Pemerintahan Desa di Tambangan Reformasi Pembatasan Ponsel pada Anak

Madina – SAHATA | Pemerintahan desa di Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), terus menekankan pentingnya pembatasan penggunaan ponsel pada anak. Tahun depan, mereka berencana melakukan reformasi terkait itu dan diagendakan dalam musyawarah desa (Musdes).

Hal itu disampaikan Camat Tambangan Enda Mora Lubis didampingi Sekretaris Kecamatan Bahren Daulay dan sejumlah kepala desa di Panyabungan baru-baru ini. “Kami dan para kepala desa sudah sepakat meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan ponsel pada anak,” katanya.

Enda menerangkan, tahun 2024 ini pemerintah kecamatan dan desa telah memberikan stimulus pembatasan itu dengan menggalakkan festival permainan leluhur dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT). “Program tersebut sudah berlangsung dengan baik dan bertahan sampai saat ini,” terangnya.

Lebih lanjut, camat Tambangan mengungkapkan program festival permainan leluhur dan PMT menyasar anak balita dan anak-anak usia sekolah dasar. Sementara saat ini, pengaruh megatif penggunaan ponsel maupun internet berlebihan juga menyasar anak usia remaja.“Jadi, kami sepakat agar anak-anak usia remaja ini juga mendapatkan perhatian dan pembatasan,” ujarnya.

Nantinya, anak-anak yang berstatus siswa SMP dan sederajat tidak diperkenankan memiliki ponsel sendiri yang bebas di bawa kemana pun. Program ini nanti akan dikuatkan dengan surat edaran atau peraturan desa serta melibatkan anggota BPD, naposo nauli bulung, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.“Bagi yang melanggar akan diberikan sanksi yang berkaitan dengan pengutan akhlak, moral, dan agama. Seperti menghapal surah-surah pendek, salat berjamaah setiap waktu, dan sebagainya,” tutup Enda.

Sementara itu, Sekcam Bahren mengatakan di masa sekarang pengaruh buruk penggunaan ponsel pintar pada anak usia remaja sudah memprihatinkan. Bahkan sudah ada beberapa kasus kriminal yang melibatkan anak di bawah umur.“Ini harus jadi perhatian bersama. Dan, alhamdulillah, para kepala desa setuju untuk melangkan bersama memberikan dukungan untuk program ini,” tuturnya.

Para kepala desa yang ada dilokasi mengaku program ini telah dibicarakan di tingkat desa dan mendapat dukungan dari masyarakat. Mereka menegaskan bukan melarang anak-anak menggunakan ponsel. Hanya saja perlu pembatasan dan pengawasan.(R12KI)

Dukung Pembatasan Pemakaian Ponsel pada Anak, Ketua TP PKK Tambangan Aktif Turun ke Lokasi

MADINA – SAHATA | Ketua TP PKK Kecamatan Tambangan Leili Auliani Daulay aktif mendukung aksi pembatasan pemakaian ponsel pada anak di kecamatan tersebut. Hal itu dibuktikan dengan keterlibatan langsung dalam sosialisasi permainan leluhur yang diselenggarakan setiap Minggu.

Seperti hari ini, Minggu (04/08), Leili berkunjung ke Desa Tambangan Tonga. Dia secara langsung ikut senam bersama anak-anak dan pengurus TP PKK desa.

Tak hanya itu, ketua TP PKK Tambangan juga terlihat memberikan arahan dan melatih anak-anak untuk fokus melalui berbagai permainan yang diselenggarakan.“Alhamdulillah, turut juga tadi memberikan PMT kepada anak-anak di Desa Tambangan Tonga ini,” katanya.

Dia menjelaskan, banyak permainan tradisional yang cocok untuk melatih motorik anak-anak. “Kami juga bernyanyi dan bersalawat bersama,” tuturnya.

Ketua TP PKK Tambangan menyampaikan kepada para orang tua untuk benar-benar melakukan pembatasan penggunaan ponsel pada anak. “Pembatasan HP bagi anak adalah mutlak dan orang tua wajib mengawasi anaknya masing-masing,” pesannya.

Menurut dia, keberhasilan program yang telah berjalan sembilan pekan ini tidak semata terletak pada keterlibatan kepala desa. “Melainkan kerja sama stakeholders atau multipihak yang berkepentingan,” lanjutnya.

Leili berharap dengan diturunkannya program ini membuat anak-anak kembali mengenal ragam permainan tradisional. “Tidak melulu main gadget,” sebutnya.

Di sisi lain, keterlibatan semua pihak, sebagaimana dalam sembilan pekan ini, akan menghasilkan hubungan yang harmonis antara pemerintahan desa, para tokoh, masyarakat, dan anak-anak.“Kelak anak-anak Tambangan menjadi orang besar yang bisa membanggakan Madina,” tutupnya.

Ini bukan kali pertama Leili berkunjung ke Kecamatan Tambangan dalam rangka mendukung gerakan ini.

