Pesta Buah dan Bazar UMKM Si Tombaga Tambangan Siap Meriahkan Akhir Pekan

Madina – Warga Mandailing Natal (Madina) bersiap menyambut kemeriahan Pesta Buah dan Bazar UMKM Si Tombaga yang akan digelar pada Kamis-Sabtu, 20-22 Februari 2025 di Niko-Niko, Desa Muaramais, Kecamatan Tambangan. Acara ini akan menghadirkan beragam buah lokal segar, bazar produk unggulan desa, serta hiburan budaya yang dijamin membuat akhir pekan semakin seru.

Selain pesta buah, pengunjung juga akan dimanjakan dengan berbagai kegiatan menarik seperti gala wicara dan pelatihan ketahanan pangan, penampilan seni budaya seperti gordang sambilan dan tari daerah, panggung hiburan, serta workshop inovasi pengolahan hasil kebun menjadi produk UMKM bernilai jual tinggi.

Camat Tambangan, Enda Mora Lubis, didampingi Sekcam Bahren Daulay, menyampaikan bahwa festival ini merupakan bagian dari upaya mendukung program ketahanan pangan Presiden Prabowo Subianto sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat desa.

“Kami ingin mengoptimalkan hasil pertanian dan kebun masyarakat, serta melibatkan petani sebagai pemasok bahan baku dan pelaku UMKM sebagai penyedia makanan bergizi gratis,” ujar Enda kepada media, Senin (17/2).

Ia menambahkan, acara ini tidak hanya menjadi ajang promosi buah-buahan lokal, tetapi juga wadah bagi masyarakat untuk mengembangkan keterampilan dalam mengolah hasil bumi agar memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.

Enda juga mengajak seluruh masyarakat Madina dan sekitarnya untuk datang dan menikmati beragam suguhan khas dalam festival ini.

“Mari ramaikan acara ini bersama keluarga. Selain pesta buah dan bazar, ada panggung hiburan dan edukasi bagi anak-anak agar lebih mengenal kekayaan alam daerahnya,” ajaknya.

Menariknya, ini merupakan gelaran kedua pesta buah di Tambangan. Sebelumnya, pada Februari 2022, festival bertema Pekan Raya Durian sukses menarik ribuan pengunjung yang ingin mencicipi beragam varietas raja buah.

Enda juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara ini.

“Terima kasih kepada Pemkab Madina, Kajari Madina, unsur Forkopimda, serta seluruh pemerintahan desa di Kecamatan Tambangan. Semoga acara ini membawa manfaat besar bagi masyarakat,” tutupnya.

Jangan lewatkan kesempatan menikmati kesegaran buah lokal sambil mendukung UMKM daerah!(Red)

Manggis Madina Tembus Pasar China, Desa Tambangan Jadi Sentra ‘Mutiara Belantara’

Madina,Sahata News – Desa kecil di Mandailing Natal (Madina), tepatnya Desa Rao-Rao Panjaringan, Kecamatan Tambangan kabupaten Mandailing Natal (Madina), kini menjadi sorotan internasional.

Karna Manggis dari desa ini,dikenal sebagai “mutiara belantara,” yang rutin menembus pasar China melalui kerja sama ekspor dengan PT Yuenann Fresh.

Di balik kesuksesan ini, ada sosok Mangaraja Safaat, seorang pekebun dan pebisnis ulet yang menjadi penggerak utama roda ekonomi lokal.

Dalam sehari, Mangaraja mampu mengumpulkan hingga 15 ton manggis untuk memenuhi permintaan ekspor. “Setiap hari, kami belanja dari pengepul di sekitar Tambangan untuk memastikan kuota pengiriman terpenuhi,” ujar Mangaraja saat ditemui di gudang sortir miliknya, Desa Tambangan Jae, Selasa (21/1).

Sebagai pelaku bisnis yang sudah berkecimpung sejak 1990-an, Mangaraja tak hanya meraup kesuksesan pribadi, tetapi juga membuka peluang bagi masyarakat sekitar.

Sebanyak 30-40 pekerja perempuan ia pekerjakan setiap hari dengan upah Rp70 ribu ditambah uang makan. “Kami ingin semua ikut merasakan manfaatnya, apalagi panen manggis ini adalah musim yang dinantikan,” jelasnya.

Namun, di balik gemerlap ekspor, ada tantangan besar yang harus dihadapi. Fluktuasi harga menjadi tantangan utama. “Harga manggis itu seperti saham, kadang naik, kadang turun,” ujar Mangaraja.

Ia menjelaskan, harga manggis kualitas super saat ini turun dari Rp25 ribu menjadi Rp21 ribu per kilogram. Sementara itu, kelas palkon dan super 2 dihargai Rp10 ribu, dan BS (bekas sortiran) hanya Rp3.000 per kilogram.

Selain harga, cuaca yang tidak menentu dan minimnya penyuluhan pertanian juga menjadi kendala. “Tambangan sebenarnya punya potensi besar jadi sentra manggis dan durian. Tapi, tanpa dukungan penyuluhan dari pemerintah, hasil panen sulit dimaksimalkan,” tambahnya.

Di gudangnya, suasana sibuk terasa. Puluhan pekerja perempuan terlihat memilah manggis dengan teliti sesuai standar ekspor. Buah-buah terbaik dimasukkan ke dalam keranjang sebelum dikirim ke Jakarta dan diteruskan ke China.

Mangaraja berharap perhatian dari pemerintah daerah lebih besar lagi. “Kalau ada dukungan rutin, kualitas panen bisa jauh lebih baik. Harapan kami, Tambangan tidak hanya dikenal di tingkat nasional, tapi juga internasional,” pungkasnya.

Dengan kerja keras dan semangat yang tak pernah padam, Mangaraja Safaat telah membuktikan bahwa mimpi besar bisa diwujudkan bahkan dari desa kecil.(Red)