Meriah ! Wabup Atika Meriahkan Malam Arrayo di Hutarimbaru

Mandailing Natal – Suasana penuh semangat dan kebanggaan lokal terasa kental pada Sabtu malam (5/4/2025) saat Wakil Bupati Mandailing Natal, Atika Azmi Utammi Nasution, turut memeriahkan Malam Arrayo di Desa Hutarimbaru, Kecamatan Panyabungan Selatan.

Acara yang digelar untuk mempererat silaturahmi antarwarga ini berlangsung semarak. Tidak hanya hadir sebagai tamu kehormatan, Wabup Atika juga ikut manortor, menampilkan tari tradisional Mandailing yang menjadi kebanggaan budaya daerah.

Panggung budaya semakin hidup dengan penampilan Gordang Sambilan yang dipersembahkan oleh para mahasiswa asal desa tersebut. Kehangatan malam juga disempurnakan dengan sajian kuliner khas, seperti lemang yang disambut antusias oleh masyarakat.

Dalam sambutannya, Atika menyampaikan pesan kuat kepada generasi muda agar mempersiapkan diri untuk mengambil peran strategis di tanah kelahiran. Ia menyoroti minimnya keterlibatan pemuda lokal dalam posisi penting di perusahaan-perusahaan yang kini berinvestasi di Mandailing Natal.

“Kalau ada anak-anak muda yang siap secara kemampuan, pemerintah daerah bisa menjembatani. Perusahaan berorientasi pada profit. Kalau kita mampu, pasti diterima,” tegas Atika.

Ia juga mengajak para perantau untuk peduli terhadap mahasiswa dari daerah. Menurutnya, bimbingan yang tepat dapat membentuk generasi yang tangguh dan siap bersaing di masa depan.

Lebih lanjut, Atika menyampaikan harapannya agar acara seperti ini terus digelar setiap tahun sebagai wadah memperkuat identitas budaya, sekaligus benteng dari pengaruh negatif seperti narkoba dan dampak negatif teknologi.

Menutup malam penuh makna itu, Atika mengajak Naposo Nauli Bulung Desa Hutarimbaru untuk menghidupkan lahan-lahan tidur yang masih terbengkalai.“Kami siap menjembatani akses permodalan,” ujarnya.

Sambil menikmati lemang, masyarakat dihibur dengan lantunan onang-onang, tarian Tor-Tor dari berbagai usia, hingga penampilan Sarama Musik Mandailing yang membawakan lagu “Mandailing Raya” dan “Balun-Balun Bide”.

Tak hanya menyaksikan, Wabup Atika pun sempat berduet menyanyikan lagu “Si Togol”, menutup malam dengan penuh semangat dan kebanggaan Mandailing.(Red)

Harmoni Gordang Sambilan di SDN 200 Tombang Bustak: Lestarikan Tradisi, Bangun Karakter Pelajar Pancasila

MADINA – SAHATA | SDN 200 Tombang Bustak, Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), menghadirkan suasana berbeda. Di tengah gemuruh modernisasi, suara tabuhan alat musik tradisional Gordang Sambilan menggema di halaman sekolah. Ini bukan sekadar latihan musik, melainkan upaya strategis melestarikan budaya Mandailing sekaligus membentuk karakter siswa melalui Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Dalam upaya menanamkan kecintaan terhadap warisan budaya Mandailing, pihak sekolah bekerja sama dengan Munir Lubis, pelatih Gordang Sambilan yang handal. Anak-anak tampak antusias mengikuti latihan, dengan penuh kesabaran belajar menguasai ritme dan harmoni Gordang Sambilan. Pelatihan ini dilakukan dengan disiplin, namun tetap menghibur, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna.

Yusniar, Kepala SDN 200 Tombang Bustak, menjelaskan bahwa inisiatif ini tidak hanya untuk memperkenalkan alat musik tradisional kepada siswa, tetapi juga untuk membangun regenerasi pemain Gordang Sambilan yang kini mulai langka. “Semakin sedikit generasi muda yang mahir memainkan Gordang Sambilan. Kami merasa penting untuk memulai regenerasi sejak usia dini agar tradisi ini tidak hilang,” ungkapnya saat diwawancarai oleh StartNews pada Rabu (16/10/2024).

Selain melestarikan budaya, Yusniar menegaskan bahwa kegiatan ini juga menjadi bagian dari program P5 dalam Kurikulum Merdeka, yang mengedepankan pembelajaran berbasis proyek dan kearifan lokal. “Gordang Sambilan tidak hanya sekadar alat musik, tapi juga sarana pendidikan karakter. Kami ingin siswa mengembangkan sikap sabar, disiplin, dan kerjasama, yang semuanya merupakan nilai-nilai dalam Profil Pelajar Pancasila,” tambah Yusniar.

Program ini mendapatkan respons positif dari siswa dan masyarakat. Tidak hanya mengajarkan seni, tetapi juga memperkuat identitas lokal di tengah arus globalisasi. “Pelatihan ini akan kami jadikan program rutin, sehingga Gordang Sambilan tetap hidup dan menjadi kebanggaan anak-anak Mandailing,” kata Yusniar optimis.

Dengan harmoni Gordang Sambilan yang terus bergema, SDN 200 Tombang Bustak tidak hanya mengajarkan siswa tentang bunyi dan ritme, tetapi juga memberikan pelajaran mendalam tentang pentingnya menjaga warisan budaya, sambil membentuk generasi yang berkarakter dan berjiwa Pancasila.(RED)