BMKG: Sejumlah Kota Besar di Indonesia Berpotensi Diguyur Hujan Lebat Disertai Kilat Hari Ini

Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan potensi hujan lebat disertai kilat di sejumlah kota besar di Indonesia pada Minggu (13/4/2025).

Prakirawan BMKG Satriana Roguna menyampaikan bahwa hujan dengan intensitas ringan hingga lebat diprediksi terjadi di berbagai wilayah, termasuk di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

“Wilayah Jawa secara umum diprakirakan mengalami hujan ringan hingga sedang, seperti di Serang, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Sementara itu, Bandung berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai kilat,” ujar Satriana dalam siaran prakiraan cuaca BMKG.

Untuk wilayah Sumatera, hujan ringan hingga sedang diprakirakan terjadi di Medan, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Jambi, dan Palembang. Sedangkan Bengkulu, Pangkal Pinang, dan Bandar Lampung diprediksi mengalami hujan lebat yang dapat disertai kilat. Cuaca berkabut diperkirakan terjadi di Banda Aceh dan Padang.

Di wilayah Nusa Tenggara dan Bali, hujan ringan hingga sedang berpotensi terjadi di Denpasar dan Mataram, sementara Kupang diprediksi mengalami hujan lebat disertai kilat.

“Di Kalimantan, hujan lebat disertai kilat berpotensi terjadi di Tanjung Selor, Samarinda, Banjarmasin, dan Palangka Raya. Pontianak diprakirakan mengalami hujan dengan intensitas sedang,” lanjut Satriana.

Untuk wilayah Sulawesi, prakiraan menunjukkan potensi hujan lebat disertai kilat di Mamuju, Gorontalo, Manado, dan Kendari. Sementara Makassar dan Palu diperkirakan mengalami hujan ringan hingga sedang.

Di kawasan Indonesia Timur, hujan ringan hingga sedang diprediksi terjadi di Ambon, Ternate, Manokwari, Sorong, Nabire, Jayapura, dan Jayawijaya. Merauke menjadi satu-satunya wilayah di Papua yang diperkirakan mengalami hujan lebat disertai kilat.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama di wilayah yang diprakirakan mengalami hujan lebat dan kilat. Masyarakat juga dapat memantau informasi cuaca terkini yang diperbarui setiap tiga jam melalui aplikasi resmi BMKG.(Red)

Sumber : Antara News Sumut

Gempa Dahsyat M 7,6 Guncang Myanmar, Getaran Terasa hingga Thailand, BMKG: Indonesia Aman

Jakarta – Myanmar diguncang gempa bumi berkekuatan M 7,6 pada Jumat (28/3). Getarannya terasa hingga Bangkok, Thailand, bahkan menyebabkan beberapa bangunan mengalami kerusakan. Namun, BMKG memastikan gempa ini tidak berdampak pada aktivitas kegempaan di Indonesia.

“Gempabumi Myanmar M 7,6 ini tidak mempengaruhi kegempaan di wilayah Indonesia,” tegas Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, seperti dilansir dari detiknews.com.

BMKG mencatat episenter gempa berada di koordinat 21,76° LU; 95,83° BT dengan kedalaman 10 km. Berdasarkan analisis, gempa ini dipicu oleh aktivitas Sesar Besar Sagaing, yang memiliki pergerakan mendatar (strike-slip).

Dampaknya dirasakan cukup kuat di Mandalay, Myanmar, serta negara tetangga seperti Thailand dan China. “Intensitas getaran cukup signifikan untuk menyebabkan kerusakan bangunan, tetapi dampak pastinya masih dalam pemantauan,” jelas Daryono.

Bangkok Ikut Terdampak, Fenomena Direktivitas Jadi Pemicu

Sejumlah bangunan di Bangkok dilaporkan mengalami kerusakan akibat guncangan gempa. Daryono menjelaskan bahwa ini terjadi karena fenomena direktivitas, di mana energi gempa terfokus dalam satu arah tertentu, menyebabkan guncangan lebih kuat di lokasi yang jauh dari pusat gempa.

