Banjir Rendam SDN 377 Transbandep Patiluban, Aktivitas PBM Terpaksa di Hentikan

Natal – Aktivitas proses belajar mengajar (PBM) di SD Negeri 377 Transbandep Patiluban, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), terpaksa di hentikan akibat banjir yang merendam kawasan sekolah pada Selasa (10/6/2025), bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah setelah libur Hari Raya Idul Adha 1446 H..

Hujan deras yang mengguyur sejak Senin malam (9/6/2025) hingga Selasa pagi menyebabkan air menggenangi hampir seluruh area sekolah. Genangan air di halaman sekolah bahkan mencapai hampir setinggi lutut siswa sekolah dasar.

“Sampai saat ini air belum surut. Kami terpaksa menghentikan kegiatan belajar-mengajar dan meliburkan siswa sementara waktu demi keselamatan mereka,” ujar Kepala SDN 377 Transbandep Patiluban, Bahrial, saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Koordinator Wilayah (Korwil) XVI Natal, Irawardi, mengatakan banjir mulai memasuki area sekolah sekitar pukul 05.00 WIB. Ia juga menyampaikan kekhawatiran jika curah hujan masih tinggi, maka tidak menutup kemungkinan sekolah lain di sekitar aliran sungai turut terdampak.

“Kondisi air terus naik. Bila hujan berlanjut, potensi banjir juga mengancam sekolah-sekolah lain, terutama yang berada di wilayah bantaran sungai,” jelas Irawardi.

Hingga berita ini ditulis, Pihak sekolah dan koordinator wilayah masih memantau kondisi lapangan. Mereka mengimbau orang tua siswa untuk tetap waspada dan memprioritaskan keselamatan anak-anak.(Red)

Wali Kota Padangsidimpuan Pimpin Apel Gabungan penanganan cepat Bencana Banjir dan Longsor

Padangsidimpuan – Wali Kota Padangsidimpuan, Dr. H. Letnan Dalimunthe, S.K.M, M.Kes, memimpin Apel Gabungan Bencana Banjir dan Longsor yang digelar untuk menyikapi kondisi pasca-bencana yang melanda wilayah Kota Padangsidimpuan pada 13 Maret lalu. Apel tersebut dihadiri oleh Wakil Wali Kota, H. Harry Pahlevi Harahap, Dandim 0212/TS Letkol Arm Delli Yudha Adi Nurcahyo, S.E., M.M, Plt. Sekretaris Daerah, para asisten, pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta jajaran terkait lainnya di Halaman Kantor Wali Kota, Sabtu (15/03).

Dalam apel gabungan yang dilaksanakan di halaman kantor Wali Kota Padangsidimpuan, Wali Kota Letnan Dalimunthe mengingatkan pentingnya koordinasi dan sinergi antara semua pihak dan akan membentuk tim yang menyebar di 7 titik yang terlibat dalam penanggulangan bencana.

Beliau juga menegaskan bahwa tugas utama saat ini adalah memastikan proses pemulihan berjalan lancar, serta memberikan dukungan penuh kepada masyarakat yang terdampak.

“Kita semua harus siap dalam menghadapi bencana ini. Semua pihak harus bekerja sama untuk memastikan proses pemulihan berjalan dengan cepat dan masyarakat bisa segera kembali beraktivitas normal. Ini adalah ujian bagi kita semua, dan kita harus saling membantu untuk mengatasi bencana ini,” ujar Wali Kota.

Selain itu, Wali Kota juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, TNI, Basarnas, dan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat seperti ini. Ia mengajak semua pihak untuk berkolaborasi secara efektif, mengingat dampak bencana yang cukup besar terhadap warga dan infrastruktur kota.

“Kami mengimbau agar setiap pihak terus bekerja dengan semangat gotong royong. Dengan bekerja sama, kita akan lebih cepat dalam membantu korban dan memperbaiki kerusakan yang terjadi,” tambahnya.(Red)

Trenggalek Diterjang Banjir dan Longsor: Jembatan Ambruk, Warga Diminta Siaga

Trenggalek – SAHATA | Bencana alam kembali menghantam Kabupaten Trenggalek. Hujan deras yang turun sejak Sabtu (19/10) malam memicu banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah, merusak rumah warga, serta memutus jembatan penghubung antar desa. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Triadi Atmono, mengonfirmasi bahwa kerusakan terparah terjadi di Desa Tawing, Munjungan, di mana sebuah jembatan sepanjang 25 meter yang melintasi Sungai Silokondo ambruk setelah diterjang banjir. “Jembatan di Dusun Gunung Kembar itu putus total pada pukul 01.30 WIB setelah air sungai meluap akibat hujan lebat sejak pukul 21.00 WIB,” ungkapnya.

Putusnya jembatan ini memutus akses alternatif menuju Dusun Domerto, meskipun warga masih bisa menggunakan jalur lain. “Tidak ada yang terisolasi, karena masih ada jalan alternatif melalui Kali Tengah,” tambah Triadi.

Selain Munjungan, longsor juga melanda Desa Dukuh, Watulimo, merusak rumah warga hingga dindingnya jebol. Di Kecamatan Pule, longsor yang terjadi sehari sebelumnya merusak dua desa, yakni Jombok dan Pule.

BPBD kini tengah mendata dampak kerusakan lebih lanjut, serta merencanakan peninjauan ke lokasi-lokasi terdampak lainnya. “Besok kami akan tinjau langsung Munjungan dan sekitarnya,” ujarnya.

Triadi juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi. “Kami minta warga tetap siaga, terutama yang tinggal di wilayah rawan longsor dan banjir. Pantau terus informasi cuaca agar bisa lebih siap,” pesannya.

Bencana ini menjadi peringatan serius bagi warga Trenggalek, menandai pentingnya kesiapsiagaan menghadapi perubahan cuaca yang semakin tidak menentu.(RED)

SUMBER : ANTARA

Aksi Cepat BPBD Sukabumi Atasi Banjir yang Melanda Jalur Lingkar Selatan

Sukabumi – SAHATA | Banjir melanda Jalur Lingkar Selatan (Jalingsel) Kota Sukabumi pada Kamis (9/10), akibat hujan deras dan penyumbatan saluran irigasi. Dalam situasi darurat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi segera mengerahkan tim reaksi cepat untuk merespons dan menangani dampak bencana.

Hujan yang mengguyur sejak pukul 18.00 WIB menyebabkan debit air di saluran irigasi meningkat drastis. Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat, menjelaskan, “Kami mengerahkan delapan anggota tim untuk menanggulangi banjir yang merendam sebagian Jalingsel dan beberapa rumah di Kelurahan Cibeureumhilir. Penyumbatan sampah di saluran irigasi menjadi pemicu utama banjir ini.”

Petugas yang dikerahkan langsung melakukan aksi pembersihan di lokasi yang terdampak. Dalam waktu satu jam, usaha mereka membuahkan hasil, dan air mulai surut. Namun, tidak tanpa kerugian. Selain merendam permukiman, banjir juga merobohkan sebuah warung milik warga dan tembok penahan tanah (TPT) di sekitar saluran irigasi. Meski begitu, Novian memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

“Arus lalu lintas di Jalingsel yang sempat terhambat akibat genangan air setinggi 20-30 cm kini sudah berangsur normal,” tambahnya.

Saat ini, BPBD sedang melakukan pendataan terhadap bangunan dan fasilitas umum yang terdampak, serta menghitung total kerugian akibat banjir ini. Novian mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin puting beliung.

“Warga diminta untuk selalu siap siaga dan memperhatikan kondisi cuaca. Bencana bisa terjadi kapan saja,” tegas Novian.(R12KI)