Harga Pangan Melejit: Daging Sapi Tembus Rp136 Ribu, Kenaikan Beras dan Bawang Picu Kekhawatiran

JAKARTA

NASIONAL734 Dilihat

JAKARTA – SAHATA | Lonjakan harga pangan semakin terasa di berbagai penjuru negeri. Pada Kamis pagi (24/10), Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan kenaikan harga komoditas utama, termasuk daging sapi yang kini menyentuh angka Rp136.480 per kilogram.

Kenaikan ini tidak hanya memukul daging sapi, tetapi juga merambat ke berbagai kebutuhan pokok lainnya, membuat banyak kalangan semakin waspada terhadap ancaman inflasi pangan.

Beras premium, yang menjadi tumpuan konsumsi masyarakat, kini naik 0,52 persen atau Rp80, menjadikan harga per kilogramnya Rp15.540. Beras medium mengikuti tren serupa dengan kenaikan 0,66 persen atau Rp90, sehingga berada di angka Rp13.630 per kilogram.

Meskipun begitu, beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) dari Bulog masih bertahan di harga Rp12.560, memberikan sedikit nafas lega bagi masyarakat yang mengandalkannya.

Namun, lonjakan harga paling mencolok datang dari komoditas bawang merah, yang melonjak drastis 2,58 persen atau Rp760, menjadikan harganya Rp30.250 per kilogram.

Kenaikan ini diperkirakan akan berdampak langsung pada biaya memasak sehari-hari, mengingat bawang merah adalah bahan pokok penting di dapur masyarakat. Tak ketinggalan, bawang putih bonggol juga mengalami kenaikan tipis sebesar 0,48 persen atau Rp190, kini dijual seharga Rp40.040 per kilogram.

Sementara itu, kabar baik datang dari sektor cabai merah keriting yang justru turun 4,97 persen atau Rp1.520, menjadi Rp29.060 per kilogram, memberikan sedikit keringanan bagi para pecinta makanan pedas.

Namun, cabai rawit merah tetap naik 0,43 persen atau Rp190, kini dibanderol dengan harga Rp43.880 per kilogram.

Harga protein hewani juga tidak luput dari kenaikan. Daging sapi murni naik 1,32 persen atau Rp1.780, menjadikan harga per kilogramnya Rp136.480.

Kenaikan serupa terjadi pada daging ayam ras yang naik 1,43 persen atau Rp520, mencapai Rp36.840 per kilogram. Tak hanya itu, telur ayam ras mencatatkan kenaikan signifikan 4,25 persen atau Rp1.210, sehingga harganya kini berada di Rp29.680 per kilogram.

Di tengah lonjakan harga beberapa komoditas, kedelai biji kering impor justru menunjukkan tren penurunan sebesar 1,40 persen atau Rp150, menjadi Rp10.550 per kilogram.

Namun, gula konsumsi terus mengalami kenaikan sebesar 1,67 persen atau Rp300, sehingga harganya kini mencapai Rp18.230 per kilogram. Minyak goreng kemasan sederhana juga tak lepas dari kenaikan harga, melonjak 2,91 persen atau Rp530 menjadi Rp18.740 per kilogram. Meski begitu, minyak goreng curah turun tipis 0,84 persen atau Rp140, kini dihargai Rp16.440 per kilogram.

Di sektor tepung, baik tepung terigu curah maupun non-curah mengalami kenaikan. Tepung terigu curah naik 0,49 persen atau Rp50 menjadi Rp10.170 per kilogram, sedangkan tepung terigu non-curah melonjak 2,75 persen atau Rp360 menjadi Rp13.440 per kilogram.

Pada sektor peternakan, harga jagung yang melonjak 24,62 persen atau Rp1.470 menjadi Rp7.470 per kilogram memicu kekhawatiran peternak akan meningkatnya biaya pakan. Di sisi lain, sektor perikanan juga mengalami kenaikan harga.

Ikan kembung naik 2,42 persen atau Rp910, kini dijual Rp38.450 per kilogram. Ikan tongkol dan bandeng turut naik, masing-masing 0,99 persen dan 4,37 persen, menjadikan harga ikan tongkol Rp31.760 per kilogram dan ikan bandeng Rp34.630 per kilogram.

Lonjakan harga ini semakin memperberat beban masyarakat yang tengah menghadapi tantangan ekonomi. Kenaikan yang merata di berbagai komoditas pangan penting ini memunculkan tekanan baru bagi konsumen dan pelaku pasar.

Dengan ketidakpastian yang masih menyelimuti pasar global, pemerintah diharapkan dapat segera mengambil langkah-langkah strategis untuk menstabilkan harga dan memastikan kebutuhan pangan tetap terjangkau bagi seluruh masyarakat.(RED)

SUMBER : ANTARA

Komentar