Erupsi Gunung Lewotobi Guncang NTT, Bandara Ditutup, Penerbangan Terganggu!

JAKARTA, – Erupsi dahsyat Gunung Lewotobi Laki-Laki di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus menebarkan ancaman besar, terutama bagi keselamatan penerbangan. Awan panas dan abu vulkanik yang mengepul dari puncaknya menyelimuti langit NTT, memaksa penutupan sementara sejumlah bandara di daerah tersebut.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, mengungkapkan bahwa sejak dini hari Jumat (8/11), Gunung Lewotobi telah melontarkan empat erupsi susulan dengan total durasi lebih dari 1.700 detik. Kolom abu yang terbentuk mencapai lebih dari lima kilometer, dan sebarannya mengarah ke utara dan barat laut, merambah area yang padat penduduk.

“Akibat tebalnya abu vulkanik, bandara-bandara di Maumere, Ende, dan Kupang terpaksa ditutup untuk memastikan keselamatan penerbangan. Ini bukan hanya gangguan sementara, tetapi potensi bahaya yang lebih besar,” kata Wafid. Dampaknya, penerbangan di seluruh NTT kini terganggu, menambah kekhawatiran bagi warga dan wisatawan.

Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi, yang telah melampaui status normal, menunjukkan pergeseran dari erupsi strombolian menuju eksplosif. Dengan tremor kegempaannya yang masih terus berlanjut, Badan Geologi memprediksi gangguan terhadap penerbangan bisa berlangsung lebih lama.

“Situasi ini menantang kami untuk memberikan rekomendasi lebih rinci. Kami terus memantau dan akan segera memberi informasi lebih lanjut untuk menghindari potensi bahaya,” jelas Wafid.

Pihak berwenang mengimbau agar masyarakat tetap waspada, mengikuti perkembangan terbaru, dan mematuhi instruksi resmi demi keselamatan.

Penerbangan udara di NTT kini dalam kondisi kritis, dan upaya mitigasi terus dilakukan untuk mengatasi ancaman dari erupsi yang belum dapat diprediksi kapan akan mereda.(Red)

Gunung Lewotobi kembali “Mengamuk”! Kolom Abu Menjulang 5.000 Meter, Warga Flores Timur Diminta Bersiap Siaga

Flores Timur, NTT – Gunung Lewotobi Laki-laki kembali “mengamuk” dengan kekuatan penuh, menyemburkan abu hingga 5.000 meter ke langit Flores Timur pada Kamis, 7 November 2024. Kolom abu coklat pekat melayang-layang di angkasa, menyebar ke barat daya, barat, dan barat laut, menjadikan pemandangan di langit lebih dramatis sekaligus mencekam bagi warga sekitar.

“Erupsi tercatat pukul 11.15 WITA dengan kolom abu mencapai 6.584 meter dari permukaan laut,” ujar Yohanes Kolli Sorywutun, petugas pemantau Gunung Lewotobi. Di balik puncak yang membara ini, letusan besar terpantau dengan amplitudo seismik hingga 47,3 milimeter dan berlangsung selama 24 menit. Ini menandakan energi besar masih menyimpan ancaman dari perut bumi.

Sebelumnya, pukul 10.48 WITA, letusan awal juga terjadi,seolah peringatan pertama dari gunung yang tengah “bangun”. Status Level IV (Awas) pun langsung diberlakukan oleh Badan Geologi, memperingatkan warga dan wisatawan untuk menjauh dalam radius 7 kilometer dari puncak gunung.

Di tengah ancaman letusan susulan yang belum mereda, warga sekitar lereng gunung dihimbau tetap waspada, mematuhi arahan resmi, dan mengabaikan kabar tak jelas yang dapat menimbulkan kepanikan. Hujan lebat juga perlu diwaspadai karena berisiko membawa banjir lahar di sungai-sungai berhulu di puncak.

