JAKARTA – SAHATA | Badai matahari besar yang baru-baru ini meletus di permukaan Matahari diprediksi berdampak pada Bumi, termasuk Indonesia. Ledakan Matahari berkategori R3 yang dilaporkan oleh Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA) pada Senin (7/10) disusul badai magnetik kuat berskala G4 pada Kamis (10/10), menimbulkan kekhawatiran global.
Fenomena ini dipastikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia, yang memperingatkan masyarakat untuk siaga terhadap gangguan teknologi yang berpotensi terjadi akhir pekan ini.
Syrojudin, Ketua Tim Bidang Geofisika Potensial BMKG, menjelaskan bahwa badai kuat matahari ini akan mencapai puncaknya hari ini, Jumat (11/10), dan terus berlangsung hingga Minggu (13/10). “Puncak badai matahari diperkirakan terjadi pada hari ini dan dapat berdampak hingga beberapa hari ke depan,” ujarnya dalam keterangan pers.
Apa Itu Badai Matahari?
Badai Matahari, menurut NASA, adalah ledakan besar partikel bermuatan, energi, dan medan magnet yang dihempaskan Matahari ke luar angkasa. Fenomena ini dipicu oleh Ledakan Matahari (Solar Flare), yang kali ini disebabkan oleh bintik Matahari 3842 daerah gelap di permukaan Matahari yang memiliki medan magnet sangat kuat.
Ledakan ini memicu badai geomagnetik yang bergerak menuju Bumi. NOAA menyebutkan badai magnetik ini masuk dalam kategori kuat, dengan skala G4. Dampaknya meliputi gangguan medan magnet Bumi yang bisa berpengaruh pada sistem komunikasi satelit hingga GPS di berbagai wilayah, termasuk Indonesia.
Bagaimana Dampaknya di Indonesia?
Walaupun tidak berbahaya bagi manusia secara langsung karena atmosfer dan medan magnet Bumi memberikan perlindungan, BMKG memperingatkan bahwa badai ini bisa mempengaruhi berbagai teknologi yang bergantung pada satelit. Di Indonesia, gangguan pada sistem komunikasi radio, navigasi GPS, hingga penurunan kualitas sinyal internet dapat dirasakan selama akhir pekan ini.
BMKG mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dalam menggunakan internet, terutama untuk aktivitas yang bergantung pada stabilitas jaringan. Selain itu, para pengguna drone juga diminta untuk menunda penerbangan, karena sinyal GPS berisiko terganggu dan kendali drone bisa hilang di tengah operasi.
Dengan puncak badai yang diperkirakan terjadi hari ini, BMKG menegaskan pentingnya waspada, terutama bagi mereka yang bergantung pada komunikasi dan navigasi satelit. Tetap pantau informasi terbaru untuk menghindari dampak yang lebih luas hingga badai matahari ini mereda.(Red)
SUMBER : DETIKNEWS