TvOne Menyampaikan Ucapan Belasungkawa atas Kehilangan Tiga Kru dalam Kecelakaan di Tol Batang-Pemalang

Jakarta,– Keluarga besar TvOne mengungkapkan rasa duka yang mendalam atas kecelakaan tragis yang terjadi di KM 315 Tol Batang-Pemalang pada Kamis (31/10) pagi. Kecelakaan tersebut mengakibatkan tiga anggota kru program investigasi “Fakta” meninggal dunia, yaitu Sunardi, Marwan, dan Alwan, saat dalam perjalanan untuk meliput ke Gresik, Jawa Timur.

Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan, TvOne menyatakan, “Kami sangat berduka atas kehilangan yang dialami oleh tim kami. Sunardi, Marwan, dan Alwan adalah kru yang berdedikasi dan berkomitmen dalam menjalankan tugas mereka. Kecelakaan ini merupakan tragedi besar bagi kami.”

Menurut keterangan dari Felicia, jurnalis yang selamat dari insiden tersebut, mereka sebelumnya berhenti di bahu jalan untuk membersihkan kaca depan mobil yang kotor. “Tiba-tiba, mobil kami ditabrak dari belakang oleh kendaraan lain,” ungkap Felicia, yang kini dirawat di RSI Al Ikhlas Taman Pemalang akibat cedera ringan.

Kecelakaan ini mengakibatkan Sunardi, pengemudi tim, meninggal di lokasi kejadian setelah mengalami luka parah di kepala dan kaki. Marwan, penumpang di belakang kemudi, juga tewas seketika akibat cedera serius di bagian dada dan abdomen. Alwan Syahmidi, yang duduk di baris belakang, mengalami patah kaki dan cedera abdomen, dan meninggal dunia di tempat kejadian.

Dua anggota tim yang selamat, Felicia dan Geigy Yudhistira, kini dalam kondisi stabil dan mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.

Chief Editor TvOne, Lalu Mara Satriawangsa, langsung berangkat ke Pemalang untuk memberikan dukungan kepada keluarga korban dan memfasilitasi pemulangan jenazah. “Kami akan memberikan dukungan penuh kepada keluarga yang ditinggalkan. Kehilangan ini adalah duka bagi seluruh keluarga besar TvOne,” katanya.

Keluarga besar TvOne berharap agar keluarga korban diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi musibah ini. Kecelakaan ini mengingatkan kita akan risiko yang dihadapi para jurnalis dalam menjalankan tugas mereka untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat.(Red)

Sumber : AntaraNews.com

Mahasiswa Madina di Taiwan Hadirkan Banamon: Kopi Mandailing Siap Mencuri Perhatian Dunia

Taipei – Dalam upaya menciptakan gebrakan di pasar kopi internasional, Sabarmuddin Tampubolon, mahasiswa S2 asal Mandailing Natal, mempersembahkan jenama kopi Banamon kepada pengusaha Taiwan.

Dalam pertemuan yang berlangsung baru-baru ini, Sabarmuddin tak hanya membawa secangkir kopi, tetapi juga mimpi besar untuk menjadikan Kopi Mandailing sebagai bintang baru di dunia kopi.

Sabarmuddin memperkenalkan sampel kopi greenbean dari Koperasi Serba Usaha Kopi Mandailing Jaya (KSU Komanja), termasuk varian arabika dan robusta yang telah dipesan secara khusus oleh mitra bisnisnya. “Saya sangat berterima kasih kepada Komanja yang telah mendukung langkah ini dengan mengirimkan sampel kopi terbaik kami ke Taiwan,” ujarnya, berbinar-binar dengan semangat.

Kopi Mandailing, dengan cita rasa yang kaya dan keasaman yang rendah, menawarkan pengalaman yang memikat bagi penikmat kopi di seluruh dunia. “Taiwan memiliki tradisi kuat dalam budaya kopi dan konsumsi yang tinggi. Saya yakin ini adalah kesempatan emas bagi Banamon untuk bersinar,” ungkapnya.

Dengan visi yang jelas, Sabarmuddin berharap jenama Banamon tidak hanya diterima dengan baik, tetapi juga membuka jalan bagi ekspor Kopi Mandailing yang lebih luas. “Ini bukan hanya soal ekonomi lokal, tetapi juga tentang mengangkat nama Indonesia sebagai salah satu kekuatan dalam produksi kopi berkualitas dunia,” tambahnya, penuh harapan.

Kopi Mandailing telah melukis sejarah sejak tahun 1800, dikenal luas di kalangan pencinta kopi sebagai salah satu jenis kopi terfavorit.

