BMKG: Sejumlah Kota Besar di Indonesia Berpotensi Diguyur Hujan Lebat Disertai Kilat Hari Ini

Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan potensi hujan lebat disertai kilat di sejumlah kota besar di Indonesia pada Minggu (13/4/2025).

Prakirawan BMKG Satriana Roguna menyampaikan bahwa hujan dengan intensitas ringan hingga lebat diprediksi terjadi di berbagai wilayah, termasuk di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

“Wilayah Jawa secara umum diprakirakan mengalami hujan ringan hingga sedang, seperti di Serang, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Sementara itu, Bandung berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai kilat,” ujar Satriana dalam siaran prakiraan cuaca BMKG.

Untuk wilayah Sumatera, hujan ringan hingga sedang diprakirakan terjadi di Medan, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Jambi, dan Palembang. Sedangkan Bengkulu, Pangkal Pinang, dan Bandar Lampung diprediksi mengalami hujan lebat yang dapat disertai kilat. Cuaca berkabut diperkirakan terjadi di Banda Aceh dan Padang.

Di wilayah Nusa Tenggara dan Bali, hujan ringan hingga sedang berpotensi terjadi di Denpasar dan Mataram, sementara Kupang diprediksi mengalami hujan lebat disertai kilat.

“Di Kalimantan, hujan lebat disertai kilat berpotensi terjadi di Tanjung Selor, Samarinda, Banjarmasin, dan Palangka Raya. Pontianak diprakirakan mengalami hujan dengan intensitas sedang,” lanjut Satriana.

Untuk wilayah Sulawesi, prakiraan menunjukkan potensi hujan lebat disertai kilat di Mamuju, Gorontalo, Manado, dan Kendari. Sementara Makassar dan Palu diperkirakan mengalami hujan ringan hingga sedang.

Di kawasan Indonesia Timur, hujan ringan hingga sedang diprediksi terjadi di Ambon, Ternate, Manokwari, Sorong, Nabire, Jayapura, dan Jayawijaya. Merauke menjadi satu-satunya wilayah di Papua yang diperkirakan mengalami hujan lebat disertai kilat.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama di wilayah yang diprakirakan mengalami hujan lebat dan kilat. Masyarakat juga dapat memantau informasi cuaca terkini yang diperbarui setiap tiga jam melalui aplikasi resmi BMKG.(Red)

Sumber : Antara News Sumut

Luar Biasa ! Air Terjun Tiba – tiba Muncul di Gunung Agung Bali

Karangasem, Bali – Gunung Agung, dengan segala keanggunannya, kembali menyajikan pemandangan yang luar biasa! Bayangkan air terjun yang tiba-tiba muncul di lereng gunung, menciptakan aliran air yang deras sehingga membelah tebing-tebing curam.

Namun, di balik keindahannya yang menakjubkan, ada bahaya yang siap mengintai!

Fenomena air terjun dadakan ini dipicu oleh hujan ekstrem yang mengguyur kawasan Karangasem beberapa hari terakhir.

Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengungkapkan bahwa fenomena tersebut akbiat curah hujan yang sangat tinggi dan telah menciptakan debit air yang luar biasa besar di Gunung Agung. “Dari kejauhan, aliran air yang deras ini terlihat seperti air terjun yang tiba-tiba muncul,” jelas Made Dwi Wiratmaja, Koordinator Analisa dan Prakiraan Stasiun Klimatologi Bali, Senin (9/12).

Hujan yang mengguyur Karangasem dengan intensitas luar biasa telah memicu tanah di sekitar Gunung Agung menjadi jenuh. Akibatnya, air hujan yang terus-menerus turun tak lagi bisa diserap, lalu mengalir deras membentuk air terjun dadakan.

Curah hujan yang tercatat di berbagai titik di Karangasem bahkan mencapai lebih dari 150 milimeter per hari! Kondisi ini menciptakan pemandangan yang belum pernah dilihat sebelumnya.

Namun, jangan tergoda oleh pemandangan yang mengagumkan ini! Bagi para pendaki, fenomena ini membawa risiko besar. Wayan Widi Yasa, pemandu pendakian yang sudah berpengalaman, mengatakan bahwa meskipun air terjun dadakan itu menawan, jalur pendakian kini menjadi sangat berbahaya. “Jalur pendakian jadi licin banget, tanahnya labil, dan jarak pandang juga terganggu. Kami bahkan terpaksa membatalkan pendakian untuk beberapa grup turis, termasuk dari Portugal, demi keselamatan,” ujar Widi.

