Menjelang Idul Adha, Warga Desa Muara Mais Kompak Hidupkan Tradisi Mangalomang

Tambangan – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H, suasana di Desa Muara Mais Jambur, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) terasa lebih hangat dan semarak. Sejak Kamis pagi (5/6/2025), warga desa secara kompak menghidupkan kembali tradisi turun-temurun, yakni (Mangalomang) memasak lemang sebagai bagian dari persiapan menyambut hari besar keagamaan.

Tradisi ini bukan sekadar kegiatan memasak biasa. Ia menjadi bagian dari identitas dan budaya lokal yang masih terjaga hingga kini.

Pantauan di lokasi menunjukkan aktivitas penuh semangat di halaman rumah warga. Kaum ibu terlihat sibuk menyiapkan bahan-bahan lemang: beras ketan, santan, dan garam. Semua dimasukkan ke dalam ruas bambu yang sudah dilapisi daun pisang, lalu dibakar perlahan di atas bara api hingga matang sempurna.

Kepala Desa Muara Mais Jambur, Anwar Saddat, menyebut bahwa tradisi ini sudah mengakar kuat di tengah masyarakat.

“Ini tradisi tahunan yang dilakukan secara turun-temurun. Biasanya warga mulai memasak lemang sehari sebelum Idul Adha. Tapi ada juga yang memilih memasaknya setelah salat Id,” ujarnya.

Bagi warga seperti Maisaroh, S.Pd, Mangalomang bukan hanya soal makanan, tapi juga tentang mempererat tali silaturahmi antar tetangga.

“Kalau sudah dekat Idul Adha, suasana kampung jadi lebih hidup. Tradisi ini membawa kebersamaan dan keceriaan,” katanya.

Maisaroh menambahkan, lemang yang telah matang biasanya disantap bersama kuah rendang daging, menciptakan perpaduan rasa yang khas dan menggugah selera.

“Rasanya makin nikmat kalau dimakan dengan kuah rendang. Ini jadi sajian khas yang selalu dinanti,” tambahnya.

Tradisi Mangalomang bukan hanya menjadi simbol kesiapan menyambut Idul Adha, tetapi juga warisan budaya Mandailing yang terus dijaga di tengah arus modernisasi. Di balik bara api dan kepulan asap lemang, terjalin kehangatan dan kebersamaan yang mempererat warga desa.(Red)

Permainan Leluhur: Langkah Kreatif Melawan Jajanan Tidak Sehat untuk Anak-anak

MADINA – SAHATA | Di tengah kegembiraan dan keindahan alam Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), sebuah inisiatif cemerlang menggabungkan kesenangan dan kesehatan. Dalam suasana meriah acara wisata permainan leluhur (witapermainur), program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) memberikan lebih dari sekadar makanan: ini adalah langkah berani untuk melindungi anak-anak dari jajanan tidak sehat.

Camat Tambangan, Enda Mora Lubis, dengan antusias menyatakan, “Kami ingin menjadikan momen bermain anak-anak tidak hanya menyenangkan, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan mereka.” Setiap Minggu, anak-anak tidak hanya berpartisipasi dalam permainan yang mengasyikkan, tetapi juga mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya nutrisi yang baik.

Program ini merupakan sinergi antara pemerintah kecamatan dan desa, berkomitmen untuk mendidik anak-anak dan orang tua tentang bahaya penggunaan ponsel yang berlebihan dan dampak jajanan sembarangan. “Kami mendorong orang tua untuk lebih peka terhadap pilihan makanan anak-anak mereka. Kita harus bersama-sama melindungi generasi muda dari risiko kesehatan,” jelas Enda.

Baca Juga : Atika Azmi Nasution Menggugah Kesadaran: “Lindungi Anak dari Judi Daring, Kembalikan ke Permainan Tradisional!”

Setiap sesi PMT bukan hanya sekadar pengisian perut, tetapi juga dimeriahkan oleh kader kesehatan desa dan TP PKK yang siap memberikan edukasi menyenangkan. “Ibu-ibu PKK berperan besar dalam menyebarkan informasi. Kami ingin anak-anak kita tumbuh sehat, kuat, dan siap menghadapi masa depan,” tambahnya penuh semangat.