Lewotobi yang “membara” hari ini seolah menjadi peringatan bagi kita semua. Masyarakat di sekitar gunung disarankan menggunakan masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari dampak buruk abu vulkanik pada kesehatan.(Red)

Sumber : Antara

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Guncang Flores Timur, Delapan Nyawa Melayang

Kupang,NTT – Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Flores Timur mengonfirmasi bahwa letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki telah merenggut delapan nyawa. Kejadian tragis ini terjadi di Kecamatan Wulanggitang, seiring dengan meluapnya material vulkanik dari gunung api yang berpotensi berbahaya.

Kepala Dinas Kominfo Flores Timur, Hery Lamawuran, mengungkapkan, “Saat ini, terdapat laporan bahwa delapan orang telah meninggal dunia akibat terkena material letusan gunung api,” dalam pernyataannya yang diterima dari Kupang, Senin pagi.

Kejadian ini berhubungan dengan erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang berlangsung pada Senin (4/11) pukul 02.48 WITA. Menurut informasi dari Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), meskipun tinggi kolom abu tidak dapat teramati, erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum mencapai 17 milimeter dan berlangsung selama sekitar tiga menit lima detik.

Erupsi ini tidak hanya menyebabkan hilangnya nyawa, tetapi juga mengakibatkan kebakaran pada sejumlah rumah dan gedung sekolah. “Sementara ini, kami belum menerima data resmi mengenai jumlah rumah atau gedung yang rusak, namun satu sekolah dilaporkan terbakar akibat semburan erupsi yang terjadi dini hari,” lanjut Hery.

Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, mengingat status Gunung Lewotobi Laki-Laki telah dinaikkan dari Level III (awas) menjadi Level IV (siaga). Hal ini diumumkan setelah PVMBG melakukan evaluasi aktivitas vulkanik dari gunung tersebut selama periode 23 Oktober hingga 3 November 2024.

Kepala PVMBG, P Hadi Wijaya, menegaskan, “Peningkatan status ini didasarkan pada hasil pemantauan visual dan instrumental yang menunjukkan adanya peningkatan aktivitas vulkanik yang cukup signifikan.” Masyarakat diharapkan tetap tenang dan mengikuti arahan dari pihak berwenang untuk mengurangi risiko lebih lanjut.(Red)

Sumber : Antara News

Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki Di Flores Timur Renggut Enam Nyawa

Flores Timur, NTT — Desa Klatanlo di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, diguncang bencana pada Senin (4/11) dini hari (00.30 WITA) saat Gunung Lewotobi Laki-Laki meletus dahsyat, menewaskan enam warga yang tertimpa reruntuhan rumah mereka sendiri.

Kepala Desa Klatanlo, Petrus Muda, yang dihubungi langsung dari Kupang, menggambarkan suasana mencekam saat kejadian. Letusan gunung menggetarkan desa, menyebabkan bangunan-bangunan runtuh dan memaksa warga untuk berlarian meninggalkan rumah tanpa memikirkan harta benda. “Enam orang dari satu keluarga tertindih bangunan rumah saat gunung meletus,” ujar Petrus, suaranya terdengar terbata-bata, seolah tak kuasa menahan duka atas kehilangan besar yang menimpa desanya.

Evakuasi masih terganggu lantaran kepanikan melanda warga. Warga Klatanlo meninggalkan rumah mereka, takut akan letusan susulan yang bisa kembali mengancam jiwa. Petrus menyebutkan bahwa petugas evakuasi baru saja tiba dan tengah berusaha menjangkau lokasi untuk melakukan proses penyelamatan.

Di tengah situasi ini, pemerintah setempat belum memberikan konfirmasi resmi terkait upaya tanggap darurat atau rencana penanganan bagi korban dan warga yang mengungsi.

Letusan Gunung Lewotobi kali ini mengingatkan kembali pada bahaya besar yang mengancam di tanah gunung api, sebuah pengingat pahit akan kekuatan alam yang tak bisa dikendalikan.

Kejadian ini menjadi pukulan bagi masyarakat setempat, yang berharap agar pemerintah segera memberikan bantuan bagi korban yang selamat dan menanggulangi dampak dari bencana tragis ini.(Red)

Sumber: AntaraNews