Kini, dengan dorongan dari Sabarmuddin dan Banamon, kopi ini diharapkan mampu menembus batas geografis dan menjadi simbol kualitas Indonesia di panggung global, memperkuat kesejahteraan petani dan membawa citra positif bagi produk lokal.

Dengan semangat dan komitmen yang tinggi, Sabarmuddin bertekad untuk menjadikan Banamon sebagai salah satu kopi pilihan di Taiwan, berharap langkah ini menjadi awal dari perjalanan panjang Kopi Mandailing menuju kejayaan di kancah internasional.(Red)

China Serukan Tindakan Tegas dari Negara Besar untuk Meredakan Ketegangan di Timur Tengah

BEIJING, (SAHATA) – China menegaskan perlunya negara-negara besar mengambil langkah konkret dalam meredakan ketegangan yang semakin meningkat di Timur Tengah.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, mengungkapkan pandangan tersebut dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (28/10), setelah serangan udara Israel terhadap Iran yang menambah kompleksitas konflik regional.

“Insiden baru-baru ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk mengakhiri pertempuran. Komunitas internasional, terutama negara-negara besar yang berpengaruh, harus mengambil tindakan konkret untuk berperan secara konstruktif,” tegas Lin Jian.

Pernyataan ini muncul setelah Israel melancarkan serangan udara selama empat jam terhadap fasilitas militer Iran pada Sabtu, 26 Oktober lalu.

Iran menanggapi dengan klaim bahwa mereka berhasil menggagalkan sebagian besar serangan yang ditujukan ke lokasi strategis di provinsi Ilam dan Khuzestan.

Menurut laporan, meskipun banyak rudal berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Iran, serangan tersebut menyebabkan “kerusakan terbatas” dan menewaskan empat tentara serta satu warga sipil.

Lin Jian menyatakan, “Negara-negara besar yang berpengaruh diharapkan dapat menciptakan kondisi yang diperlukan untuk meredakan ketegangan regional.”

 

China juga menentang pelanggaran kedaulatan dan penyalahgunaan kekuasaan yang dapat melemahkan keamanan negara-negara lain. “Ketegangan di Timur Tengah terus meningkat. Pihak-pihak terkait perlu menahan diri agar tidak meningkatkan risiko keamanan secara keseluruhan di kawasan ini,” tambah Lin Jian.

 

Ketegangan ini dipicu oleh peluncuran lebih dari 180 rudal oleh Iran ke Israel pada 1 Oktober lalu, yang direspons sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah dan Hamas. Iran telah memperingatkan bahwa serangan Israel akan ditanggapi dengan respons yang lebih tegas.

Juru bicara militer Israel menyatakan bahwa serangan mereka menargetkan fasilitas produksi rudal Iran dan infrastruktur pertahanan udara.

Sementara itu, Rafael Grossi, Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), menegaskan bahwa fasilitas nuklir Iran tidak terpengaruh oleh serangan tersebut, dan para pengawas IAEA tetap dalam keadaan aman.

Dengan situasi yang semakin tegang, seruan China untuk keterlibatan aktif negara-negara besar menjadi semakin relevan, mengingat potensi dampak konflik ini terhadap stabilitas regional dan global.(Red)

Sumber : AntaraNews.com

Konflik Spionase Global: China Serang Balik Tudingan AS dengan Fakta Menyengat

Beijing, (SAHATA) – Dalam sebuah pernyataan yang mengguncang arena diplomasi internasional, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menegaskan bahwa tuduhan spionase yang dilontarkan oleh Amerika Serikat (AS) merupakan bentuk pengalihan perhatian dari aktivitas mata-mata yang terus berlangsung di pihak mereka.

Lin mengungkapkan bahwa AS adalah pelaku utama dalam kegiatan spionase global, sementara mereka dengan berani menuduh negara lain.

“AS dengan terang-terangan menjalankan operasi mata-mata di seluruh dunia, tetapi mereka justru berani membuat tuduhan tanpa dasar terhadap negara lain. Ini adalah distorsi fakta yang sangat jelas,” tegas Lin dalam konferensi pers yang diadakan di Beijing. Senin (28/10)

Pernyataan tersebut muncul setelah laporan media AS menyebutkan bahwa peretas asal China terlibat dalam upaya spionase yang menargetkan perangkat seluler calon presiden Partai Republik, Donald Trump, dan rekannya, JD Vance, serta tokoh-tokoh dari kampanye Demokrat, termasuk Kamala Harris.

FBI mengonfirmasi bahwa mereka sedang menyelidiki “akses tidak sah ke infrastruktur telekomunikasi komersial” yang diduga dilakukan oleh individu yang berafiliasi dengan Republik Rakyat China.