“Semakin tinggi direktivitas, semakin besar energi yang terkonsentrasi dalam satu arah, sehingga dampaknya bisa lebih besar di wilayah tertentu,” ungkapnya.

Fenomena serupa pernah terjadi saat gempa Michoacan, Meksiko, pada 1985. Saat itu, meskipun pusat gempa berjarak 350 km dari Mexico City, efek direktivitas menyebabkan kerusakan parah dan ribuan korban jiwa di ibu kota Meksiko.

Hingga pukul 15.28 WIB, BMKG mencatat tiga gempa susulan, dengan magnitudo terbesar M 6,6 dan terkecil M 4,6.

BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah percaya pada isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. “Kami terus melakukan pemantauan, dan berdasarkan hasil analisis, gempa ini tidak berpotensi tsunami,” kata Daryono, seperti dikutip dari detiknews.com.

Saat ini, pihak berwenang di Myanmar dan Thailand masih mendata dampak gempa, termasuk kemungkinan korban jiwa dan kerusakan lebih lanjut. Masyarakat diharapkan tetap waspada dan mengikuti informasi resmi dari otoritas terkait.(Red)

Hujan Deras Masih Mengintai Madina, Bupati Sukhairi: Waspada dan Utamakan Keselamatan

Madina – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dalam beberapa hari terakhir meningkatkan risiko banjir dan tanah longsor. Menghadapi ancaman ini, Bupati Madina HM Jafar Sukhairi Nasution mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan segera mengambil langkah pencegahan.

“Kita harus siaga penuh! Warga yang tinggal di bantaran sungai dan daerah rawan longsor harus lebih berhati-hati. Jika air mulai naik atau ada tanda-tanda longsor, segera evakuasi ke tempat yang lebih aman,” ujar Bupati Sukhairi dalam keterangannya kepada media, Jumat (14/3).

Selain itu, Bupati juga mengingatkan masyarakat untuk mencabut colokan listrik dari peralatan elektronik yang tidak digunakan guna mencegah korsleting saat banjir. Para pengguna jalan diminta lebih berhati-hati saat melintas di daerah rawan longsor, terutama di jalur pegunungan dan perbukitan yang rawan pergeseran tanah.

Untuk meminimalisir dampak bencana, Sukhairi mengajak seluruh masyarakat meningkatkan gotong royong membersihkan lingkungan, terutama saluran air dan drainase, agar aliran air tetap lancar dan tidak menyebabkan banjir.

“Saya juga sudah meminta BPBD dan Dinas Sosial untuk terus siaga, memantau titik-titik rawan, serta memastikan kesiapan bantuan tanggap darurat. Para camat dan kepala desa harus aktif berkoordinasi agar setiap kejadian bisa segera ditangani,” tegasnya.

Bupati menekankan bahwa kesiapsiagaan masyarakat adalah kunci utama dalam menghadapi potensi bencana.

“Kita tidak bisa meremehkan situasi ini. Jangan sampai ada korban akibat kurangnya kewaspadaan. Jika ada warga yang membutuhkan bantuan, segera laporkan ke pemerintah setempat agar bisa segera ditindaklanjuti,” tambahnya.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan deras diperkirakan masih akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan. (RED)

Viral “Awan Jatuh” di Murung Raya, BMKG Pastikan Bukan Fenomena Alam Biasa

Murung Raya, Kalteng – Sebuah video amatir yang merekam benda putih menyerupai awan mengambang di kawasan Muara Tuhup, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, menjadi viral di media sosial sejak Jumat (15/11) petang. Namun, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa fenomena tersebut bukanlah awan jatuh, melainkan gumpalan uap yang kemungkinan besar terkait aktivitas tambang di wilayah tersebut.

“Fenomena ini kemungkinan besar bukan awan alami, melainkan kondensasi uap air atau gas akibat aktivitas manusia,” ujar Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, dalam pernyataannya di Jakarta, Sabtu (16/11).

Andri menjelaskan bahwa awan tidak bisa jatuh dalam bentuk padat karena partikel penyusunnya sangat ringan dan tersebar dengan kerapatan rendah.

