Fraksi PKB DPRD Madina Desak Pemerintah Tangani Semburan Lumpur Panas di Roburan Dolok

Madina– Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Mandailing Natal (Madina) meminta pemerintah segera mengambil langkah strategis untuk menangani bertambahnya titik-titik semburan lumpur panas di Desa Roburan Dolok, Kecamatan Panyabungan Selatan. Langkah cepat diperlukan untuk mencegah potensi dampak negatif yang lebih luas terhadap masyarakat dan lingkungan.

“Kami sudah melihat langsung ke lokasi, memang semburan lumpur panas ini semakin melebar,” ujar Ketua Fraksi PKB DPRD Madina, Edi Anwar Nasution, usai melakukan peninjauan ke titik-titik semburan tersebut bersama Ketua DPC PKB Madina Khoiruddin Faslah Siregar dan jajaran pengurus PKB lainnya.

Menurut Edi Anwar, dari hasil kunjungan itu ditemukan sejumlah titik semburan yang telah berdampak pada lahan perkebunan warga. Oleh karena itu, ia mendesak pemerintah agar segera mengambil tindakan strategis agar fenomena ini tidak semakin meluas.

“Kita berharap fenomena ini tidak berkembang seperti kasus lumpur Lapindo di Sidoarjo,” tambahnya.

Hal senada disampaikan Ketua DPC PKB Madina, Khoiruddin Faslah Siregar. Ia menilai pemerintah perlu segera mengirimkan tim ahli untuk meneliti penyebab semburan lumpur panas tersebut. Menurutnya, hasil penelitian sangat penting untuk menentukan langkah penanganan yang tepat, sehingga masyarakat tidak terus dirundung keresahan.

“Kami melihat jumlah titik semburan semakin bertambah. Semoga fenomena ini bisa segera ditangani dengan baik,” kata Faslah.

Menanggapi fenomena ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madina menyatakan akan melaporkannya kepada Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Madina, Khairul, menyatakan pihaknya telah melakukan peninjauan lapangan pada Rabu (23/4/2025). Berdasarkan informasi masyarakat dan hasil tinjauan, Khairul membenarkan adanya kemunculan sumber air panas.

“Dari laporan masyarakat, sumber air panas ini memang sudah ada sejak lama,” ujarnya, Jumat (25/4/2025).

Untuk memastikan penyebab semburan lumpur panas, Pemkab Madina akan segera bersurat ke Dirjen EBTKE Kementerian ESDM agar dapat menurunkan tim geologi ke lokasi.

“Kita akan meminta Dirjen EBTKE untuk menurunkan tim guna memberikan analisis mendalam, sehingga masyarakat mendapatkan informasi akurat dan tidak merasa khawatir berlebihan,” tambah Khairul.

Ia juga mengimbau warga tetap tenang dan menunggu hasil kajian resmi dari pemerintah pusat.

“Warga di lokasi memang cukup cemas. Namun, kita minta masyarakat tetap tenang dan tidak menyimpulkan sendiri sebelum ada hasil kajian ilmiah,” kata Khairul.

Sementara itu, manajemen PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) menegaskan bahwa titik semburan lumpur tersebut tidak berada di area sumur Pad-E yang dikelola perusahaan. Dalam keterangan resminya, Corporate Communication PT SMGP, Agung Iswara, menjelaskan bahwa manifestasi yang muncul merupakan fenomena alamiah yang telah terpantau sejak tahun 2021 dan tidak berkaitan dengan aktivitas sumur-sumur Pad-E.

“Sumur-sumur tersebut telah dibor sejak 2017 dan hingga kini belum pernah menghasilkan uap atau fluida panas bumi. Sumur-sumur tersebut tidak bertekanan dan tidak ada aktivitas produksi yang dapat memicu semburan,” tegas Agung.

Ia menambahkan, manifestasi seperti itu umum terjadi di wilayah dengan potensi panas bumi, sebagai hasil interaksi antara air tanah dengan batuan panas di bawah permukaan. Bahkan, manifestasi serupa sudah dikenal masyarakat setempat jauh sebelum aktivitas eksplorasi PT SMGP dimulai.

Area sekitar Pad-E diketahui memiliki tingkat pergerakan tanah yang tinggi serta banyak retakan, yang dapat memicu fenomena seperti semburan baru akibat pelepasan tekanan tanah, curah hujan, atau faktor geologis lainnya.

