MADINA – SAHATA | Di tengah kegembiraan dan keindahan alam Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), sebuah inisiatif cemerlang menggabungkan kesenangan dan kesehatan. Dalam suasana meriah acara wisata permainan leluhur (witapermainur), program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) memberikan lebih dari sekadar makanan: ini adalah langkah berani untuk melindungi anak-anak dari jajanan tidak sehat.
Camat Tambangan, Enda Mora Lubis, dengan antusias menyatakan, “Kami ingin menjadikan momen bermain anak-anak tidak hanya menyenangkan, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan mereka.” Setiap Minggu, anak-anak tidak hanya berpartisipasi dalam permainan yang mengasyikkan, tetapi juga mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya nutrisi yang baik.
Program ini merupakan sinergi antara pemerintah kecamatan dan desa, berkomitmen untuk mendidik anak-anak dan orang tua tentang bahaya penggunaan ponsel yang berlebihan dan dampak jajanan sembarangan. “Kami mendorong orang tua untuk lebih peka terhadap pilihan makanan anak-anak mereka. Kita harus bersama-sama melindungi generasi muda dari risiko kesehatan,” jelas Enda.
Setiap sesi PMT bukan hanya sekadar pengisian perut, tetapi juga dimeriahkan oleh kader kesehatan desa dan TP PKK yang siap memberikan edukasi menyenangkan. “Ibu-ibu PKK berperan besar dalam menyebarkan informasi. Kami ingin anak-anak kita tumbuh sehat, kuat, dan siap menghadapi masa depan,” tambahnya penuh semangat.
Kepala Desa Pasar Laru, Sahrial Efendi Lubis, dengan bangga mengungkapkan bahwa desa mereka telah konsisten memberikan makanan tambahan sejak dimulainya program pada 6 Juni 2024.
Pada Minggu (27/10), anak-anak berpartisipasi dalam kegiatan gotong-royong untuk membuat taman bunga, yang tidak hanya meningkatkan rasa kebersamaan tetapi juga menumbuhkan cinta terhadap lingkungan. “Kami selalu menutup acara dengan pemberian makanan bergizi agar anak-anak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan,” ujarnya.
Ketua TP PKK Kecamatan Tambangan, Ny. Leili Auliani Enda Mora, menekankan bahwa program ini bertujuan untuk membentuk anak-anak yang tidak hanya sehat secara fisik tetapi juga sosial. “Kami berupaya menggunakan bahan makanan yang murah dan mudah didapat dari lingkungan sekitar, sehingga semua anak dapat menikmatinya,” katanya.
Leili juga mengingatkan bahwa tantangan bagi anak-anak di era digital semakin beragam. “Orang tua harus lebih waspada dan terlibat. Kita harus menjadi pengawas utama dalam menjaga kesehatan anak-anak kita,” tambahnya.
Dengan semangat kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan, Kecamatan Tambangan menunjukkan bahwa kesenangan dan pendidikan bisa berjalan beriringan.
Program PMT ini menjadi contoh nyata bagaimana kita bisa merangkul tradisi sambil menciptakan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan peduli terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Di sinilah, di tengah tawa dan permainan, masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak kita mulai dibangun.(red)