Kemendes PDT Siapkan Dana Desa untuk Dorong Ketahanan Pangan Nasional

Makassar,Sahata News – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDT) menegaskan komitmennya menjadi penggerak utama dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional melalui optimalisasi dana desa.

Pernyataan ini disampaikan oleh Dirjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Samsul Widodo, saat mewakili Menteri Desa Yandri Susanto dalam Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Pangan di Aula Tudang Sipulung, kompleks rumah jabatan Gubernur Sulawesi Selatan, Jumat (17/1).

“Melalui rapat ini, Menko Pangan menekankan agar kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah segera menggerakkan langkah konkret di lapangan. Khususnya, 20 persen dari dana desa wajib dialokasikan untuk mendukung ketahanan pangan,” ujar Samsul Widodo.

Ia menjelaskan bahwa dari total dana desa yang tersedia, minimal Rp 16 triliun diharapkan dapat digunakan untuk menciptakan swasembada pangan di tingkat desa.

Konsep ini mencakup pengembangan produk unggulan berbasis potensi lokal, seperti desa cabai, desa tomat, desa padi, dan desa ikan.

Dalam rapat tersebut, sejumlah isu krusial dibahas, termasuk peningkatan jaringan irigasi di Sulawesi Selatan, distribusi pupuk bersubsidi, pemberdayaan peternak lokal, budidaya ikan, rehabilitasi mangrove, serta pengelolaan sampah dan limbah berbasis ekonomi sirkular. Semua program ini bertujuan mendukung target swasembada pangan yang dicanangkan tercapai pada tahun 2027.

Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan bahwa keberhasilan ketahanan pangan nasional membutuhkan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat. “Kolaborasi lintas sektor sangat penting agar Indonesia bebas impor bahan pangan dan mampu memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri,” tegasnya.

Rapat ini dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, termasuk Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan Didit Herdiawan, serta Pj Gubernur Sulawesi Selatan Fadjry Djufry, bersama para bupati se-Sulawesi Selatan.

Dengan langkah konkret dan alokasi dana yang tepat sasaran, Kemendes PDT optimistis desa-desa di Indonesia dapat menjadi pilar utama ketahanan pangan nasional.(Red)

Wamendes PDT Dorong Pemuda Desa Berperan Aktif dalam Program Makan Bergizi Gratis

JAKARTA, — Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes PDT) Ahmad Riza Patria mengajak pemuda desa dan pendamping desa untuk aktif berinovasi dalam mendukung pelaksanaan program makan bergizi gratis yang dilaksanakan serentak di Indonesia mulai (6/1).

Dalam acara Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pendamping Desa secara daring pada Selasa (7/1/).

Wamendes Riza menyampaikan pentingnya pemuda desa untuk mengambil peran penting dalam program ini.

Ia mendorong pemuda untuk memanfaatkan potensi desa sebagai bahan baku untuk memenuhi kebutuhan gizi, terutama bagi anak-anak sekolah.

“Kami berharap pemuda desa dapat berinovasi dan mengelola potensi desa dengan baik. Setiap desa harus mampu memberikan kontribusi dalam memenuhi kebutuhan gizi generasi Indonesia yang sedang duduk di bangku sekolah,” ujar Wamendes Riza.

Program makan bergizi gratis ini membutuhkan kontribusi dari berbagai pihak, terutama desa yang memiliki potensi bahan baku sesuai standar gizi yang ditentukan pemerintah.

Hal ini memberikan peluang bagi desa untuk memanfaatkan sumber daya lokal dan meningkatkan perekonomian desa.

“Program ini akan mengangkat perekonomian desa. Dana yang dialokasikan untuk program ini dapat memberikan manfaat besar bagi desa. Setiap desa harus aktif dalam mempersiapkan dan menyuplai bahan baku untuk program makan bergizi gratis ini,” jelasnya.

Wamendes Riza juga menekankan pentingnya kerja sama antara Ikatan Pemuda Desa, pendamping desa, dan masyarakat secara umum untuk mewujudkan desa mandiri.

Keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan program ini.

Kemendes PDT Kemendes PDT juga sedang menyelesaikan modul desa tematik untuk mempermudah pengkategorian desa berdasarkan potensi yang dimilikinya.

Dengan adanya modul ini, diharapkan program makan bergizi gratis dapat terealisasi dengan lebih efektif dan mendorong tercapainya tujuan Indonesia Emas 2045, termasuk peningkatan kesejahteraan warga dan jumlah desa mandiri. (RED)

Yandri Susanto: “Seremoni Cukup, Saatnya Desa-Desa Bangkit dan Warga Menangis Bahagia!”

Jakarta – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto, menabuh genderang perubahan besar: tidak ada lagi seremoni berlebihan, saatnya bekerja nyata untuk desa-desa Indonesia.

Dalam rapat bersama Komisi V DPR RI, Yandri menegaskan bahwa kementeriannya kini fokus untuk benar-benar mengubah kehidupan masyarakat pedesaan, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.

