SahataNews – Madina | Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal (Pemkab Madina) rencananya akan menggelontorkan lebih dari Rp750 miliar untuk sektor pendidikan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2026.
Hal itu terungkap berdasarkan keterangan Bupati Madina H. Saipullah Nasution saat membuka Pekan Olahraga Seni Persatuan Guru Republik Indonesia (Porseni PGRI) di halaman MTs Nahdlatul Ulama Batahan, Kecamatan Batahan, pada Sabtu, (22/11/2025).
“Kita di Mandailing Natal, anggaran pendidikan, kalau saya tidak salah, di 2026 ini kurang lebih 750 miliar untuk pendidikan sehingga, sebenarnya kalau kita pandai memanfaatkannya, walaupun belum sempurna, tapi bisalah mencukupi itu,” kata dia.
Saipullah menjelaskan, tahun depan pemotongan Transfer ke Daerah (TKD) untuk Madina mencapai Rp280 miliar. “2026 lebih sulit lagi. Anggaran yang kami ajukan ke pusat adalah 2,1 triliun, dipotong lagi 280 miliar, sehingga yang disetujui adalah 1,8 triliun. Namun demikian, saya tetap berbangga hati karena yang pendidikan tidak dipotong. Masih tetap nilainya di 700 miliar sekian,” sebut dia.
Untuk itu, bupati pun meminta para guru memanfaatkan anggaran yang ada dalam menunjang perbaikan sarana dan prasarana sekolah. “Manfaatkan itu semaksimal mungkin. Diskusikan, rencanakan akan penggunaannya sebaik-baiknya, apa yang menjadi skala prioritas sekolah,” sebut dia.
Di sisi lain, Saipullah mendorong para guru agar menerapkan teori George R. Terry yang dikenal dengan POAC (Planning, Organization, Actuating, and Controlling) dalam menjalankan proses pembelajaran maupun manajemen sekolah. “Para kepala sekolah, gunakan manajemen risiko untuk menentukan skala-skala prioritas. Sehingga kalau terjadi permasalahan bisa ditangani dengan analisa risiko,” ujar dia.
Bupati Saipullah mengungkapkan Pemkab Madina, melalui Dinas Pendidikan, mencanangkan pembentukan sekolah unggulan di setiap kecamatan. Bahkan, pihaknya telah mulai berdiskusi dengan Yayasan Matauli Pandan, Sibolga, untuk merealisasikan program ini.
Kepala Dinas Pendidikan Muhammad Faisal Situmorang mengatakan, pemilihan Kecamatan Batahan sebagai tempat Porseni PGRI Madina merupakan keputusan strategis karena itu menunjukkan komitmen bahwa perhatian dan pembangunan pendidikan tidak hanya terpusat di ibu kota kabupaten.
Dia menekankan Porseni PGRI Madina tahun 2025 bukan semata seremonial, tapi harus bisa menjadi wadah meningkatkan kapasitas, disiplin, dan kerja keras. “Sedangkan lewat seni, tentu menumbuhkan kreativitas, kepekaan, dan cinta pada budaya,” sebut kadis.
Faisal juga mengingatkan para kepala sekolah dan guru untuk tidak berhenti belajar serta meningkatkan kompetensi diri. Di sisi lain, dia menekankan agar guru menjaga integritas dan etika.
Sebelumnya, Ketua PGRI Madina Defrion Chaniago melaporkan kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 1.500 guru dan kepala sekolah. Adapun perlombaan pada bidang seni adalah vokal solo dan tari kreasi. Sementara di bidang olahraga ada voli, tenis meja, bulutangkis, dan tarik tambang.
Di hadapan bupati, Defrion menyampaikan beberapa aspirasi. Antara lain meminta pemangku kebijakan agar gaji guru dibayar tepat waktu di awal bulan. “Bapak Bupati dan Bapak Kepala Dinas, gaji kami tanggal 1 lah. Karena kalau kuliah anak kami di perkuliahan, orang tahunya tanggal 1, tanggal 2, Bapaknya tanggal sekian harus masuk. Jadi kami sedikit terlambat,” jelas dia.
Kemudian, meminta Pemkab Madina melahirkan Peraturan Daerah tentang Perlindungan Guru. Sebab, selama ini sering terjadi intimidasi terhadap tenaga pendidik, termasuk kriminalisasi karena upaya mendisiplinkan siswa.
Meski demikian, dia tak menampik masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki oleh seorang guru, baik itu sikap maupun etika. “Bapak-bapak, Ibu guru, termasuk kita-kita kepala sekolah, mari tingkatkan kinerja kita, tingkatkan disiplin kerja, tingkatkan kerja sama kita, mulai dari kerja sama sesama guru, di sekolah, ke Dinas Pendidikan, termasuk ke Pemerintah Daerah,” pesan dia.
Porseni PGRI Madina di Kecamatan Batahan dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, 21-23 November 2025. (Rizqi)