“Sebagai Objek Vital Nasional, PT SMGP berkomitmen penuh terhadap keselamatan dan keberlanjutan operasi kami dengan mengikuti semua standar keselamatan dan regulasi yang berlaku,” tutup Agung.(Red)

Semburan Lumpur Panas di Madina, Bupati Saipullah: Besok Kami Surati Ditjen EBTKE

Madina – Bupati Mandailing Natal (Madina) H. Saipullah Nasution akan menyurati Kementerian Energi dan Sumber Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) terkait munculnya semburan lumpur panas dan sejumlah lubang air panas di Desa Roburan Dolok, Kecamatan Panyabungan Selatan.

Hal itu disampaikan Saipullah usai meninjau beberapa titik lubang air panas dan kawah lumpur panas di desa tersebut. “Besok, Senin, saya akan langsung menyurati Ditjen EBTKE,” kata dia.

Saipullah mengungkapkan, dia menerima informasi bahwa kondisi tersebut telah sampai ke Ditjen EBTKE dan pekan ini akan menurunkan tim untuk pengecekan langsung ke lokasi. “Rencana mereka, tim akan turun antara Selasa, Rabu, untuk meneliti secara menyeluruh” sebut bupati.

Meskipun kondisi ini tidak berbahaya sesuai keterangan teknis PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP), Bupati Saipullah mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. “Karena ini merupakan sumber-sumber air panas dan uap, tetap waspada,” pesan dia.

Kepala Tenkik Panas Bumi PT SMGP Ali Said kembali menegaskan, semburan lumpur panas yang kini meresahkan masyarakat itu tidak berkaitan dengan aktivitas perusahaan. “Satu hal yang pasti adalah, berita yang beredar di masyarakat, lokasinya bukan di Pad E,” sebut dia.

Ali Said memastikan, meskipun sumur Pad E ditutup kembali, lubang-lubang baru yang mengeluarkan hawa panas atau air panas akan tetap terjadi karena hal seperti itu lumrah di sekitar lokasi yang berpotensi panas bumi.

“Itu adalah proses alamiah yang terjadi di daerah sekitar panas bumi di mana banyak patahan-patahan, dua tempat yang sudah dicek tadi, itu memang daerah patahan,” terang dia.

Meski demikian, Ali Said menyambut kedatangan tim dari Ditjen EBTKE sehingga ada keterangan yang menyeluruh. “Mudah-mudahan bisa menegasikan isu-isu negarif yang ada di tengah masyarakat,” harap dia.

Sebelumnya diberitakan, semburan lumpur panas yang muncul di beberapa titik di perkebunan masyarakat Desa Roburan Dolok, Kecamatan Panyabungan Selatan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), menyebabkan ratusan pohon karet mati dan tak bisa lagi dideres.

Hal itu berdasarkan keterangan salah satu warga, Kahfi (30 tahun), pada Kamis, 24 April 2025, yang menduga kejadian ini berkaitan dengan aktivitas PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) di desa tersebut beberapa waktu lalu.(Red)

DLH Madina Akan Surati EBTKE Terkait Fenomena Semburan Air Panas di Roburan Dolok

Madina – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, segera mengirimkan surat resmi kepada Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) untuk meminta kajian geologi terkait fenomena semburan air panas di Desa Roburan Dolok, Kecamatan Panyabungan Selatan.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala DLH Madina, Khairul, saat diwawancarai sejumlah wartawan di ruang kerjanya pada Jumat (25/4/2025).

Khairul menyatakan bahwa pihaknya telah meninjau langsung lokasi semburan dan memastikan bahwa fenomena tersebut benar adanya.

“Kami sudah turun ke lapangan dan menemukan titik semburan air panas. Fenomena ini memang telah terjadi sejak lama, dan kami memastikan bahwa sumber air panas itu alami,” ujar Khairul.

DLH Madina menganggap penting untuk melibatkan pihak EBTKE agar dapat memberikan penjelasan ilmiah yang menyeluruh. Tujuannya adalah agar masyarakat tidak salah memahami fenomena tersebut dan terhindar dari keresahan yang tidak perlu.

“Kami ingin masyarakat tetap tenang. Oleh karena itu, kami meminta EBTKE menurunkan tim geologinya agar bisa memberikan gambaran ilmiah dan faktual terkait kejadian ini,” tambahnya.

Surat permohonan resmi kepada EBTKE, menurut Khairul, saat ini sudah selesai disusun dan tinggal menunggu izin penandatanganan dari Bupati Madina.

Sementara itu, pihak PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) turut memberikan keterangan resmi. Melalui Corporate Communication Manager-nya, Agung Iswara, PT SMGP menyatakan bahwa titik semburan air panas yang terekam dalam video viral tersebut tidak berada di area sumur Pad-E milik mereka.

