Miris…!!! Bantuan Alsintan di Madina Diduga Dijadikan Alat Pungli,Petani Dipalak Rp 17,5 Juta oleh Oknum PPL

Madina – Miris…!!! Bukannya membantu petani, bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) justru diduga menjadi ajang bisnis ilegal oleh oknum di Dinas Pertanian.

Hal tersebut di ketahui setelah Sejumlah Brigade Pangan (BP) di Kecamatan Siabu mengaku dipaksa membayar hingga Rp 17,5 juta jika ingin mendapatkan Alsintan yang seharusnya diberikan gratis.

Seperti pengakuan Seorang anggota BP yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa mereka berulang kali ditekan oleh oknum Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk segera menyetorkan uang. Jika tidak, kelompok tani mereka terancam tidak mendapat Alsintan, bahkan bantuan pertanian lainnya bisa ikut dicoret.

“Kami ditelepon berkali-kali oleh oknum PPL yang mengatakan bahwa kami harus menyelesaikan ‘administrasi’ agar bisa mendapatkan Alsintan. Kalau tidak bayar, jangan harap dapat bantuan apa pun dari Dinas Pertanian,” ujarnya, Rabu (12/03).

Sebelumnya, tarif pungli untuk Alsintan roda dua dipatok Rp 3 juta, sedangkan roda empat Rp 20 juta per unit. Namun kini jumlahnya berubah menjadi Rp 2,5 juta untuk roda dua dan Rp 10 juta untuk roda empat.

“Hari ini (Rabu, 12 Maret 2025), uang pertama harus diserahkan saat penyerahan Alsintan, sedangkan sisanya harus lunas setelah Lebaran. Kalau tidak, Alsintan bisa ditahan atau diberikan ke kelompok lain,” tambahnya dengan nada kesal.

Tak hanya itu, sebuah rekaman percakapan antara BP dan oknum PPL yang diperoleh redaksi semakin menguatkan dugaan pungli ini. Dalam rekaman tersebut, oknum PPL terang-terangan menyebut bahwa pungutan berlaku di banyak desa, termasuk Sihepeng, Hutapuli, dan Hutaraja.

“Semua sama, Bang. Di Sihepeng, Hutapuli, Hutaraja, harga satu paketnya tetap Rp 17,5 juta,” ujar suara dalam rekaman yang diduga milik oknum PPL.

Dilansir dari orbitdigitaldaily.com,hingga kini, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Madina, Rolan Ahmadi Nasution, S.Sos, yang dikonfirmasi secara tertulis, belum memberikan jawaban terkait dugaan pungli tersebut.(Red)

Dinas Pertanian Madina Dukung Asta Cita Presiden Republik Indonesia

MADINA,Sahata News – Dalam rangka mendukung Program Asta Cita Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam peningkatan Swasembada pangan,Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) memaksimalkan Optimalisasi Lahan (Oplah) Rawa.

Seperti yang disampaikan Kepala Dinas Pertanian Madina Siar Nasution, SP Madina Siap mengoptimalkan lahan rawa masyarakat yang sudah dilakukan pematangannya seluas 2.300 Hektare (Ha) di dua kecamatan di Madina yang berlokasikan di Kecamatan Siabu dan Kecamatan Panyabungan Utara.

“Oplah Rawa yang sudah selesai dimatangkan yakni 85 Hektare di Desa Huta Damai, dan 2.215 Hektare di Kecamatan Siabu. Ini sudah berjalan semua, sudah selesai dikerjakan oleh TNI dari Kodim 0212 Tapsel,” kata Siar, Senin (20/1).

Siar juga menambahkan, pasca selesai pematangan Oplah Rawa, maka ada pembentukan Tim Brigade Pangan. 15 kelompok Brigade Pangan telah terbentuk di 13 Desa. 12 Desa di Kecamatan Siabu, 1 Desa di Panyabungan Utara.