Air terjun dadakan ini muncul di beberapa titik, termasuk di ketinggian 2.100 MDPL di jalur pendakian Pasar Agung, mengalir melalui jalur lahar yang selama musim kemarau mengering. Namun, bagi para pendaki yang nekat, jalur ini sekarang bisa menjadi jebakan mematikan. Tanah yang basah dan licin sangat berbahaya bagi mereka yang kurang hati-hati.

“Bagi siapa pun yang ingin merasakan sensasi melihat air terjun dadakan ini, pastikan untuk selalu berkoordinasi dengan pemandu lokal yang berpengalaman di setiap pos pendakian. Jangan coba-coba tanpa persiapan yang matang!” imbau Widi.

Jadi, apakah Anda siap untuk petualangan ekstrem ini? Keindahan alam yang luar biasa menanti di Gunung Agung, tetapi ingatlah selalu untuk mengutamakan keselamatan. Siapkan diri Anda, ikuti arahan pemandu lokal, dan nikmati keajaiban alam dengan penuh kewaspadaan!(Red)

SUMBER : ANTARA

Viral “Awan Jatuh” di Murung Raya, BMKG Pastikan Bukan Fenomena Alam Biasa

Murung Raya, Kalteng – Sebuah video amatir yang merekam benda putih menyerupai awan mengambang di kawasan Muara Tuhup, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, menjadi viral di media sosial sejak Jumat (15/11) petang. Namun, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa fenomena tersebut bukanlah awan jatuh, melainkan gumpalan uap yang kemungkinan besar terkait aktivitas tambang di wilayah tersebut.

“Fenomena ini kemungkinan besar bukan awan alami, melainkan kondensasi uap air atau gas akibat aktivitas manusia,” ujar Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, dalam pernyataannya di Jakarta, Sabtu (16/11).

Andri menjelaskan bahwa awan tidak bisa jatuh dalam bentuk padat karena partikel penyusunnya sangat ringan dan tersebar dengan kerapatan rendah.

Awan terdiri dari tetesan air atau kristal es kecil yang melayang di atmosfer dengan bantuan arus udara. Partikel ini biasanya menguap sebelum menyentuh tanah, terutama jika lingkungan berubah.

Fenomena yang terekam dalam video viral itu diduga berasal dari pelepasan gas bertekanan tinggi akibat aktivitas pertambangan. Suhu rendah dan kelembapan tinggi di lokasi tersebut mendukung pembentukan gumpalan uap yang tampak seperti awan turun ke tanah.

“Gas atau uap ini lebih padat dibandingkan awan alami, sehingga terlihat seperti bisa disentuh. Namun, ini hanyalah efek visual sementara,” jelas Andri.

BMKG menegaskan bahwa fenomena ini tidak berbahaya dan masyarakat di sekitar lokasi tidak perlu khawatir. Kejadian tersebut bukan pertanda adanya gangguan alam, melainkan efek teknis dari aktivitas manusia.

Kejadian ini mengingatkan masyarakat untuk lebih memahami fenomena alam dan membedakan antara peristiwa alamiah dengan fenomena yang terjadi akibat intervensi manusia.(Red)

Sumber : Antara News.

Hari Kedelapan Erupsi Gunung Lewotobi, Tim SAR Intensifkan Evakuasi Ribuan Warga Terdampak

Flores,NTT – Memasuki hari kedelapan operasi, tim pencarian dan penyelamatan (SAR) gabungan terus mempercepat evakuasi warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kepala Kantor Basarnas Maumere, Supriyanto Ridwan, melaporkan bahwa hingga Senin siang, sebanyak 66 warga Desa Boganatar di Kecamatan Talibura berhasil dievakuasi dari tempat pengungsian sementara di sekolah menuju Posko Pengungsian Kobasoma.

“Evakuasi terus kami upayakan dengan cepat dan aman. Selain itu, kemarin sore, tim kami juga telah memindahkan ratusan warga Desa Hikong ke Posko Pengungsian Kobasoma,” ujar Supriyanto dalam keterangannya yang diterima di Labuan Bajo.

