Kecamatan Tambangan Sepakat Batasi Pengunaan Gawai Anak Dan Jam Malam

Tambangan – Pemerintah desa dan kelurahan se-Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), berkomitmen menindaklanjuti program pembatasan penggunaan gadget serta pemberlakuan jam malam bagi anak-anak dan remaja. Kesepakatan ini merupakan bagian dari upaya bersama menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara sehat, seimbang, dan bermoral.

Program ini disinergikan dengan kegiatan WitaPermainur (Wisata Permainan Leluhur) yang rutin dilaksanakan setiap minggu, serta program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang telah diluncurkan sejak tahun 2024. Keduanya bertujuan mengurangi ketergantungan anak terhadap gawai sekaligus menghidupkan kembali nilai-nilai kearifan lokal. Program ini turut dikampanyekan melalui tagar #MarmayamKeta #MarhapeEmmajolo

Camat Tambangan, Enda Mora Lubis, menyampaikan bahwa kesepakatan tersebut telah disosialisasikan kepada unsur dan komponen masyarakat di beberapa desa dalam Mei 2025 ini,

Pernyataan ini disampakannya melalui grup WhatsApp resmi kecamatan.

“Kami telah memulai sosialisasi kepada masyarakat dan membuka ruang saran dan masukan berbagai pihak. Ini adalah upaya kolektif untuk melindungi dan menyayangi mereka dari dampak kemudoratan kemajuan teknologi ujarnya

Kesepakatan ini ditujukan kepada anak-anak dari jenjang pra sekolah hingga Sekolah Menengah Pertama (SLTP). Beberapa ketentuan utama yang akan diterapkan antara lain:

1.Wajib mengikuti kegiatan Magrib Mengaji

2.Tidak diperkenankan memiliki ponsel pribadi, kecuali dipinjamkan oleh keluarga dekat untuk keperluan tertentu.

3.Penggunaan ponsel harus dalam pendampingan orang tua atau keluarga dekat.

4.Jam malam diberlakukan untuk membatasi aktivitas anak dan remaja di luar rumah pada malam hari.

Jika terdapat pelanggaran terhadap kesepakatan ini, maka akan diberikan sanksi berupa pembinaan edukatif, di antaranya:

1. Dinasihati oleh tokoh masyarakat atau pihak pemerintah desa, disertai pembuatan surat pernyataan.

2. Mengikuti sholat berjamaah selama satu minggu.

3. Menghafalkan beberapa ayat dari Juz 30 Al-Qur’an.

Untuk teknis pelaksanaan kesepakatan akan dituangkan dalam Keputusan Kepala Desa masing-masing setelah proses penjaringan aspirasi masyarakat selesai.

Enda Mora juga menegaskan bahwa tujuan utama kebijakan ini adalah membentuk generasi muda yang tangguh dan bermoral. Ia mengutip syair yang berbunyi, “Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan,” Pungkasnya.

Witapermainur dan PMT di Muara Mais: Tradisi Sehat untuk Anak-Anak Desa

Tambangan – Setiap hari Minggu, suasana di Lapangan Penggilingan Padi Desa Muara Mais, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina),tampak semarak. Anak-anak desa berkumpul untuk mengikuti kegiatan rutin yang menggabungkan permainan tradisional Witapermainur  (Wisata Permainan Leluhur) dengan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Kegiatan ini digagas oleh Pemerintah Desa Muara Mais bersama Tim Penggerak PKK dan para kader kesehatan masyarakat, sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya lokal serta peningkatan kesehatan anak.

Permainan tradisional seperti congklak, engrang, tali karet (Mar Yeye), terompah gajah, hingga permainan tradisional lainnya dimainkan dengan riang oleh anak-anak. Mereka terlihat antusias dan ceria, jauh dari ketergantungan gawai.

“Kami ingin anak-anak mengenal dan mencintai budaya leluhur mereka. Permainan tradisional bukan hanya menyenangkan, tapi juga melatih motorik, kebersamaan, dan kreativitas,” ungkap Kepala Desa Muara Mais, Syahrir.

Selain bermain, anak-anak juga menerima makanan sehat dan bergizi melalui program PMT. Ketua TP PKK Desa Muara Mais, Ny. Nesmi Syahrir, menjelaskan bahwa pemberian makanan tambahan ini bertujuan untuk menunjang pertumbuhan anak agar lebih optimal.