Awan terdiri dari tetesan air atau kristal es kecil yang melayang di atmosfer dengan bantuan arus udara. Partikel ini biasanya menguap sebelum menyentuh tanah, terutama jika lingkungan berubah.

Fenomena yang terekam dalam video viral itu diduga berasal dari pelepasan gas bertekanan tinggi akibat aktivitas pertambangan. Suhu rendah dan kelembapan tinggi di lokasi tersebut mendukung pembentukan gumpalan uap yang tampak seperti awan turun ke tanah.

“Gas atau uap ini lebih padat dibandingkan awan alami, sehingga terlihat seperti bisa disentuh. Namun, ini hanyalah efek visual sementara,” jelas Andri.

BMKG menegaskan bahwa fenomena ini tidak berbahaya dan masyarakat di sekitar lokasi tidak perlu khawatir. Kejadian tersebut bukan pertanda adanya gangguan alam, melainkan efek teknis dari aktivitas manusia.

Kejadian ini mengingatkan masyarakat untuk lebih memahami fenomena alam dan membedakan antara peristiwa alamiah dengan fenomena yang terjadi akibat intervensi manusia.(Red)

Sumber : Antara News.

BMKG Peringatkan Cuaca Hujan dan Petir pada Hari Pahlawan, Warga Diminta Waspada

JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan cuaca untuk sejumlah wilayah Indonesia pada peringatan Hari Pahlawan, Minggu (10/11). Sebagian besar daerah di Indonesia diprediksi akan diguyur hujan ringan hingga sedang, dengan potensi petir yang perlu diwaspadai, terutama di beberapa wilayah tertentu.

Di Sumatera, BMKG memperkirakan cuaca berawan tebal akan menyelimuti Kota Banda Aceh, sementara Medan, Padang, dan Pekanbaru akan mengalami hujan ringan.

Hujan dengan intensitas sedang diperkirakan akan turun di Kota Tanjung Pinang, sementara potensi hujan disertai petir perlu diwaspadai di Pangkal Pinang.

Untuk wilayah Pulau Jawa, Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta diprakirakan akan diguyur hujan ringan, sedangkan di Serang dan Bandung diprediksi akan terjadi hujan dengan intensitas sedang.

BMKG mengimbau warga di daerah tersebut untuk tetap waspada terhadap kemungkinan cuaca yang berubah cepat.

Di Bali dan Nusa Tenggara, Kota Denpasar diperkirakan akan berawan, sementara di Kupang dan Mataram, masyarakat diminta berhati-hati terhadap potensi hujan disertai petir.

BMKG memperingatkan adanya kemungkinan kilat yang bisa menyertai hujan di kedua kota tersebut.

Bergeser ke Kalimantan, Samarinda, Palangkaraya, dan Banjarmasin akan mengalami hujan ringan.

Di Tanjung Selor, hujan sedang diperkirakan akan turun, sementara di Kota Pontianak, BMKG mengingatkan adanya potensi petir yang harus diwaspadai.

Sulawesi juga diperkirakan akan mengalami cuaca hujan pada Hari Pahlawan ini. Gorontalo, Manado, Kendari, Palu, dan Makassar diprakirakan akan diguyur hujan ringan. Di Kota Mamuju, hujan dengan intensitas sedang juga diperkirakan terjadi.

Di wilayah Maluku dan Papua, cuaca yang berawan akan menyelimuti Kota Manokwari, sementara Ternate, Sorong, dan Jayapura akan mengalami hujan ringan. Hujan dengan intensitas sedang diperkirakan turun di Ambon dan Jayawijaya, sementara Nabire perlu waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat terjadi.

BMKG juga memperkirakan suhu udara di seluruh wilayah Indonesia akan berkisar antara 16 hingga 35 derajat Celsius, dengan kelembapan udara mencapai 40 hingga 100 persen.