Tim SAR gabungan telah bersiaga penuh dan siap merespons setiap permintaan evakuasi, mengingat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki yang masih tergolong fluktuatif dan memerlukan kewaspadaan tinggi. Berdasarkan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, tercatat 12.288 warga mengungsi akibat dampak erupsi yang terjadi.

Para pengungsi ini tersebar di berbagai wilayah, antara lain di Kecamatan Titehena sebanyak 6.375 jiwa, Kecamatan Wulanggitang 1.236 jiwa, Kecamatan Ile Bura 127 jiwa, Kecamatan Demon Pagong 302 jiwa, Kecamatan Larantuka 365 jiwa, Kecamatan Ile Mandiri dan Lewolema 46 jiwa, Pulau Adonara 12 jiwa, serta di Kabupaten Sikka sebanyak 3.835 jiwa.

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki masih berlanjut. Pada Senin (11/11) pagi, aktivitas vulkanik kembali terjadi dengan kolom abu mencapai ketinggian 2.000 meter dari puncak, sebagaimana dilaporkan oleh Pos Pemantau Gunung Lewotobi pada pukul 07.36 WITA. Aktivitas ini menunjukkan bahwa kondisi masih memerlukan pemantauan intensif untuk mencegah dampak lebih luas bagi masyarakat di sekitar gunung.

Dengan situasi yang belum stabil, Tim SAR bersama BPBD dan lembaga terkait lainnya terus memperkuat koordinasi dan siap melakukan langkah-langkah penyelamatan sesuai perkembangan di lapangan demi keselamatan masyarakat terdampak.(RED)

SUMBER : ANTARA NEWS

BMKG Peringatkan Cuaca Hujan dan Petir pada Hari Pahlawan, Warga Diminta Waspada

JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan cuaca untuk sejumlah wilayah Indonesia pada peringatan Hari Pahlawan, Minggu (10/11). Sebagian besar daerah di Indonesia diprediksi akan diguyur hujan ringan hingga sedang, dengan potensi petir yang perlu diwaspadai, terutama di beberapa wilayah tertentu.

Di Sumatera, BMKG memperkirakan cuaca berawan tebal akan menyelimuti Kota Banda Aceh, sementara Medan, Padang, dan Pekanbaru akan mengalami hujan ringan.

Hujan dengan intensitas sedang diperkirakan akan turun di Kota Tanjung Pinang, sementara potensi hujan disertai petir perlu diwaspadai di Pangkal Pinang.

Untuk wilayah Pulau Jawa, Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta diprakirakan akan diguyur hujan ringan, sedangkan di Serang dan Bandung diprediksi akan terjadi hujan dengan intensitas sedang.

BMKG mengimbau warga di daerah tersebut untuk tetap waspada terhadap kemungkinan cuaca yang berubah cepat.

Di Bali dan Nusa Tenggara, Kota Denpasar diperkirakan akan berawan, sementara di Kupang dan Mataram, masyarakat diminta berhati-hati terhadap potensi hujan disertai petir.

BMKG memperingatkan adanya kemungkinan kilat yang bisa menyertai hujan di kedua kota tersebut.

Bergeser ke Kalimantan, Samarinda, Palangkaraya, dan Banjarmasin akan mengalami hujan ringan.

Di Tanjung Selor, hujan sedang diperkirakan akan turun, sementara di Kota Pontianak, BMKG mengingatkan adanya potensi petir yang harus diwaspadai.

Sulawesi juga diperkirakan akan mengalami cuaca hujan pada Hari Pahlawan ini. Gorontalo, Manado, Kendari, Palu, dan Makassar diprakirakan akan diguyur hujan ringan. Di Kota Mamuju, hujan dengan intensitas sedang juga diperkirakan terjadi.

Di wilayah Maluku dan Papua, cuaca yang berawan akan menyelimuti Kota Manokwari, sementara Ternate, Sorong, dan Jayapura akan mengalami hujan ringan. Hujan dengan intensitas sedang diperkirakan turun di Ambon dan Jayawijaya, sementara Nabire perlu waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat terjadi.

BMKG juga memperkirakan suhu udara di seluruh wilayah Indonesia akan berkisar antara 16 hingga 35 derajat Celsius, dengan kelembapan udara mencapai 40 hingga 100 persen.