“Kesehatan anak dimulai dari asupan gizi yang baik dan aktivitas fisik yang cukup. Dengan kegiatan ini, kami berharap tumbuh kembang anak-anak di desa ini lebih maksimal,dan menjadi anak yang cerdas nantinya” ujarnya.

Program ini menjadi langkah nyata pemerintah desa dalam menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan kearifan lokal. Selain memperkuat identitas budaya, kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi hidup sehat bagi generasi muda.

Pesan yang terus digaungkan pemerintahan desa,warga dan para orang tua pun menjadi semboyan kegiatan ini:
“Bermain Tak Perlu Mewah, Sehat dan Bergizi Tak Perlu Mahal!” 

Tagline #marmayam_keta #mar_hape_emma_jolo

Pemdes Pasar Laru Hidupkan Permainan Tradisional, Cegah Anak Kecanduan Gadget

Tambangan – Pemerintah Desa Pasar Laru, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), bersama Tim Penggerak PKK kembali menghidupkan permainan tradisional sebagai upaya melestarikan budaya dan menciptakan alternatif positif bagi anak-anak di era digital. Kegiatan ini digelar pada Minggu (11/5/2025) di halaman Masjid Al Istiqomah dan mendapat sambutan antusias dari masyarakat.

Seperti pantauan di lapanan Puluhan anak-anak dengan semangat mengikuti berbagai permainan khas leluhur yang kini mulai langka dimainkan. Selain bermain, mereka juga mendapatkan makanan tambahan bergizi (PMT) yang disediakan oleh panitia untuk mendukung tumbuh kembang mereka.

Kepala Desa Pasar Laru, Sahrial Efendi Lubis, berharap kegiatan ini bisa menjadi rutinitas bagi anak-anak, bukan hanya saat acara desa.

“Kami ingin anak-anak kembali aktif di luar rumah, mengenal dan mencintai permainan yang dulu dimainkan orang tua mereka. Ini jauh lebih sehat daripada hanya bermain gadget,” ujarnya.

Senada dengan itu, Ketua TP PKK Pasar Laru, Ny. Darwisah Sahrial Efendi Lubis, menambahkan bahwa kegiatan ini juga bagian dari program peningkatan kesehatan anak dan mempererat hubungan sosial di lingkungan sekitar.

Warga pun menyambut baik inisiatif tersebut. Salah satunya, Ummi Hani, mengaku senang karena anak-anak kini memiliki pilihan bermain yang lebih seru dan bermanfaat.

“Mereka tampak lebih ceria karena bisa bermain bersama teman-teman, tidak hanya duduk sendiri bermain HP di rumah,” katanya.

Melalui kegiatan ini, Desa Pasar Laru menunjukkan komitmennya dalam menjaga warisan budaya sekaligus membentuk kebiasaan positif bagi generasi muda.(Red)

Anak – anak Tambangan Tinggalkan Dunia Digital, Wabup Atika: Ini Bukan Sekadar Program, Ini Gerakan Revolusi

Tambangan,Madina – Jika dunia sibuk mengejar tren digital, Kecamatan Tambangan malah memilih jalan yang berbeda, bahkan berani melawan arus,dimana Anak-anak di sini memutuskan untuk meninggalkan layar ponsel mereka dan kembali ke permainan tradisional, memulai sebuah revolusi kecil yang kini menjadi inspirasi nasional!

Wakil Bupati Mandailing Natal (Wabup Madina), Atika Azmi Utammi Nasution pun tak bisa menyembunyikan kekagumannya atas keberanian ini. “Ini lebih dari sekadar program, ini adalah gerakan besar! Tambangan memimpin langkah untuk menyelamatkan generasi muda dari ancaman dunia digital,” ujar Atika penuh semangat, Selasa (10/12).

Menurutnya, program pembatasan ponsel ini bukan hanya solusi untuk mengatasi kenakalan remaja, tapi juga cara menghidupkan kembali nilai-nilai sosial yang hampir punah. “Anak-anak di sini berani melawan ketergantungan pada gadget. Mereka membuktikan bahwa kebahagiaan sejati ada di dunia nyata, bukan di layar ponsel,” tambahnya.

