kondisi pasien.

“Saya tanya di bagian informasi, mereka mengarahkan saya ke ruangan ICU di lantai empat. Tapi sesampainya di sana, kami malah mendapat perlakuan tak menyenangkan dari perawat yang bertugas,” ujarnya.

Kebingungan semakin menjadi. Aleh kembali ke bagian informasi untuk mencari kejelasan, namun jawaban yang diterima tetap sama: pasien berada di ICU.

Situasi memanas hingga akhirnya terjadi adu mulut. Dalam kekacauan itu, insiden penganiayaan pun terjadi.

“Tiba-tiba ada orang yang tidak dikenal memaki istri saya, merampas handphone, dan mengejar kami. Saya dicekik di bagian leher,” cerita Aleh.(Red)

Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi rojiun,Seorang Penumpang Bus ALS Tujuan Medan Meninggal Dunia Saat Perjalanan

Dharmasraya – Seorang penumpang bus Antar Lintas Sumatera (ALS) tujuan Medan, Sumatera Utara, meninggal dunia saat dalam perjalanan. Kejadian ini terungkap ketika bus berhenti di Pos Pengamanan Idul Fitri Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, pada Jumat (4/4) sekitar pukul 09.00 WIB.

Kapolsek Pulau Punjung, Iptu Azamu Suhari, membenarkan laporan tersebut. “Bus ALS berhenti di pos pengamanan Mudik Lebaran dan melaporkan bahwa salah satu penumpangnya telah meninggal dunia,” ujarnya, Jumat.

Korban diidentifikasi sebagai Subari (55), warga Dusun V, Jl Terusan GG Darwis No 150, Kelurahan Bandar Setia, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Berdasarkan keterangan saksi Abdul Kodir, korban sebelumnya mengeluhkan sakit dada dan kesulitan bernapas saat perjalanan.

Menurut saksi, ia sempat meminta sopir bus untuk mencari fasilitas medis agar korban mendapatkan pertolongan pertama. Namun, pada Jumat dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, saat bus melintas di Kabupaten Sarolangun, Jambi, korban terlihat tidak bergerak. Sopir bus kemudian membawa korban ke puskesmas terdekat untuk pemeriksaan medis.

“Setelah diperiksa oleh tenaga medis, korban dinyatakan telah meninggal dunia sebelum sempat mendapatkan perawatan lebih lanjut,” jelas Kapolsek Pulau Punjung.

Dugaan sementara, korban meninggal akibat serangan jantung. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya obat jantung dalam tasnya, yang diduga berasal dari resep medis.

Jenazah korban telah dievakuasi ke RSUD Sai Dareh, Dharmasraya, dan pihak kepolisian telah menghubungi keluarga korban untuk proses pemulangan jenazah.(Red)

Sumber : Antara News Sumut