Mengingat potensi cuaca yang berubah-ubah, masyarakat diminta untuk tetap berhati-hati dan mengikuti perkembangan informasi cuaca dari BMKG, terutama bagi mereka yang merencanakan kegiatan luar ruangan pada Hari Pahlawan.

Peringatan cuaca ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan di tengah peringatan Hari Pahlawan, sekaligus menunjukkan peran BMKG dalam memberikan informasi cuaca yang akurat dan tepat waktu kepada masyarakat.(Red)

Sumber : Antara

BMKG Minangkabau Usulkan Lidar untuk Pemantauan Akurat Abu Vulkanik

Minangkabau,Sumbar– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat, mengajukan permintaan mendesak untuk pengadaan alat canggih Light Detection and Ranging (Lidar) guna meningkatkan akurasi pemantauan abu vulkanik yang sering mengancam keselamatan penerbangan di sekitar Bandara Internasional Minangkabau (BIM).

Kepala BMKG Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, menegaskan bahwa Lidar bisa memberikan solusi yang lebih efektif dalam mendeteksi partikel abu yang berbahaya bagi penerbangan.

“Lidar memiliki kemampuan untuk mendeteksi partikel abu vulkanik secara detail dan akurat. Ini adalah alat yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi tantangan pemantauan yang ada selama ini,” ungkap Desindra pada Sabtu (9/11).

Permintaan untuk Lidar semakin mendesak setelah Gunung Marapi yang terletak tidak jauh dari BIM menaikkan statusnya menjadi siaga sejak 3 Desember 2023. Aktivitas vulkanik yang terus meningkat berpotensi menyebabkan lebih banyak abu vulkanik yang berbahaya, seperti yang sudah terjadi lima kali penutupan BIM akibat sebaran abu.

Penutupan bandara ini bukan hanya berdampak pada operasional bandara, tetapi juga pada keselamatan penerbangan.

Saat ini, BMKG bersama Kantor Otoritas Bandar Udara dan Angkasa Pura II Cabang BIM mengandalkan citra satelit Himawari 9 dan paper test untuk memantau abu vulkanik. Namun, kedua metode ini sering kali tidak efektif saat cuaca mendung atau ketika awan menghalangi pandangan satelit.

Di sinilah Lidar akan sangat berperan, menawarkan pemantauan yang lebih akurat bahkan dalam kondisi cuaca buruk sekalipun.

Dampak abu vulkanik terhadap bandara sangat serius. Selain menyumbat sensor pemantau kecepatan udara yang penting untuk keamanan penerbangan, abu vulkanik juga bisa menyebabkan landasan pacu menjadi licin, meningkatkan risiko kecelakaan saat pesawat lepas landas dan mendarat.

Yang lebih parah lagi, abu yang masuk ke dalam mesin pesawat dapat merusak komponen penting, seperti turbine compressor, yang berisiko mengurangi efisiensi dan memperbesar potensi kerusakan mesin.

BMKG menegaskan bahwa pengadaan Lidar adalah langkah strategis untuk menjaga keamanan penerbangan dan kelancaran operasional bandara, terutama di tengah ancaman erupsi vulkanik yang semakin intens.

Dengan pemantauan yang lebih akurat dan real-time, Lidar akan membantu memastikan Bandara Internasional Minangkabau tetap beroperasi dengan aman, meski di tengah ancaman abu vulkanik yang terus meningkat.(R12QI)

SUMBER : ANTARA NEWS

Angin Kencang Terjang Sukabumi, Rumah Hancur dan Warga Terpaksa Mengungsi

Sukabumi, Jawa Barat – Cuaca ekstrem kembali melanda Sukabumi! Hujan deras disertai angin kencang menerjang tiga titik di Kota Sukabumi pada Jumat (1/11), memicu kepanikan dan kerusakan yang signifikan di beberapa wilayah. Meski situasi tampak mencekam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi memastikan tidak ada korban jiwa atau luka-luka dalam peristiwa ini.

“Kondisi aman tanpa korban jiwa, namun kerusakan cukup memprihatinkan,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat, usai memantau langsung lokasi terdampak.

