Madina – SahataNews | Pemandangan mengerikan terlihat di Desa Simangambat TB, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Karna Jembatan kayu sepanjang 55 meter yang menjadi satu-satunya akses menuju Tor Paya kini nyaris ambruk.

Jembatan yang hanya ditopang papan rapuh dan kawat itu mulai miring setelah sebagian pengikat putus. Warga pun harus nekat menyeberang setiap hari, meski nyawa jadi taruhannya.

Ironisnya, jembatan ini adalah jalur vital untuk membawa hasil panen warga. Menjelang musim panen padi dan karet, kondisi ini membuat mereka semakin resah.

“Bagaimana kami membawa hasil panen kalau jembatannya seperti itu, kawatnya sudah putus-putus. Kami butuh itu diperbaiki,” ujar Lina, Selasa (9/9/2025).

Hal senada disampaikan Upi. Ia menyebut kondisi jembatan benar-benar berbahaya.
“Kalau jatuh, kami bisa mati. Tempat usaha cuma di situ. Kalau minta bantuan orang lain membawa hasil tani, biayanya sangat besar,” ungkapnya.

Warga lain, Jariah, bahkan mengaku kini harus membawa hasil karet sedikit demi sedikit.

“Sebelumnya bisa saya junjung banyak sekaligus, tapi sekarang tidak berani. Kami mohon pemerintah segera turun tangan,” katanya.

Solah menambahkan, bukan hanya nyawa yang terancam, tetapi juga hasil panen bisa hilang.

“Kalau padi atau karet jatuh ke sungai, sudah tidak bisa diselamatkan lagi,” tegasnya.

Kepala Desa Simangambat TB, Ahmad Rasyid Nasution, membenarkan kondisi tersebut. Ia mengatakan pihak desa hanya bisa melakukan perbaikan seadanya.

“Kami cuma mampu menyambung kawat yang putus. Tapi ini tidak akan bertahan lama. Kami minta pemerintah jangan tunggu ada korban dulu baru bertindak,” katanya.

Warga berharap perbaikan segera dilakukan, sebelum jembatan benar-benar ambruk dan memutus akses utama menuju lahan pertanian mereka.(Red)