Harga Pangan Meroket! Telur, Beras, dan Cabai Jadi Pukulan bagi Dompet Masyarakat

Jakarta – Di tengah kebutuhan pangan yang tak bisa ditunda, harga berbagai bahan pokok semakin melonjak. Data dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Kamis (7/11) pagi mengungkapkan kenaikan harga yang tajam untuk sejumlah komoditas utama, dari telur hingga cabai. Kenaikan ini pun membuat masyarakat harus merogoh kocek lebih dalam.

Telur ayam ras kini dibanderol Rp28.700 per kilogram (kg), naik 0,46 persen atau Rp130 dari harga sebelumnya. Kenaikan harga telur ini mempertegas tantangan yang dirasakan di dapur setiap rumah tangga.

Tak hanya telur, harga beras premium juga mengalami lonjakan hingga 0,78 persen atau Rp120 menjadi Rp15.600 per kg. Sementara itu, beras medium dan beras SPHP Bulog turut naik masing-masing 0,15 persen dan 0,16 persen.

Selain beras, harga bumbu dapur pun kian melambung. Bawang merah, bawang putih, dan cabai merah keriting terus menambah beban belanja harian.

Bawang merah kini berada di harga Rp34.140 per kg setelah naik 0,35 persen, sedangkan cabai merah keriting melonjak 0,98 persen atau Rp280 menjadi Rp28.820 per kg. Tak ketinggalan, cabai rawit merah pun ikut merangkak naik menjadi Rp39.610 per kg.

Namun, tidak semua komoditas melonjak. Harga daging ayam ras tercatat turun 0,63 persen atau Rp230 menjadi Rp36.090 per kg, memberi sedikit napas bagi konsumen. Di sisi lain, gula konsumsi dan minyak goreng juga menunjukkan penurunan, meskipun kecil. Harga minyak goreng curah turun hingga 1,13 persen atau Rp190 menjadi Rp16.580 per kg.

Kenaikan harga bahkan melanda bahan pangan impor. Kedelai biji kering (impor) naik 0,66 persen atau Rp70 menjadi Rp10.680 per kg, dan harga jagung untuk pakan ternak mencatat lonjakan tajam 4,86 persen atau Rp290 menjadi Rp6.260 per kg.

Harga ikan pun terpantau tidak stabil. Ikan kembung kini menyentuh Rp37.680 per kg setelah naik 1,59 persen atau Rp590, sedangkan ikan tongkol naik 0,48 persen menjadi Rp31.210 per kg. Berbeda dengan lainnya, ikan bandeng justru mengalami penurunan hingga 2,77 persen atau Rp920 menjadi Rp32.330 per kg.

Kondisi ini menambah tantangan bagi masyarakat yang sudah bergulat dengan harga tinggi dalam beberapa bulan terakhir.

Pemerintah diharapkan segera mengambil langkah nyata untuk menekan kenaikan harga pangan ini demi menjaga daya beli dan kesejahteraan masyarakat.(Red)

SUMBER : ANTARA NEWS

Harga Pangan Melejit: Daging Sapi Tembus Rp136 Ribu, Kenaikan Beras dan Bawang Picu Kekhawatiran

JAKARTA – SAHATA | Lonjakan harga pangan semakin terasa di berbagai penjuru negeri. Pada Kamis pagi (24/10), Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan kenaikan harga komoditas utama, termasuk daging sapi yang kini menyentuh angka Rp136.480 per kilogram.

Kenaikan ini tidak hanya memukul daging sapi, tetapi juga merambat ke berbagai kebutuhan pokok lainnya, membuat banyak kalangan semakin waspada terhadap ancaman inflasi pangan.

Beras premium, yang menjadi tumpuan konsumsi masyarakat, kini naik 0,52 persen atau Rp80, menjadikan harga per kilogramnya Rp15.540. Beras medium mengikuti tren serupa dengan kenaikan 0,66 persen atau Rp90, sehingga berada di angka Rp13.630 per kilogram.

Meskipun begitu, beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) dari Bulog masih bertahan di harga Rp12.560, memberikan sedikit nafas lega bagi masyarakat yang mengandalkannya.

Namun, lonjakan harga paling mencolok datang dari komoditas bawang merah, yang melonjak drastis 2,58 persen atau Rp760, menjadikan harganya Rp30.250 per kilogram.

Kenaikan ini diperkirakan akan berdampak langsung pada biaya memasak sehari-hari, mengingat bawang merah adalah bahan pokok penting di dapur masyarakat. Tak ketinggalan, bawang putih bonggol juga mengalami kenaikan tipis sebesar 0,48 persen atau Rp190, kini dijual seharga Rp40.040 per kilogram.

Sementara itu, kabar baik datang dari sektor cabai merah keriting yang justru turun 4,97 persen atau Rp1.520, menjadi Rp29.060 per kilogram, memberikan sedikit keringanan bagi para pecinta makanan pedas.

Namun, cabai rawit merah tetap naik 0,43 persen atau Rp190, kini dibanderol dengan harga Rp43.880 per kilogram.