Pekan sebelumnya dia hadir bersama tiga buah hatinya di Desa Muara Mais Jambur. Dalam kesempatan itu terlihat anak-anaknya turut serta bermain permainan tradisional.(R12QI)

Buka Seminar Ilmiah, Ini Pesan Wabup Madina

MADINA – SAHATA | Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina) Atika Azmi Utammi membuka kegiatan seminar ilmiah di aula Ladang Sari, Gunung Tua, Kecamatan Panyabungan, Kamis (22/8/2024).

Seminar ilmiah ini mengusung tema RSUD Panyabungan menyongsong tranformasi layanan rujukan dengan prioritas kanker, jantung dan pembuluh darah, stroke, uroneflogi, kesehatan ibu dan anak (KJSU KIA) yang bermutu dan standar.

Hadir dalam kesempatan itu, unsur Forkopimda, Direktur RSUD Panyabungan, dr Rusli, Kadis Kesehatan Madina dr Faisal, ketua TP PKK Ny Eli Mahrani, ketua Dharma Wanita Persatuan Asmawati, direktur RS Swasta, Kapus dan diikuti para tenaga kesehatan.Dalam forum seminar ilmiah ini, Bupati Madina HM Jafar Sukhairi ikut juga bergabung melalui virtual.

Bupati menyampaikan pemindahan atau pemungsian rumah sakit umum tahun ini semoga dapat dilakukan dengan baik.

Dikatakan Sukhairi, faktor pendukung untuk penunjang dalam pengoperasian rumah sakit sudah sangat optimal meskipun belum sempurna.”Mohon dukungan dari semua stakeholder. Idealnya tahun ini atau paling telat akhir tahun kita harus pindah,” kata Bupati.

Acara seminar yang dilaksanakan ini kata Sukhairi, semoga mampu memberikan pelayanan dibidang kesehatan, mencari solusi terbaik untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.”Saya harap semua harus kompak, bersatu padu, dan terus lakukan pembenahan,” katanya.

Sementara Wabup Madina Atika Azmi menyampaikan momentum seminar ini harus dipergunakan dengan sebaik – baiknya untuk menggali ilmu dan keterampilan baru.”Momentum ini tidak datang tiap tahun, dan pergunakan dengan sebaik – baiknya, jadi jangan malu bertanya,” kata Atika.

Dikatakan Atika salah satu visi – misi Sukhairi – Atika menghadirkan pelayanan kesehatan yang terjangkau baik secara jarak, waktu maupun biaya.”Visi misi bidang kesehatan adalah mendekatkan pelayanan itu sendiri kapada masyarakat, membuat itu terjangkau secara jarak dan waktu,” kata Atika.

Pemkab Madina tahun ini kata Atika sudah mengalokasikan dana Rp 46 Miliyar untuk menjamin kesehatan bagi masyarakat yang belum mampu secara ekonomi dan itu ditampung dalam BPJS UHC. (R12QI)

Wita Permainur Bisa Jadi Ikon Desa dan Perlu Publikasi yang Masif

Madina – SAHATA | Wita Permainur atau wisata permain leluhur bisa menjadi ikon desa, bahkan Kabupaten Mandailing Natal (Madina), jika dikelola dengan baik dan konsisten serta dukungan publikasi yang masif.Hal itu disampaikan Koordinator TPP P3MD Madina Kobol Nasution di sela-sela kunjungannya ke Desa Muara Mais Jambur, Kecamatan Tambangan, untuk melihat secara langsung Wita Permainur, Minggu (28/07).

Dia hadir bersama keluarga, termasuk tiga buah hatinya yang turut larut dalam keasyikan ragam permainan tradisional.“Menteri Desa selalu berpesan bahwa tradisi di desa tidak boleh ditinggalkan karena itu bagian dari jati diri desa saat ini,” katanya kepada wartawan.

Wita Permainur ini, kata Kobol, bisa menjadi wisata desa jika dikelola dengan baik dan konsisten. Dia bahkan berkeyakinan bisa mengundang masyarakat untuk melihat kembali ragam permainan leluhur.

Korkab TPP ini menjelaskan, desa wisata tidak hanya berpatok pada ketersediaan alam yang indah, tapi juga dari tradisi dan budaya. “Ini juga upaya agar anak-anak terhindar dari pemakaian andorid yang berlebihan, kegiatan ini akan terus kami dorong,” sebutnya.

Di sisi lain, Kobol menilai setiap desa harus memanfaatkan ketersediaan media untuk publikasi. “Upaya ini adalah bahagian dari memperkenalkan desa kepada publik. Kami berharap ada akun desa yang tujuannya memublikasikan potensi desa,” terangnya.

Sementara itu, Camat Tambangan Enda Mora mengatakan bahwa festival permainan leluhur setiap hari Minggu.“Perbedaannya Minggu ini di Desa Muara Mais Jambur ada sedikit semacam inovasi, ada mancing, mandi di sungai, main layang-layang, dan mobil-mobilan dari bambu,” katanya.

Pantauan di lokasi, anak-anak yang hadir begitu antusias bermain. Ada yang main tembak-tembakan berupa pistol mainan yang terbuat dari bambu dengan peluru dari kertas. Ada juga yang asyik main tali dan melukis.(R12QI)