Atika bahkan menyebut anak-anak Tambangan sebagai inspirasi bagi generasi muda di seluruh Indonesia. “Berani tinggalkan ponsel, bermain di luar, dan temukan jati diri. Dari sini, kita bisa membangun masa depan yang lebih cerah,” pesannya dengan penuh antusiasme.

Semangat ini berawal dari peluncuran Festival Wisata Permainan Leluhur (Witapermainur) oleh Atika pada Juni lalu. Acara ini kini menjadi agenda rutin yang dinanti-nanti anak-anak setiap minggu. Tak hanya bermain, mereka juga mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk mendukung tumbuh kembang mereka.

Camat Tambangan, Enda Mora, menegaskan bahwa program ini adalah langkah nyata melawan dampak negatif teknologi. “Kami tidak hanya membatasi ponsel. Kami menghadirkan dunia baru bagi anak-anak, dunia yang penuh tawa, kreativitas, dan nilai-nilai budaya,” ujarnya bangga.

Kini, suara riuh anak-anak yang bermain galah panjang, engrang,engklak,lompat tali, dan congklak menggema di seluruh penjuru Tambangan. Tak ada notifikasi, tak ada scrolling media sosial,hanya tawa dan kebahagiaan sejati.

“Tambangan adalah bukti bahwa kita bisa menghadapi tantangan era digital tanpa kehilangan budaya dan masa depan anak-anak kita. Ini adalah gerakan revolusi yang layak dicontoh oleh semua daerah!” tegas Atika dengan bangga.

Dari desa kecil di Madina ini, sebuah pesan besar untuk Indonesia lahir: masa depan bukan tentang teknologi semata, tapi tentang bagaimana kita menghidupkan kembali nilai-nilai yang membuat manusia tetap manusia.

Tambangan, dari pelosok negeri, menjadi mercusuar harapan bagi generasi muda Indonesia! (Red)

Peringati Hari Pahlawan ke-65 : Pemdes Pasar Laru Gabungkan Literasi Pahlawan dan Tradisi Lewat WitaPermainur

Tambangan,Madina – Peringatan Hari Pahlawan 2024 di Desa Pasar Laru, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), hadir dengan cara yang berbeda dan penuh makna. Pada Minggu (10/11), di pelataran masjid desa, acara unik digelar untuk mengenalkan para pahlawan bangsa kepada generasi muda melalui literasi dan kearifan lokal yang menyatu.

Anak-anak desa bukan hanya diajak membaca buku tentang pahlawan, tetapi juga merasakan semangat perjuangan melalui wisata permainan leluhur (witapermainur), sebuah tradisi yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kegiatan mingguan mereka.

Kepala Desa Pasar Laru, Sahrial Efendi Lubis, menjelaskan, tujuan acara ini adalah untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air pada generasi penerus. “Kami ingin menanamkan pada mereka semangat para pahlawan melalui cara yang menyenangkan, agar mereka lebih mudah memahami dan menghargai perjuangan bangsa,” ungkapnya.

Acara ini mengombinasikan dua unsur penting: penguatan literasi dan pelestarian budaya. Anak-anak tak hanya diajak membaca tentang pahlawan, tetapi juga berinteraksi dengan permainan tradisional yang sarat nilai kebersamaan dan kearifan lokal. Dengan sentuhan wisata permainan leluhur, anak-anak belajar sembari bermain, memperkenalkan mereka pada sejarah dan budaya leluhur yang berharga.

Tak hanya itu, Pemdes Pasar Laru juga memberikan perhatian pada aspek kesehatan. Dalam kegiatan ini, mereka menyalurkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), berupa susu kedelai, untuk memastikan gizi yang seimbang bagi anak-anak desa. “Kami ingin mereka tumbuh sehat dan cerdas, siap menjadi generasi yang mampu membawa perubahan positif bagi negara,” tambah Sahrial.

Sementara itu, Desa Rao-rao Dolok juga turut merayakan Hari Pahlawan dengan cara yang tak kalah istimewa.

Selain melaksanakan witapermainur, desa ini memberikan perhatian khusus pada lansia dengan memberikan makanan tambahan, sebuah bentuk perhatian bagi kesehatan semua warga, dari anak-anak hingga lanjut usia.(Red)