Harga protein hewani juga tidak luput dari kenaikan. Daging sapi murni naik 1,32 persen atau Rp1.780, menjadikan harga per kilogramnya Rp136.480.

Kenaikan serupa terjadi pada daging ayam ras yang naik 1,43 persen atau Rp520, mencapai Rp36.840 per kilogram. Tak hanya itu, telur ayam ras mencatatkan kenaikan signifikan 4,25 persen atau Rp1.210, sehingga harganya kini berada di Rp29.680 per kilogram.

Di tengah lonjakan harga beberapa komoditas, kedelai biji kering impor justru menunjukkan tren penurunan sebesar 1,40 persen atau Rp150, menjadi Rp10.550 per kilogram.

Namun, gula konsumsi terus mengalami kenaikan sebesar 1,67 persen atau Rp300, sehingga harganya kini mencapai Rp18.230 per kilogram. Minyak goreng kemasan sederhana juga tak lepas dari kenaikan harga, melonjak 2,91 persen atau Rp530 menjadi Rp18.740 per kilogram. Meski begitu, minyak goreng curah turun tipis 0,84 persen atau Rp140, kini dihargai Rp16.440 per kilogram.

Di sektor tepung, baik tepung terigu curah maupun non-curah mengalami kenaikan. Tepung terigu curah naik 0,49 persen atau Rp50 menjadi Rp10.170 per kilogram, sedangkan tepung terigu non-curah melonjak 2,75 persen atau Rp360 menjadi Rp13.440 per kilogram.

Pada sektor peternakan, harga jagung yang melonjak 24,62 persen atau Rp1.470 menjadi Rp7.470 per kilogram memicu kekhawatiran peternak akan meningkatnya biaya pakan. Di sisi lain, sektor perikanan juga mengalami kenaikan harga.

Ikan kembung naik 2,42 persen atau Rp910, kini dijual Rp38.450 per kilogram. Ikan tongkol dan bandeng turut naik, masing-masing 0,99 persen dan 4,37 persen, menjadikan harga ikan tongkol Rp31.760 per kilogram dan ikan bandeng Rp34.630 per kilogram.

Lonjakan harga ini semakin memperberat beban masyarakat yang tengah menghadapi tantangan ekonomi. Kenaikan yang merata di berbagai komoditas pangan penting ini memunculkan tekanan baru bagi konsumen dan pelaku pasar.

Dengan ketidakpastian yang masih menyelimuti pasar global, pemerintah diharapkan dapat segera mengambil langkah-langkah strategis untuk menstabilkan harga dan memastikan kebutuhan pangan tetap terjangkau bagi seluruh masyarakat.(RED)

SUMBER : ANTARA

Kenaikan Harga Pangan Mengkhawatirkan: Cabai, Beras, dan Daging Ayam Naik Tajam di Pasaran

JAKARTA – SAHATA | Harga komoditas pangan di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan. Menurut data Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Kamis (17/10) pagi, mayoritas harga bahan pangan naik, menciptakan kekhawatiran di kalangan pedagang dan konsumen.

Cabai rawit merah mencatat kenaikan terbesar, naik Rp2.370 menjadi Rp48.570 per kilogram. Begitu juga dengan cabai merah keriting yang mengalami kenaikan 4,69 persen atau Rp1.420 per kg, mencapai Rp31.720.

Harga beras premium juga melonjak 2,46 persen atau Rp380 menjadi Rp15.850 per kg, sementara beras medium naik 1,77 persen atau Rp240 menjadi Rp13.780 per kg. Selain itu, beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga tidak luput dari kenaikan, sebesar 1,04 persen menjadi Rp12.680 per kg.

Kenaikan harga juga terjadi pada bawang merah dan bawang putih bonggol, dengan masing-masing naik sebesar 7,30 persen dan 3,31 persen. Harga bawang merah kini mencapai Rp31.030 per kg, sementara bawang putih naik menjadi Rp41.180 per kg.

Di sektor daging, meski daging sapi murni turun sebesar 1,37 persen menjadi Rp132.890 per kg, harga daging ayam ras melonjak 6,60 persen atau Rp2.330 menjadi Rp37.630 per kg. Kenaikan serupa terjadi pada telur ayam ras yang naik 5,81 persen atau Rp1.650, menjadi Rp30.030 per kg.

Komoditas lain yang mengalami kenaikan signifikan adalah kedelai impor, gula konsumsi, serta minyak goreng kemasan sederhana, yang masing-masing naik 1,21 persen, 2,12 persen, dan 2,48 persen.

Sementara itu, harga jagung di tingkat peternak melonjak hingga 14,31 persen menjadi Rp6.870 per kg, memberikan tekanan tambahan pada sektor peternakan.

Dengan kenaikan harga yang terus berlanjut, para konsumen diimbau untuk lebih berhati-hati dalam mengelola pengeluaran sehari-hari dan bersiap menghadapi lonjakan harga yang diprediksi bisa terjadi pada komoditas lainnya.(RED)

SUMBER : ANTARA