“Pada Rabu, (23/4/2025) kemarin,kami bersama DLH Madina telah melakukan peninjauan dan menunjukkan bahwa lokasi manifestasi berada di area lain di Desa Roburan Dolok dan bukan di area sumur kami,” jelas Agung dalam rilis tertulis yang diterima Jumat (25/4/2025).

Agung menambahkan bahwa manifestasi panas bumi di sekitar Pad-E merupakan fenomena alam yang telah terpantau sejak tahun 2021. Sumur-sumur di Pad-E sendiri telah dibor sejak 2017 dan hingga kini belum pernah menghasilkan fluida panas bumi, serta tidak dalam kondisi bertekanan maupun aktif.

“Manifestasi seperti ini umum terjadi di wilayah berpotensi panas bumi, sebagai hasil interaksi antara air tanah dan batuan panas di bawah permukaan. Bahkan, masyarakat sekitar sudah mengenal fenomena serupa jauh sebelum kegiatan eksplorasi kami dimulai,” pungkas Agung.(Red)

Manifestasi Air Panas di Roburan Dolok: PT SMGP : Bukan Dampak Kegiatan Pengeboran

Madina – PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP), perusahaan pengelola pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, memberikan klarifikasi terkait kemunculan semburan air panas (manifestasi) yang viral di media sosial pada Selasa, 22 April 2025. Fenomena tersebut terjadi di Desa Roburan Dolok, Kecamatan Panyabungan Selatan, Kabupaten Madina.

Menanggapi informasi tersebut, pihak SMGP bersama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Madina langsung melakukan peninjauan ke lokasi pada Rabu, 23 April 2025.

“Hasil verifikasi di lapangan menunjukkan bahwa titik manifestasi tersebut berada di lokasi lain di Desa Roburan Dolok dan tidak berada dalam area sumur Pad-E milik PT SMGP,” jelas Agung Iswara, Corporate Communication Manager SMGP, dalam rilis resmi yang diterima pada Jumat (25/4/2025).

Agung menjelaskan bahwa fenomena semburan air panas yang terjadi di sekitar lokasi Pad-E merupakan kejadian alamiah yang telah dipantau sejak tahun 2021. Ia menegaskan bahwa manifestasi ini tidak berkaitan dengan aktivitas sumur-sumur panas bumi yang ada di Pad-E.

“Sumur-sumur pada Wellpad E telah dibor sejak 2017 dan hingga saat ini tidak pernah berhasil mengalirkan uap maupun fluida panas bumi. Sumur-sumur tersebut memiliki tekanan kepala 0 Barg atau tidak bertekanan, dan saat ini tidak ada aktivitas produksi di sana,” ungkapnya.

Menurut Agung, manifestasi semacam ini adalah fenomena umum di wilayah dengan potensi panas bumi, yang terjadi akibat interaksi antara air tanah dengan batuan panas di bawah permukaan. Bahkan, menurutnya, berbagai manifestasi serupa telah dikenal masyarakat lokal sejak lama, sebelum kegiatan eksplorasi SMGP dimulai.

“Lokasi Pad-E sendiri merupakan area yang secara geologis rentan terhadap pergerakan tanah seperti soil creep dan longsor. Kondisi ini dapat memunculkan manifestasi baru sewaktu-waktu akibat pelepasan tekanan retakan atau faktor lainnya seperti curah hujan,” tambahnya.

Sebagai objek vital nasional, PT SMGP menegaskan komitmennya terhadap keselamatan operasional dan keberlanjutan lingkungan. “Kami menjalankan seluruh kegiatan operasional sesuai dengan standar keselamatan dan regulasi yang berlaku,” tutup Agung.(Red)

Semburan Lumpur Panas di Roburan Dolok Rusak Ratusan Pohon Karet, Diduga Terkait Aktivitas Pengeboran

Mandailing Natal – Semburan lumpur panas muncul di beberapa titik perkebunan warga di Desa Roburan Dolok, Kecamatan Panyabungan Selatan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Peristiwa ini menyebabkan ratusan pohon karet mati dan tidak dapat lagi disadap.

Salah satu warga setempat, Kahfi (30), pada Kamis, 24 April 2025, menyampaikan bahwa semburan lumpur tersebut diduga berkaitan dengan aktivitas pengeboran yang sebelumnya dilakukan oleh PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) di wilayah tersebut.

“Sebelumnya di kebun saya hanya ada kolam air panas, sering dipakai warga untuk mandi. Tapi sekarang air itu berubah menjadi lumpur panas, muncul kawah-kawah kecil, dan pohon karet jadi mati,” ujarnya, dikutip dari Mandailing Pos.