Data BPBD mencatat dampak besar di Kampung Situgede, RT 01/06, Kelurahan Cipanengah, Kecamatan Lembursitu, di mana satu rumah hancur di bagian atas. Tak jauh dari situ, satu rumah warga di RT 02/06 ambruk diterjang angin. Di Kelurahan Jayamekar, Kecamatan Baros, angin kencang merobohkan atap rumah warga, sementara di Kelurahan Sudajayahilir, pohon tumbang menimpa rumah di RT 01/08, menambah daftar kerusakan.

“Sejumlah warga harus mengungsi ke rumah kerabat mereka, mengingat kondisi rumah yang rusak dan tidak aman,” kata Novian menambahkan.

Saat ini, Satgas Penanggulangan Bencana tengah bekerja keras di lapangan, melakukan evakuasi pohon tumbang dan mengamankan akses di sekitar wilayah terdampak. BPBD juga masih menghitung kerugian yang dialami serta menilai dampak lebih lanjut dari bencana ini.

Dengan cuaca yang masih belum menentu, Novian mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti arahan dari BPBD demi keselamatan bersama.(Red)

Sumber : Antara

BMKG Ingatkan Warga Manggarai Barat Waspadai Cuaca Ekstrem di Masa Pancaroba

Labuan Bajo (SAHATA) – Memasuki masa pancaroba, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan tegas bagi warga Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk waspada menghadapi cuaca ekstrem yang dapat mengancam keselamatan. Potensi hujan petir, angin kencang, hingga puting beliung kini meningkat, menyusul peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

“Masa pancaroba yang sedang berlangsung ini membawa perubahan cuaca signifikan. Pagi yang cerah dapat berubah menjadi hujan deras dan petir di siang hingga sore hari, bahkan disertai angin kencang yang bisa merusak,” ujar Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Patricia Christin Seran, dalam keterangannya di Labuan Bajo, Selasa.

BMKG memperingatkan bahwa wilayah timur Manggarai Barat yang berbatasan dengan Kabupaten Manggarai sudah mulai merasakan awal musim hujan, sehingga masyarakat dan pemerintah daerah diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana, seperti banjir dan angin kencang. “Cuaca ekstrem di masa pancaroba bisa sangat berbahaya, termasuk ancaman puting beliung yang kerap muncul tiba-tiba dan bersifat merusak,” tegas Christin.

Untuk mengantisipasi dampak yang lebih besar, BMKG menyarankan warga menjaga kebersihan saluran drainase guna mengurangi risiko banjir, memangkas pohon yang rawan tumbang, dan memastikan bangunan di sekitar mereka kokoh serta sesuai standar keselamatan. “Langkah preventif ini sangat penting untuk menghadapi perubahan cuaca yang bisa terjadi seketika,” tambahnya.

Pihak BMKG juga mengimbau masyarakat untuk selalu memantau perkembangan prakiraan cuaca melalui kanal resmi BMKG agar dapat segera mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan. “Dengan kesiapsiagaan dini dan informasi yang tepat, kita dapat mengurangi risiko dan dampak dari cuaca ekstrem di Manggarai Barat selama masa pancaroba ini,” pungkas Christin.(Red)

SUMBER : ANTARANES.COM

Waspada Suhu Panas Ekstrem: BMKG Ingatkan Masyarakat untuk Siaga

JAKARTA – SAHATA | Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan kepada masyarakat di sejumlah daerah untuk mewaspadai dampak suhu panas ekstrem yang mencapai angka mencengangkan, yakni 37 hingga 38,4 derajat Celsius.

Hasil analisa BMKG yang dirilis pada Senin siang menunjukkan bahwa wilayah Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mencatat suhu terpanas di Indonesia, mencapai 38,4 derajat Celsius.

Sementara itu, daerah lain seperti Majalengka di Jawa Barat, Semarang di Jawa Tengah, dan Bima di Nusa Tenggara Barat, mengalami suhu di kisaran 37,0 hingga 37,8 derajat Celsius selama 24 jam terakhir.

