Sukabumi – SahataNews | Kasus kematian balita akibat kecacingan di Sukabumi, Jawa Barat, menjadi perhatian publik. Penyakit yang kerap dianggap sepele ini ternyata bisa berdampak serius terhadap kualitas hidup penderitanya.
Fenomena unik pun muncul di media sosial. Tidak sedikit warganet dari kalangan Gen Z yang mengaku panik hingga memborong obat cacing. Beberapa di antaranya bahkan baru pertama kali mengonsumsi obat tersebut sejak masa sekolah dasar.
“Jangan lupa minum obat cacing 6 bulan sekali. Terakhir minum pas SD, sekarang umur 26 baru minum lagi,” tulis narasi sebuah video viral di TikTok.
Komentar lain menyinggung ketakutan generasi muda. “Ketakutan Gen Z: minum obat cacing,” tulis salah seorang pengguna.
Dokter IDAI: Obat Cacing Aman, Tapi Harus Sesuai Indikasi
Dilansir dari Detik Health, Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI, dr Riyadi, SpA, Subs IPT(K), MKes, menegaskan bahwa obat cacing secara umum aman dikonsumsi di segala usia. Namun, ia mengingatkan bahwa penggunaan obat cacing, khususnya albendazol, sebaiknya hanya dilakukan bila ada indikasi medis dan dengan resep dokter.
“Minum obat cacing kalau bergejala boleh, umur 1 tahun sampai umur berapa pun bisa. Tapi jangan lupa, minum obat harus dengan saran dokter,” ujar dr Riyadi dalam agenda temu media IDAI, Jumat (22/8/2025).
Ia menambahkan, obat cacing bekerja seperti antibiotik yang bersifat antimikroba. Penggunaan berlebihan justru berisiko menimbulkan resistensi.
Gejala Kecacingan pada Anak dan Dewasa
Tak jauh berbeda dengan anak-anak, kecacingan pada orang dewasa juga bisa terjadi akibat sanitasi yang buruk. Penularan umumnya melalui makanan atau tangan yang terkontaminasi telur cacing.
Masih dikutip dari Detik Health dan Mayo Clinic, beberapa gejala kecacingan di antaranya:
gatal pada anus atau vagina,
masalah pencernaan seperti diare dan mual,
penurunan berat badan,
kelelahan berkepanjangan.
dr Riyadi menekankan bahwa kecacingan jarang menimbulkan kematian. Namun, kondisi kronis akibat infeksi cacing dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit lain sehingga memperburuk kesehatan.(Red)