Menurut Kahfi, semburan lumpur tidak hanya terjadi di lahannya, tapi juga mulai muncul di beberapa titik lain di sekitar desa. Bahkan kolam pemandian air panas yang dulunya dimanfaatkan warga kini tidak lagi bisa digunakan karena telah dipenuhi lumpur panas.

Kahfi menambahkan bahwa PT SMGP sempat melakukan pengeboran di Roburan beberapa waktu lalu, namun aktivitas tersebut mendadak berhenti tanpa penjelasan kepada warga. Hal ini memicu kekhawatiran masyarakat, yang kemudian ramai dibicarakan di media sosial.

“Ini yang ditakutkan dari dulu… akankah ada Lapindo jilid 2,” tulis salah satu pengguna media sosial, menyinggung insiden lumpur panas Lapindo di Sidoarjo.

Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari pihak pemerintah daerah maupun PT SMGP terkait penyebab munculnya semburan lumpur panas tersebut. Masyarakat berharap ada investigasi menyeluruh untuk memastikan sumber dan dampak dari fenomena ini.(Red)

PT SMGP Salurkan Bantuan Untuk Korban Kebakaran di Desa Tambangan Tonga

Tambangan,MADINA – PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP), perusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi yang beroperasi di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) menunjukkan rasa empati dan turut berduka atas musibah kebakaran yang dialami warga Desa Tambangan Tonga Kecamatan Tambangan Kabupaten Madina yang terjadi pada hari Senin (23/12) dini hari.

Kedatangan tim CDCR PT SMGP didampingi personel keamanan Nawakara ke tempat musibah sekaligus menyerahkan bantuan kepada korban dan keluarganya melalui kepala desa yakni Bahri Nasution didampingi ketua Penanggulangan Posko Darurat kebakaran, Sahrin Lubis. Ada 18 unit bangunan rumah yang menjadi korban pada peristiwa ini, 16 rumah di antaranya berpenghuni dan dua unit bangunan kosong. Masing-masing korban mendapat paket bantuan dari SMGP berupa kain, beras, telur, gula dan bubuk teh.

“Alhamdulillah kami sudah menyerahkan bantuan 16 paket sembako melalui kepala desa juga bertatap muka dengan korban,” kata Yaqub Lubis bersama Isma dan Ghina Putri, tim CDCR PT SMGP yang menyerahkan bantuan, Selasa (24/12)

Kepala Teknik Panas Bumi PT SMGP, Ali Sahid melalui Koordinator CDCR, Ade Robi menyampaikan PT SMGP turut berduka atas musibah yang dialami warga Tambangan Tonga.

“Kehadiran kami di tengah-tengah korban sebagai bentuk rasa persaudaraan dan turut berduka atas musibah yang dialami saudara kita di Tambangan Tonga. Semua orang pasti tidak ingin mengalami musibah, tapi kita juga meyakini bahwa di balik musibah pasti ada hikmah yang disiapkan Allah SWT. Saat ini saudara kita sedang berduka, tentu kita harus membantu mereka. Kita berharap saudara-saudara yang menjadi korban kebakaran sabar dan ikhlas menghadapi ujian dari Yang Maha Kuasa ini,” ungkap Ade Robi.

Cofwan Risky, salah satu korban kebakaran didampingi kepala desa dan ketua posko darurat mengucapkan terima kasih kepada PT SMGP dan semua pihak yang telah mulai menyalurkan bantuan kepada korban

“Kami mengucapkan terima kasih kepada SMGP atas bantuan dan rasa persaudaraan yang mereka tunjukkan hari ini. Semoga bantuan ini mendapatkan imbalan kebaikan dari yang Maha Kuasa, dan PT SMGP sukses menjalankan programnya,” kata Cofwan Risky.

Dapat diketahui, peristiwa kebakaran yang tejadi di Desa Tambangan Tonga mengakibatkan 18 unit rumah warga hangus terbakar. Peristiwa ini terjadi pada hari Senin dini hari sekira pukul 00.30 Wib.

Berikut data pemilik rumah kebakaran:

1. Hapisuddin
2. Ahmad Rifai
3. Jamali Nst (alm)
4. Dalkit Nst
5. Darwin Nat
6. Siddik Nst
7. Riski Nst
8. Borgo
9. Marzuki
10. Mustofa lubis
11. Abdul Karim
12. Muslim Nst
13. Abd Rahman
14. Abd Rozak (alm)
15. Agus Salim(Kobol)
16. Inna Nst
17.Bengkel milik Yunus
18.Warung Kopi milik Nasrun Nst.(Red)