Tidak hanya itu, kota-kota seperti Lampung, Bulungan di Kalimantan Utara, Sikka di Nusa Tenggara Timur, dan sejumlah wilayah di Pulau Sumatera, juga terpapar suhu maksimum antara 35,4 hingga 36,4 derajat Celsius.

Bahkan, sebagian besar wilayah Jakarta, Banten, dan beberapa daerah di Kalimantan, Sulawesi, serta pulau-pulau lain di Indonesia, mengalami suhu lebih dari 34,6 derajat Celsius.

Fenomena suhu tinggi ini diakibatkan oleh minimnya tutupan awan dan posisi matahari yang berada tepat di atas khatulistiwa. Namun, BMKG menegaskan bahwa kondisi ini masih dalam kategori normal dan tidak akan memengaruhi perubahan musim di Indonesia.

Untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh suhu panas tersebut, BMKG mengimbau masyarakat agar memperhatikan beberapa langkah pencegahan.

Di antaranya, penting untuk mengonsumsi air yang cukup dan teratur untuk mencegah dehidrasi, terutama saat beraktivitas di luar ruangan.

Selain itu, masyarakat disarankan menggunakan pelindung seperti topi atau payung, kacamata hitam, dan tabir surya untuk melindungi diri dari paparan sinar UV yang berbahaya.

BMKG juga menekankan agar masyarakat tidak melakukan pembakaran di lahan kosong, kawasan hutan, atau tempat pembuangan sampah. Pemerintah daerah diminta untuk melaksanakan penyiraman tanah untuk mengurangi potensi kebakaran akibat teriknya matahari.

Masyarakat dapat terus mengikuti perkembangan informasi suhu panas dengan mengakses aplikasi daring infoBMKG, media sosial, atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat. Kesadaran dan tindakan preventif dapat membantu menjaga kesehatan dan keselamatan di tengah gelombang panas ini.(Red)

Sumber : Antara

Waspada Banjir Rob! Fenomena Langka Hunter’s Moon Hiasi Langit NTB Malam Ini

MATARAM – SAHATA | Fenomena langit menakjubkan Hunter’s Moon akan menghiasi langit Nusa Tenggara Barat (NTB) malam ini, namun di balik keindahannya, masyarakat pesisir diimbau untuk waspada terhadap potensi banjir rob.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa bulan purnama ini dapat memicu kenaikan air laut dan mengancam wilayah pesisir NTB.

Prakirawan BMKG NTB, Bastian Andriano, menjelaskan bahwa fenomena ini meningkatkan ketinggian pasang air laut akibat pengaruh gravitasi bulan yang berada pada titik terdekatnya dengan Bumi. “Purnama kali ini bisa meningkatkan ketinggian pasang maksimum, sehingga potensi banjir rob di pesisir harus diwaspadai,” kata Bastian pada Kamis di Mataram.

BMKG juga melaporkan bahwa tinggi gelombang laut di perairan NTB, terutama di Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, dan Samudera Hindia, diperkirakan mencapai dua meter atau lebih. Kondisi ini menambah risiko banjir rob di beberapa titik pesisir.

Fenomena Hunter’s Moon, yang juga dikenal sebagai Supermoon, menawarkan pemandangan luar biasa karena bulan terlihat 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dibandingkan purnama biasanya. Ini merupakan bulan purnama pertama di musim gugur, yang secara tradisional disebut “bulan berburu.”

Namun, selain peringatan banjir, BMKG juga menyebutkan bahwa cuaca di beberapa lokasi wisata favorit di NTB, seperti Gili Trawangan di Lombok Utara dan Pantai Lawata di Bima, diperkirakan cerah malam ini. Tempat-tempat ini menjadi spot sempurna untuk menyaksikan fenomena alam yang spektakuler.

Sementara pesisir diimbau tetap waspada terhadap ancaman banjir rob, fenomena langka ini bisa dinikmati dengan penuh kehati-hatian.

Jangan lewatkan kesempatan untuk melihat Hunter’s Moon, tetapi tetap utamakan keselamatan, terutama bagi masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di sekitar pesisir.(RED)

(SUMBER : ANTARA )