Kepala Desa Pasar Laru, Sahrial Efendi Lubis, dengan bangga mengungkapkan bahwa desa mereka telah konsisten memberikan makanan tambahan sejak dimulainya program pada 6 Juni 2024.

Pada Minggu (27/10), anak-anak berpartisipasi dalam kegiatan gotong-royong untuk membuat taman bunga, yang tidak hanya meningkatkan rasa kebersamaan tetapi juga menumbuhkan cinta terhadap lingkungan. “Kami selalu menutup acara dengan pemberian makanan bergizi agar anak-anak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan,” ujarnya.

Ketua TP PKK Kecamatan Tambangan, Ny. Leili Auliani Enda Mora, menekankan bahwa program ini bertujuan untuk membentuk anak-anak yang tidak hanya sehat secara fisik tetapi juga sosial. “Kami berupaya menggunakan bahan makanan yang murah dan mudah didapat dari lingkungan sekitar, sehingga semua anak dapat menikmatinya,” katanya.

Leili juga mengingatkan bahwa tantangan bagi anak-anak di era digital semakin beragam. “Orang tua harus lebih waspada dan terlibat. Kita harus menjadi pengawas utama dalam menjaga kesehatan anak-anak kita,” tambahnya.

Dengan semangat kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan, Kecamatan Tambangan menunjukkan bahwa kesenangan dan pendidikan bisa berjalan beriringan.

Program PMT ini menjadi contoh nyata bagaimana kita bisa merangkul tradisi sambil menciptakan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan peduli terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar.

Di sinilah, di tengah tawa dan permainan, masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak kita mulai dibangun.(red)

Anak-Anak Simangambat TB Nikmati Liburan Seru Tanpa Gawai

MADINA – SAHATA | Suasana riang terdengar di kolam renang Lia Garden, Panyabungan, Minggu (20/10), saat anak-anak Desa Simangambat TB, Kecamatan Tambangan, Madina, mengikuti program wisata permainan leluhur (Witapermainur). Program unik ini menawarkan keseruan yang tidak biasa, membawa anak-anak kembali ke alam tanpa distraksi gawai yang selama ini mendominasi keseharian mereka.

“Ini lebih dari sekadar rekreasi, kami ingin memberi hadiah dan pengalaman berbeda untuk anak-anak, agar mereka bisa merasakan kebahagiaan tanpa gawai,” ujar Kepala Desa Simangambat TB, Ahmad Rasyid Nasution, di tengah kegiatan. Meski anak-anak terbiasa mandi di sungai, suasana berbeda di kolam renang ini memberikan pengalaman baru yang penuh kegembiraan.

Kegiatan ini bukan hanya soal bersenang-senang. Para orang tua dan aparatur desa dilibatkan sebagai pendamping, memastikan keamanan sekaligus memberikan pembelajaran penting tentang kebersihan dan kesehatan. “Kami ingin menciptakan kebiasaan positif, anak-anak tidak hanya bermain, tetapi juga belajar hidup sehat dan bersih,” tambah Rasyid.

Sekretaris Kecamatan Tambangan, Bahren Daulay, yang turut hadir, menyampaikan apresiasinya. “Witapermainur memberikan suasana baru yang positif, menjauhkan anak-anak dari ponsel tanpa mereka sadari, karena mereka terlalu asyik bermain,” ucapnya. Bahkan selama tiga jam di lokasi, tidak ada satupun anak yang terlihat sibuk dengan gawai.

Selain bermain, anak-anak juga dimanjakan dengan makanan tambahan, kali ini berupa ayam goreng yang lezat, dibagikan oleh aparatur desa dengan bantuan kader kesehatan dan TP PKK. “Setiap Minggu mereka selalu dapat makanan tambahan, dan hari ini istimewa dengan ayam goreng,” kata Bahren sambil tersenyum.

Tidak hanya itu, mereka juga diajari untuk menjaga kebersihan dengan membuang sampah di tempatnya. “Ini adalah cara kami mengajarkan pentingnya hidup bersih sambil bermain. Dengan pendekatan yang menyenangkan, anak-anak belajar banyak hal,” tutupnya penuh optimisme.

Witapermainur bukan sekadar wisata, tapi upaya membentuk generasi muda yang lebih aktif, sehat, dan jauh dari ketergantungan teknologi.(Red)