Panyabungan – Madina | Politeknik Pariwisata Medan resmi menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dalam pengembangan sektor pariwisata. Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh Direktur Politeknik Pariwisata Medan, Dr. Ngatemin, dan Bupati Madina, H. Saipullah Nasution, di Aula Kantor Bupati Madina, Kompleks Perkantoran Payaloting, Panyabungan, Jumat (26/9/2025).
Kerja sama tersebut akan berlangsung selama tiga tahun ke depan, dengan ruang lingkup meliputi empat bidang utama, yakni:
1. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang kepariwisataan.
2. Pengembangan serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna yang berkaitan dengan pariwisata.
3. Penguatan manajemen pemerintahan di sektor kepariwisataan.
4. Pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan berbasis pariwisata.
Bupati Saipullah Nasution menyebutkan bahwa Kabupaten Madina memiliki beragam potensi wisata, termasuk sekitar 170 kilometer garis pantai yang masih belum tergarap secara optimal.
“Kami berharap dengan adanya MoU ini, potensi tersebut dapat dimaksimalkan. Pemkab Madina juga terbuka bagi para investor untuk menanamkan modal, khususnya di sektor pariwisata,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM dalam pembangunan pariwisata. Sebagai bentuk dukungan, Bupati memerintahkan seluruh kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk ikut terlibat dalam penguatan sektor ini.
Sementara itu, Direktur Politeknik Pariwisata Medan, Dr. Ngatemin, menilai Madina memiliki prospek besar untuk dikembangkan.
“Pariwisata yang dikelola dengan baik akan memberikan multiplier effect, terutama pada perkembangan UMKM dan peningkatan ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Kepala Dinas Pariwisata Madina, Syukur Soripada Nasution, dalam laporannya menyampaikan bahwa MoU ini akan menjadi landasan bagi para pihak dalam merancang dan melaksanakan program pengembangan pariwisata di daerah.
Selain penandatanganan MoU, kegiatan tersebut juga dirangkai dengan pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat Nasional XIV oleh Asosiasi Dosen Akuntansi Indonesia (ADAI) yang berfokus pada pengembangan desa.(Rizqi)


 
											

 
						 
						 
						 
							 
							 
							