Mengingat potensi cuaca yang berubah-ubah, masyarakat diminta untuk tetap berhati-hati dan mengikuti perkembangan informasi cuaca dari BMKG, terutama bagi mereka yang merencanakan kegiatan luar ruangan pada Hari Pahlawan.

Peringatan cuaca ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan di tengah peringatan Hari Pahlawan, sekaligus menunjukkan peran BMKG dalam memberikan informasi cuaca yang akurat dan tepat waktu kepada masyarakat.(Red)

Sumber : Antara

Waspada Ancaman Lahar Dingin, BMKG Minangkabau Intensifkan Pemantauan Gunung Marapi

Minangkabau,Sumbar – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat, terus memantau perkembangan awan konvektif di sekitar Gunung Marapi, Kabupaten Agam dan Tanah Datar, yang berpotensi memicu hujan lebat.

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, menjelaskan bahwa hujan yang diakibatkan oleh awan-awan konvektif ini perlu diwaspadai karena dapat meningkatkan risiko bencana.

“Pemantauan terhadap pertumbuhan awan-awan konvektif ini sangat penting untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat kepada masyarakat dan pihak terkait agar dapat mengambil langkah antisipasi yang tepat,” ujar Deddy di Padang, Sabtu (9/11).

BMKG memproyeksikan bahwa hingga Desember 2024, Provinsi Sumatera Barat berpotensi diguyur hujan dengan intensitas tinggi, bahkan ekstrem.

Hal ini meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi, seperti banjir lahar dingin, yang pernah terjadi pada 11 Mei 2024 dan menelan banyak korban jiwa.

“Ketika hujan deras terjadi, tumpukan material vulkanik di puncak Gunung Marapi bisa memicu bencana lahar dingin yang berbahaya,” tambah Deddy.

Untuk meminimalisir dampak potensi bencana, BMKG Minangkabau telah memasang sistem peringatan dini (EWS) yang dapat mengukur intensitas curah hujan. “Dengan alat ini, kami dapat segera memberi peringatan kepada masyarakat jika ada potensi hujan ekstrem yang bisa menyebabkan bencana,” jelas Deddy.

Sementara itu, setelah status aktivitas Gunung Marapi dinaikkan dari level II (waspada) menjadi level III (siaga), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) mengingatkan masyarakat yang tinggal di sekitar lembah, aliran sungai, dan bantaran yang berhulu di puncak Gunung Marapi untuk selalu waspada terhadap ancaman lahar hujan, terutama pada musim hujan.(R12QI)

SUMBER : ANTARA NEWS

BMKG Minangkabau Usulkan Lidar untuk Pemantauan Akurat Abu Vulkanik

Minangkabau,Sumbar– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat, mengajukan permintaan mendesak untuk pengadaan alat canggih Light Detection and Ranging (Lidar) guna meningkatkan akurasi pemantauan abu vulkanik yang sering mengancam keselamatan penerbangan di sekitar Bandara Internasional Minangkabau (BIM).

Kepala BMKG Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, menegaskan bahwa Lidar bisa memberikan solusi yang lebih efektif dalam mendeteksi partikel abu yang berbahaya bagi penerbangan.

“Lidar memiliki kemampuan untuk mendeteksi partikel abu vulkanik secara detail dan akurat. Ini adalah alat yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi tantangan pemantauan yang ada selama ini,” ungkap Desindra pada Sabtu (9/11).

Permintaan untuk Lidar semakin mendesak setelah Gunung Marapi yang terletak tidak jauh dari BIM menaikkan statusnya menjadi siaga sejak 3 Desember 2023. Aktivitas vulkanik yang terus meningkat berpotensi menyebabkan lebih banyak abu vulkanik yang berbahaya, seperti yang sudah terjadi lima kali penutupan BIM akibat sebaran abu.

Penutupan bandara ini bukan hanya berdampak pada operasional bandara, tetapi juga pada keselamatan penerbangan.

Saat ini, BMKG bersama Kantor Otoritas Bandar Udara dan Angkasa Pura II Cabang BIM mengandalkan citra satelit Himawari 9 dan paper test untuk memantau abu vulkanik. Namun, kedua metode ini sering kali tidak efektif saat cuaca mendung atau ketika awan menghalangi pandangan satelit.