“Sesuai arahan Pak Presiden, kita harus kurangi seremoni. Kita kerja nyata untuk rakyat, terutama bagi mereka di desa-desa yang butuh perhatian dan pembangunan langsung,” tegas Yandri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (29/10)

Dengan semangat menggebu, Yandri menyoroti tanggung jawab para pejabat untuk benar-benar peduli pada rakyat. “Tidak pantas kita duduk nyaman di ruang ber-AC, sementara banyak warga di desa masih hidup dalam kesulitan. Kita harus ingat, hidup ini bukan hanya soal jabatan, tapi tanggung jawab dunia dan akhirat untuk mereka,” ujarnya lantang.

Yandri juga meminta dukungan penuh dari Komisi V DPR RI agar visi besar ini dapat terlaksana dengan maksimal. “Pak, bantu saya wujudkan ini. Demi Merah Putih, kita harus bekerja sama untuk mengubah desa jadi tempat yang layak dan membahagiakan bagi warganya,” tambah Yandri.

Mengusung visi yang tajam, Yandri bercita-cita mengubah desa dari “air mata kemiskinan” menjadi “air mata kebahagiaan.” Ia bertekad, setiap warga desa di seluruh pelosok negeri bisa merasakan hasil pembangunan nyata. Dengan tagline “Membangun Desa, Membangun Indonesia,” Yandri menegaskan pentingnya menjadikan desa sebagai fondasi bangsa.

“Lebih dari 70 persen penduduk kita tinggal di desa. Kalau kita abaikan desa, kita abaikan Indonesia. Saya ingin desa menjadi garda depan kemajuan negara ini. Kita bangun desa untuk kebahagiaan seluruh rakyat,” pungkas Yandri, penuh semangat.

Dengan gebrakan baru ini, Yandri siap membawa perubahan mendasar, menjadikan desa-desa di Indonesia sebagai pilar utama menuju Indonesia yang sejahtera dan bahagia.(Red)

Sumber : AntaraNews.com

Desa Maju untuk Indonesia Sehat: Program Makan Bergizi Gratis Jadi Andalan Tekan Stunting

JAKARTA – SAHATA | Desa kini bukan lagi sekadar wilayah administratif; desa adalah kekuatan utama dalam perjuangan melawan stunting dan membangun generasi yang lebih sehat. Melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto yakin desa bisa menjadi garda terdepan dalam distribusi pangan bergizi.

Dengan dukungan Penyedia Peningkatan Kapasitas Teknis Desa (P2KTD), desa diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakatnya, khususnya anak-anak dan ibu hamil.

“Desa memiliki posisi strategis untuk menyuplai makanan sehat yang merata, tidak hanya bagi anak-anak dan ibu hamil, tetapi juga untuk pesantren, sekolah, dan lembaga pendidikan lainnya,” ungkap Yandri dalam keterangannya di Jakarta, Senin (28/10).

Kepercayaan ini didasari pada sinergi kuat antara P2KTD dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), yang siap menjadi penggerak utama penyediaan bahan pangan lokal.

Saat membuka Pelatihan Tim Verifikasi P2KTD pada Minggu (27/10), Yandri menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan dana Rp71 triliun sebagai dukungan awal.

Anggaran ini akan memastikan setiap desa dapat mengakses bantuan teknis dan sumber daya yang diperlukan untuk program MBG, mendorong BUMDes dan BUMDes Bersama menyediakan pangan sehat yang sesuai standar gizi.

Melalui langkah ini, desa tidak hanya membantu masyarakat mengakses makanan bergizi, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan dan menggerakkan ekonomi lokal.

Saat ini, 54.891 BUMDes telah terbentuk di Indonesia, dengan 27.597 di antaranya terdaftar secara nama dan 27.294 telah berbadan hukum. Dari total 3.362 BUMDes Bersama, sebanyak 2.948 telah memiliki nama terdaftar dan 414 telah berbadan hukum.

Dengan fokus pada desa-desa prioritas yang memiliki angka stunting dan kemiskinan tinggi, P2KTD diharapkan mampu memberikan dampak signifikan bagi desa-desa tersebut.

“P2KTD bukan hanya memberikan bantuan teknis, tetapi juga membantu membangun fasilitas vital seperti pusat distribusi makanan, penyimpanan pangan, hingga dapur bersama. Ini akan memudahkan desa dalam menyalurkan gizi ke semua kalangan,” tambah Yandri.

Program MBG kini menjadi harapan besar untuk menjadikan desa sebagai pusat ketahanan gizi nasional. “Dengan pemberdayaan ini, kita dapat menyongsong masa depan yang lebih sehat bagi generasi mendatang. Desa tak hanya menjadi penggerak ekonomi, tetapi juga pembangun kesehatan bangsa,” pungkas Yandri, penuh optimisme.(Red)

Sumber : Antara