Bawaslu Madina Sebut Pemanggilan Cakada Tak Bisa Diliput Media

Panyabungan,Madina – Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Mandailing Natal (Bawaslu Madina) melalui Koordinator Penanganan Muhammad Amin menyebut pemanggilan calon kepala daerah (Cakada) tidak bisa diliput media karena merupakan bagian dari informasi yang dikecualikan.

Hal itu dia sampaikan ketika dikonfirmasi mengenai ada-tidaknya Cakada yang dipanggil untuk klarifikasi. “Itu, kan, secara tidak langsung menjawab dari saksi, ahli, tersangka, dan barang bukti,” kata Amin melalui sambungan telepon seluler, Selasa (12/11) malam.

Lebih lanjut, Amin menerangkan dalam hal itu Bawaslu tidak bisa menyampaikan siapa tersangka, pelapor, dan saksi sebelum kasus selesai.

Ketika diperjelas bahwa pertanyaan konfirmasi yang diajukan adalah ada-tidaknya Cakada yang dipanggil Bawaslu, Amin menyebutkan bahwa menjawab pertanyaan itu sama saja Bawaslu membuka siapa saksi yang dipanggil, termasuk saksi pelapor. “Itu bahagian dari informasi yang dikecualikan,” terangnya.

Dia juga meminta media melindungi nama saksi. Padahal, tidak ada satu pun pertanyaan yang diajukan mengenai saksi. Wartawan hanya mempertanyakan benar-tidaknya informasi yang menyebutkan ada Cakada yang dipanggil Bawaslu. Kemudian, jika benar ada, Cakada yang mana dan pemanggilan itu terkait hal apa.

Setelah menutup telepon, Amin mengirimkan Perbawaslu 10 Tahun 2019, Pasal 18 Ayat (2). Dia menuliskan bahwa Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) wajib mengecualikan informasi yang berkaitan dengan pemilihan, yakni:

a. Informasi publik yang apabila dibuka dapat mengganggu proses penanganan pelanggaran pemilihan;

b. Informasi publik yang apabila dibuka dapat mengungkapkan identitas informan, pelapor, dan/atau saksi yang mengetahui adanya tindak pidana atau pelanggaran pemilihan;

c. Informasi publik yang apabila dibuka dapat membahayakan keselamatan dan keamanan pengawas pemilihan, informan, pelapor, terlapor dan/atau saksi.

Mandailing Online memberitakan, Calon Bupati Harun Musthafa Nasution memberikan klarifikasi ke Bawaslu atas laporan terhadap dirinya. Dia hadir di kantor Bawaslu Madina sekitar pukul 14.00 WIB bersama dengan teman sekolahnya.

Harun dilaporkan atas dugaan pemberian keterangan palsu terkait ijazah SMA yang digunakan saat mendaftar ke KPU. (Red)

Bang Ipul di Festival Budaya Pasar Baru: Adat Mandailing Adalah Identitas, Harus Kita Lindungi

MADINA – SAHATA | Ribuan masyarakat Mandailing Natal berkumpul dengan penuh antusias di lapangan Pasar Baru Panyabungan pada Minggu malam (27/10/2024) dalam Festival Seni Budaya Mandailing, sebuah perayaan yang kental dengan identitas dan kekayaan budaya Mandailing.

Pada kesempatan ini, Ketua Umum Ikatan Keluarga Nasution (IKANAS) Dohot Anakboruna, H. Saipullah Nasution, SH, MM, atau dengan sapaan akrab nya Bang Ipul, menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya melestarikan adat dan budaya Mandailing sebagai identitas yang tak ternilai.

Sambutan Saipullah yang bergelar adat Sutan Kumala Perhimpunan Naposo, diawali dengan yel-yel “Horas! Horas! Horas!” yang langsung disambut gegap gempita oleh hadirin.

Saipullah menegaskan bahwa budaya Mandailing mencakup lebih dari sekadar kesenian; ia adalah identitas yang mengakar dalam kehidupan masyarakat. “Gordang sambilan, tari tor-tor, hingga dalihan natolu bukan sekadar kesenian atau adat istiadat. Ini adalah cermin jati diri kita sebagai masyarakat Mandailing,” ujarnya penuh semangat.

Namun, Saipullah menyayangkan semakin sedikitnya generasi muda yang menguasai bahasa Mandailing.

Ia menekankan pentingnya peran pendidikan untuk menghidupkan kembali pelajaran bahasa Mandailing di sekolah-sekolah. “Bahasa Mandailing adalah fondasi yang menguatkan identitas kita. Saya sangat berharap pemerintah daerah dan IKANAS dapat bekerja sama agar bahasa kita ini diajarkan kembali di tingkat sekolah dasar dan menengah,” ungkapnya.

Tidak hanya soal pendidikan, Saipullah juga menyoroti perlunya hak paten budaya Mandailing sebagai upaya melindungi kekayaan intelektual ini dari klaim pihak luar.

“Kita tidak boleh membiarkan budaya Mandailing diakui oleh orang lain. Mari kita perjuangkan hak paten untuk budaya kita, agar dunia tahu bahwa ini milik kita,” tegasnya, meneguhkan komitmen untuk menjaga keaslian dan keutuhan budaya Mandailing.