“Jadi Brigade Pangan inilah yang mengolah lahan Oplah ini. Mereka nanti akan ber MoU dengan petani. Brigade Pangan ini dibentuk oleh Desa yang beranggotakan di fokuskan dengan beberapa kategori batasan pendidikan,” ujarnya.

“Orang-orang yang bergabung di Brigade Pangan ini harus memenuhi syarat yang ditentukan, misalnya kalau dari dalam desanya itu orangnya minimal memiliki pendidikan SLTA, kalau dari luar desanya itu harus minimal Stratata 1 (S-1),” sambung Siar.

Siar juga menjelaskan, Brigade Pangan bertindak sebagai pengelola lahan yang dikerja samakan dengan pemilik lahan. Nantinya, pemilik lahan dan Brigade Pangan ini akan bagi hasil. 30 persen kepada pemilik lahan, 70 persen untuk Brigade Pangan.

“Sampai dengan hari ini kita dari Dinas Pertanian masih fokus di Brigade Pangan. Mulai dari penguatannya, pengusulan alat pertaniannya, pengusulan benih, pestisidanya, dan kebutuhan lain dari Brigade Pangan,” ungkap dia.

Sebagai tambahan informasi, Dinas Pertanian Madina dalam membina Brigade Pangan ini sudah cukup maksimal. Di tahap 1 pada November 2024, pihaknya telah melakukan tanam perdana dengan Brigade Pangan dan para petani. Benih untuk tahap awal berbentuk Swadaya.

Kemudian tahap II, Distan Madina kembali memberikan bantuan benih padi dan pestisida untuk 2.300 lahan Oplah Rawa dari Distan sendiri dan Kementerian Pertanian. (Red)

Dukung Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian Madina Bersama TNI-Polri Lakukan Gerak Tanam

Panyabungan, Madina – Dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional, Dinas Pertanian Kabupaten Mandailing Natal (Madina) bersama TNI dan Polri menggelar gerak tanam di dua desa yang tersebar di dua kecamatan, Sabtu (14/12).

Kegiatan ini mencakup tanam padi di atas lahan seluas 9,5 hektare di Desa Lumban Pasir, Kecamatan Panyabungan, dan tanam jagung di lahan seluas 10 hektare di Desa Baringin Jaya, Kecamatan Panyabungan Utara. Selain itu, panen jagung juga dilakukan di Desa Baringin Jaya dengan luas panen 15 hektare dan produktivitas mencapai 5 ton per hektare.

Oim Abdurrahman, SP.MM., Direktur Jenderal Tanaman Pangan yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut, menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, TNI, dan Polri dalam mewujudkan ketahanan pangan.

“Hari ini kita melakukan gerak tanam bersama dengan TNI dan Polri sebagai bentuk dukungan terhadap ketahanan pangan nasional, khususnya di Kabupaten Madina,” ujar Oim, didampingi perwakilan Dinas Pertanian Madina, TNI, dan Polri.

Oim menjelaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan program strategis pemerintah pusat dalam memastikan kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi. Peran aktif Babinsa dan Bhabinkamtibmas, lanjutnya, menjadi kunci dalam mengoptimalkan lahan produktif di daerah.

“Diharapkan melalui gerak tanam ini, Kabupaten Madina mampu menjadi daerah yang mandiri pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani,” tambahnya.

Lebih lanjut, Oim memaparkan strategi peningkatan produktivitas pertanian melalui program Brigade Pangan. Program ini mengintegrasikan teknologi modern, melibatkan generasi muda, serta optimalisasi lahan rawa (Oplah) dan percetakan sawah rakyat.

“Petani juga dapat memanfaatkan alat dan mesin pertanian (alsintan) dengan sistem pinjam pakai melalui Brigade Alsintan untuk mendukung peningkatan produksi,” jelas Oim.

Dengan kolaborasi lintas sektor ini, Madina diharapkan dapat menjadi model pengelolaan ketahanan pangan yang efektif dan berkelanjutan, sekaligus mendukung pencapaian target nasional di sektor pertanian.(Red)