Di sinilah Lidar akan sangat berperan, menawarkan pemantauan yang lebih akurat bahkan dalam kondisi cuaca buruk sekalipun.

Dampak abu vulkanik terhadap bandara sangat serius. Selain menyumbat sensor pemantau kecepatan udara yang penting untuk keamanan penerbangan, abu vulkanik juga bisa menyebabkan landasan pacu menjadi licin, meningkatkan risiko kecelakaan saat pesawat lepas landas dan mendarat.

Yang lebih parah lagi, abu yang masuk ke dalam mesin pesawat dapat merusak komponen penting, seperti turbine compressor, yang berisiko mengurangi efisiensi dan memperbesar potensi kerusakan mesin.

BMKG menegaskan bahwa pengadaan Lidar adalah langkah strategis untuk menjaga keamanan penerbangan dan kelancaran operasional bandara, terutama di tengah ancaman erupsi vulkanik yang semakin intens.

Dengan pemantauan yang lebih akurat dan real-time, Lidar akan membantu memastikan Bandara Internasional Minangkabau tetap beroperasi dengan aman, meski di tengah ancaman abu vulkanik yang terus meningkat.(R12QI)

SUMBER : ANTARA NEWS

BMKG Ingatkan Warga Manggarai Barat Waspadai Cuaca Ekstrem di Masa Pancaroba

Labuan Bajo (SAHATA) – Memasuki masa pancaroba, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan tegas bagi warga Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk waspada menghadapi cuaca ekstrem yang dapat mengancam keselamatan. Potensi hujan petir, angin kencang, hingga puting beliung kini meningkat, menyusul peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

“Masa pancaroba yang sedang berlangsung ini membawa perubahan cuaca signifikan. Pagi yang cerah dapat berubah menjadi hujan deras dan petir di siang hingga sore hari, bahkan disertai angin kencang yang bisa merusak,” ujar Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Patricia Christin Seran, dalam keterangannya di Labuan Bajo, Selasa.

BMKG memperingatkan bahwa wilayah timur Manggarai Barat yang berbatasan dengan Kabupaten Manggarai sudah mulai merasakan awal musim hujan, sehingga masyarakat dan pemerintah daerah diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana, seperti banjir dan angin kencang. “Cuaca ekstrem di masa pancaroba bisa sangat berbahaya, termasuk ancaman puting beliung yang kerap muncul tiba-tiba dan bersifat merusak,” tegas Christin.

Untuk mengantisipasi dampak yang lebih besar, BMKG menyarankan warga menjaga kebersihan saluran drainase guna mengurangi risiko banjir, memangkas pohon yang rawan tumbang, dan memastikan bangunan di sekitar mereka kokoh serta sesuai standar keselamatan. “Langkah preventif ini sangat penting untuk menghadapi perubahan cuaca yang bisa terjadi seketika,” tambahnya.

Pihak BMKG juga mengimbau masyarakat untuk selalu memantau perkembangan prakiraan cuaca melalui kanal resmi BMKG agar dapat segera mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan. “Dengan kesiapsiagaan dini dan informasi yang tepat, kita dapat mengurangi risiko dan dampak dari cuaca ekstrem di Manggarai Barat selama masa pancaroba ini,” pungkas Christin.(Red)

SUMBER : ANTARANES.COM

Awas! 28 Titik Panas Terdeteksi di Sumatera Utara, Cuaca Ekstrem Mengintai!

SUMUT – SAHATA | Sumatera Utara kini berada dalam perhatian khusus! Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan baru saja mengungkapkan bahwa 28 titik panas atau hotspot telah terdeteksi di sejumlah lokasi, menandakan potensi bahaya yang harus diwaspadai.

Dalam laporan terbaru, Prakirawan BBMKG, Fauziah Fitri Damanik, menjelaskan bahwa titik-titik panas ini teridentifikasi melalui teknologi canggih dari satelit Tera, Aqua, SNPP, dan NOAA20.

Sejumlah lokasi yang menjadi sorotan antara lain satu titik di Kecamatan Sungai Kanan, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, delapan titik di Kecamatan Batang Onan, serta satu titik di Kecamatan Padang Bolak Julu, Kabupaten Padang Lawas Utara.