Menutup sambutannya, Saipullah meminta seluruh masyarakat untuk tidak hanya hadir sebagai penonton, tetapi juga menghayati dan memahami setiap makna di balik pertunjukan seni budaya yang mereka saksikan. “Festival ini bukan sekadar hiburan, ini adalah panggilan bagi kita untuk menjaga dan mewariskan budaya Mandailing kepada generasi mendatang. Jadikan malam ini momen kebangkitan budaya kita,” tutupnya.

Dengan pesan kuat dari Saipullah, Festival Seni Budaya Mandailing Natal kali ini menjadi lebih dari sekadar perayaan. Ini adalah panggilan bagi seluruh masyarakat Madina untuk bangkit bersama melindungi, memelihara, dan melestarikan warisan yang telah melekat dalam kehidupan mereka.(Red)

Saipullah Nasution: “Perempuan Adalah Guru Kehidupan, Penjaga Moral Bangsa”

Madina – Calon Bupati Mandailing Natal (Madina) nomor urut 2, H. Saipullah Nasution, memberikan pandangan yang menggugah tentang peran sentral perempuan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Ia menegaskan bahwa perempuan adalah pilar penting dalam membangun moral dan masa depan bangsa.

“Perempuan adalah guru pertama bagi anak-anak. Mereka adalah tiang rumah tangga dan penjaga moral generasi mendatang. Bisa dikatakan, 80 persen kehidupan keluarga berada di tangan mereka,” ujar Saipullah dengan penuh keyakinan saat memberikan sambutan dalam acara Sejuta Salawat yang berlangsung khidmat di Desa Hutaraja, Kecamatan Siabu, Madina, Selasa (8/10/2024).

Sebagai sosok yang dihormati dan bergelar Patuan Kumala Parhimpunan Naposo, Saipullah mengapresiasi kehadiran ratusan perempuan yang memenuhi majelis tersebut. Menurutnya, peran aktif perempuan dalam kegiatan keagamaan seperti ini adalah tanda kebangkitan moralitas di Madina. “Melalui majelis taklim yang dipimpin para perempuan, insya Allah Madina akan menjadi daerah yang diberkahi dan diridai oleh Allah SWT,” katanya dengan harapan besar.

Ia menekankan bahwa pendidikan anak, terutama dalam hal agama, banyak ditopang oleh ibu. “Kami, para laki-laki, sering hanya fokus bekerja, pulang kasih uang ke istri, lalu ke warung ngopi. Tapi peran ibu jauh lebih besar, merekalah yang membentuk karakter anak-anak kita,” tuturnya dengan nada serius namun tetap akrab.

Namun, di tengah kemajuan zaman, Saipullah mengingatkan bahwa generasi muda menghadapi tantangan besar, salah satunya adalah penyalahgunaan teknologi. Ia mengungkapkan keprihatinannya setelah melihat banyak anak di desa-desa yang sibuk dengan ponsel mereka, terjebak dalam dunia gim daring tanpa pengawasan. “Jika dibiarkan, mereka bisa tumbuh tanpa nilai-nilai agama yang kuat, tanpa pondasi moral yang kokoh,” ujarnya dengan nada tegas.

Dalam pidatonya, Saipullah menyerukan kepada para orang tua, khususnya para ibu, untuk bekerja sama dalam menjaga moral generasi muda dari pengaruh negatif seperti narkoba dan kecanduan teknologi. “Kita harus melindungi mereka, menanamkan nilai-nilai agama sebagai tameng dari godaan zaman,” katanya penuh semangat.

Selain itu, ia mengajak seluruh peserta majelis taklim untuk terus memperbanyak membaca selawat sebagai amalan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah. “Fadilah selawat itu luar biasa. Di Padang Mahsyar nanti, semoga kita dipertemukan dengan Rasulullah SAW,” ungkapnya dengan penuh harap.

Dalam kesempatan tersebut, Saipullah juga berbagi pengalaman spiritualnya saat berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW di Madinah. Dengan mata yang berkaca-kaca, ia menceritakan betapa haru dan bahagianya bisa berada di tanah suci. “Doa saya, semoga kita semua diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk berkunjung ke Tanah Suci dan menziarahi Rasulullah,” ucapnya tulus, diikuti harapan dari para jamaah yang hadir.

Sebelumnya, Buya Salman Nasution dalam tausiyahnya menyampaikan bahwa kebahagiaan di dunia dan akhirat dapat dicapai melalui empat hal utama: menjaga hati dari niat buruk, menjaga pandangan dari hal yang dilarang, memperkuat hubungan dengan Allah, serta memperbanyak zikir. Keempat hal ini, katanya, akan menjadi landasan hidup yang diridai Allah SWT.

Sebagai catatan, H. Saipullah Nasution adalah calon bupati Madina yang berpasangan dengan Atika Azmi Utammi Nasution. Atika sendiri merupakan wakil bupati perempuan pertama dalam sejarah Madina dan telah menjabat sejak 2021. Dengan komitmen yang kuat untuk membangun Madina yang religius dan sejahtera, pasangan ini hadir menawarkan visi perubahan yang membawa harapan baru. (R12KI)