Gadget Ditinggal, Permainan Tradisional Terus Hidup di Desa Tambangan Tonga

Tambangan – Tradisi masa lalu terus menghidupkan semangat anak-anak di Desa Tambangan Tonga, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Minggu pagi (11/5).

Bertempat di halaman Kantor Desa Tambangan Tonga, kegiatan permainan tradisional dan pemberian makanan tambahan (PMT) bergizi juga terus laksanakan dan disambut meriah oleh masyarakat.

Dalam video yang dibagikan Kepala Desa Tambangan Tonga, Syamsul Bahri Nasution, melalui grup WhatsApp “Marmaya keta mar hape emma jolo”, tampak anak-anak begitu antusias memainkan permainan leluhur yang dikenal dengan nama Witapermainur.

Mereka tampak penuh semangat memainkan permainan tradisional seperti egrang, congklak, yeye (lompat tali), hingga terompah gajah. Suasana ini diperkuat dengan seruan budaya melalui tagar lokal #marmayam_keta dan #marhape_emma_jolo yang menggema sepanjang kegiatan.

Kegiatan diawali dengan senam pagi bersama yang dipandu oleh Tim Penggerak PKK dan kader kesehatan desa, sebagai bentuk pembiasaan gaya hidup sehat bagi anak-anak.

Setelahnya, mereka mendapatkan makanan tambahan bergizi, untuk menunjang pertumbuhan dan mencegah stunting sejak usia dini.

Ketua TP PKK Desa Tambangan Tonga, Esli Juniati Syamsul Bahri Nasution, menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah desa, PKK, dan kader pos kesehatan.

“Ini bukan sekadar permainan, ini adalah proses pembentukan karakter dan kesehatan anak. Mereka belajar kebersamaan, keceriaan, dan juga mendapat asupan gizi yang baik,” ungkap Esli Juniati.

Sementara itu, Kepala Desa Syamsul Bahri Nasution menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang untuk memberikan alternatif yang positif bagi anak-anak di tengah tingginya penggunaan gadget.

“Kita ingin mengajak anak-anak kembali menikmati masa kecil yang aktif dan sehat. Ternyata mereka sangat menikmati permainan tradisional ini. Ini bukti bahwa budaya kita masih relevan dan bisa jadi solusi atas tantangan digital saat ini,” ujar Syamsul Bahri.

Masyarakat desa berharap kegiatan ini bisa dilaksanakan secara berkala, tidak hanya untuk melestarikan budaya lokal, tapi juga untuk menciptakan lingkungan sosial yang sehat dan edukatif bagi anak-anak.(Red)

Wita Permainur Bisa Jadi Ikon Desa dan Perlu Publikasi yang Masif

Madina – SAHATA | Wita Permainur atau wisata permain leluhur bisa menjadi ikon desa, bahkan Kabupaten Mandailing Natal (Madina), jika dikelola dengan baik dan konsisten serta dukungan publikasi yang masif.Hal itu disampaikan Koordinator TPP P3MD Madina Kobol Nasution di sela-sela kunjungannya ke Desa Muara Mais Jambur, Kecamatan Tambangan, untuk melihat secara langsung Wita Permainur, Minggu (28/07).

Dia hadir bersama keluarga, termasuk tiga buah hatinya yang turut larut dalam keasyikan ragam permainan tradisional.“Menteri Desa selalu berpesan bahwa tradisi di desa tidak boleh ditinggalkan karena itu bagian dari jati diri desa saat ini,” katanya kepada wartawan.

Wita Permainur ini, kata Kobol, bisa menjadi wisata desa jika dikelola dengan baik dan konsisten. Dia bahkan berkeyakinan bisa mengundang masyarakat untuk melihat kembali ragam permainan leluhur.

Korkab TPP ini menjelaskan, desa wisata tidak hanya berpatok pada ketersediaan alam yang indah, tapi juga dari tradisi dan budaya. “Ini juga upaya agar anak-anak terhindar dari pemakaian andorid yang berlebihan, kegiatan ini akan terus kami dorong,” sebutnya.

Di sisi lain, Kobol menilai setiap desa harus memanfaatkan ketersediaan media untuk publikasi. “Upaya ini adalah bahagian dari memperkenalkan desa kepada publik. Kami berharap ada akun desa yang tujuannya memublikasikan potensi desa,” terangnya.

Sementara itu, Camat Tambangan Enda Mora mengatakan bahwa festival permainan leluhur setiap hari Minggu.“Perbedaannya Minggu ini di Desa Muara Mais Jambur ada sedikit semacam inovasi, ada mancing, mandi di sungai, main layang-layang, dan mobil-mobilan dari bambu,” katanya.

Pantauan di lokasi, anak-anak yang hadir begitu antusias bermain. Ada yang main tembak-tembakan berupa pistol mainan yang terbuat dari bambu dengan peluru dari kertas. Ada juga yang asyik main tali dan melukis.(R12QI)