Jumlah ini semakin bertambah dengan kehadiran sembilan titik di Kecamatan Huristik dan beberapa titik lainnya yang tersebar di daerah sekitarnya.

Namun, bukan hanya titik panas yang perlu diwaspadai. Cuaca di Sumatera Utara dalam beberapa hari ke depan juga diprediksi akan cukup ekstrem. Pada Selasa (29/10) pagi, langit akan tampak cerah berawan.

Tetapi, jangan terkecoh! Siang dan sore harinya, hujan ringan hingga lebat diperkirakan akan mengguyur hampir seluruh wilayah, terutama di Deli Serdang, Binjai, Medan, dan Serdang Bedagai.

Malam hari, potensi hujan lebat akan menghampiri Labuhanbatu Selatan, sementara dini hari akan ada kemungkinan hujan ringan di beberapa lokasi lainnya.

Suhu udara diperkirakan berkisar antara 14 hingga 34 derajat Celsius, dengan kelembaban mencapai 69-98 persen, serta angin berhembus dari tenggara-barat daya dengan kecepatan 3-6 km/jam.

BBMKG mengimbau kepada seluruh warga untuk tetap waspada terhadap potensi hujan deras yang dapat disertai petir dan angin kencang.

Khususnya di daerah lereng timur, pegunungan, dan pantai timur Sumatera Utara, risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor patut diantisipasi. Mari kita tetap sigap dan menjaga keselamatan di tengah perubahan cuaca yang tidak menentu ini! (RED)

SUMBER : ANTARA

Waspada Suhu Panas Ekstrem: BMKG Ingatkan Masyarakat untuk Siaga

JAKARTA – SAHATA | Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan kepada masyarakat di sejumlah daerah untuk mewaspadai dampak suhu panas ekstrem yang mencapai angka mencengangkan, yakni 37 hingga 38,4 derajat Celsius.

Hasil analisa BMKG yang dirilis pada Senin siang menunjukkan bahwa wilayah Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mencatat suhu terpanas di Indonesia, mencapai 38,4 derajat Celsius.

Sementara itu, daerah lain seperti Majalengka di Jawa Barat, Semarang di Jawa Tengah, dan Bima di Nusa Tenggara Barat, mengalami suhu di kisaran 37,0 hingga 37,8 derajat Celsius selama 24 jam terakhir.

Tidak hanya itu, kota-kota seperti Lampung, Bulungan di Kalimantan Utara, Sikka di Nusa Tenggara Timur, dan sejumlah wilayah di Pulau Sumatera, juga terpapar suhu maksimum antara 35,4 hingga 36,4 derajat Celsius.

Bahkan, sebagian besar wilayah Jakarta, Banten, dan beberapa daerah di Kalimantan, Sulawesi, serta pulau-pulau lain di Indonesia, mengalami suhu lebih dari 34,6 derajat Celsius.

Fenomena suhu tinggi ini diakibatkan oleh minimnya tutupan awan dan posisi matahari yang berada tepat di atas khatulistiwa. Namun, BMKG menegaskan bahwa kondisi ini masih dalam kategori normal dan tidak akan memengaruhi perubahan musim di Indonesia.

Untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh suhu panas tersebut, BMKG mengimbau masyarakat agar memperhatikan beberapa langkah pencegahan.

Di antaranya, penting untuk mengonsumsi air yang cukup dan teratur untuk mencegah dehidrasi, terutama saat beraktivitas di luar ruangan.

Selain itu, masyarakat disarankan menggunakan pelindung seperti topi atau payung, kacamata hitam, dan tabir surya untuk melindungi diri dari paparan sinar UV yang berbahaya.

BMKG juga menekankan agar masyarakat tidak melakukan pembakaran di lahan kosong, kawasan hutan, atau tempat pembuangan sampah. Pemerintah daerah diminta untuk melaksanakan penyiraman tanah untuk mengurangi potensi kebakaran akibat teriknya matahari.

Masyarakat dapat terus mengikuti perkembangan informasi suhu panas dengan mengakses aplikasi daring infoBMKG, media sosial, atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat. Kesadaran dan tindakan preventif dapat membantu menjaga kesehatan dan keselamatan di tengah gelombang panas ini.(Red)

Sumber : Antara