Lin menekankan bahwa tindakan provokatif ini hanya akan memperburuk ketegangan internasional. “AS perlu menghentikan manipulasi dan pencitraan negatif ini. Mereka harus segera menghentikan semua tindakan yang menciptakan kekacauan di panggung dunia,” ujarnya.

Dalam perkembangan lain yang semakin memicu ketegangan, Lin juga mengungkapkan kekhawatiran tentang inisiatif CIA yang baru-baru ini memperkenalkan instruksi dalam bahasa Mandarin di media sosial untuk merekrut informan di China. “Ini merupakan pelanggaran serius terhadap kedaulatan nasional kami. China akan mengambil tindakan tegas terhadap segala bentuk infiltrasi dan sabotase yang dilakukan oleh kelompok anti-China,” imbuhnya.

Lin menuduh AS menggunakan berbagai metode tidak etis untuk mencuri informasi dari negara lain dan ikut campur dalam urusan domestik mereka. “Kegiatan spionase AS terhadap China tidak pernah terhenti, dan mereka juga terlibat dalam pengawasan besar-besaran terhadap sekutu-sekutu mereka,” jelasnya.

Dalam konteks ini, Lin menyebutkan kelompok peretas yang dikenal sebagai “Salt Typhoon,” serta insiden yang dinamakan “Volt Typhoon” oleh AS, yang sebenarnya berkaitan dengan kelompok ransomware internasional. “Laporan yang kami rilis memberikan bukti kuat bahwa ‘Volt Typhoon’ tidak seperti yang digambarkan oleh AS,” katanya.

China mendesak AS untuk menghentikan semua tindakan tidak bertanggung jawab yang merusak reputasi negara lain serta menghentikan serangan siber yang terus berlanjut.

Pejabat intelijen AS mengungkapkan keyakinan bahwa China menargetkan kandidat dari kedua partai berdasarkan sikap mereka terhadap isu-isu yang sangat penting bagi Beijing, termasuk dukungan untuk Taiwan.

Direktur FBI Christopher Wray sebelumnya mengungkapkan bahwa penyelidikan sedang berlangsung terkait gangguan dari kelompok yang disebut “Volt Typhoon,” yang diduga telah menyerang infrastruktur kritis di AS, termasuk pabrik pengolahan air dan sistem transportasi.

Ketegangan antara AS dan China terus meningkat, menciptakan ketidakpastian yang lebih besar di panggung internasional dan menunjukkan betapa kompleksnya isu keamanan siber di era digital ini.(Red)

Sumber : Antara News.com

UNICEF Kecam Serangan Israel di Gaza: Anak-Anak Terbakar, Dunia Terguncang

WASHINGTON – SAHATA | Serangan udara Israel yang menghantam tenda-tenda pengungsi di halaman Rumah Sakit Syuhada Al Aqsa, Jalur Gaza, pada Minggu, menimbulkan kecaman keras dari Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF). Tragedi memilukan yang menewaskan anak-anak dan membuat keluarga terusir ini disebut UNICEF sebagai “insiden yang mengguncang dunia.”

Lewat pernyataan di media sosial X pada Senin, UNICEF mengungkapkan kekejaman yang terjadi di Gaza, dengan “anak-anak yang terbunuh, terbakar, dan keluarga yang kehilangan tempat berlindung akibat bombardir tak henti-henti.”

“Tragedi ini mengguncang hati nurani dunia,” tulis UNICEF, seraya menyerukan penghentian kekerasan terhadap warga sipil, khususnya anak-anak.

Serangan udara tersebut menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai 40 lainnya, mayoritas wanita dan anak-anak. Belasan tenda pengungsi terbakar hebat, sementara tim medis berjuang mengevakuasi para korban yang mengalami luka bakar serius.

UNICEF menyebut serangan terhadap kamp pengungsi di Deir al-Balah dan Rumah Sakit Al Aqsa, yang merenggut nyawa 15 anak, sebagai bukti bahwa “tidak ada tempat yang aman di Gaza.” Organisasi ini menegaskan, “Kekerasan terhadap anak-anak harus dihentikan sekarang juga.”

Sejak agresi militer Israel dimulai pada 7 Oktober 2023, jumlah korban jiwa terus meningkat, dengan lebih dari 42.400 warga Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak, terbunuh, sementara hampir 100.000 lainnya terluka. Di tengah blokade ketat yang memutus akses ke pangan, air bersih, dan obat-obatan, penderitaan warga Gaza kian dalam.

Rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah yang semestinya dilindungi oleh hukum internasional, tak luput dari serangan, menguatkan dugaan pelanggaran hukum perang oleh Israel. Meskipun komunitas internasional, termasuk Dewan Keamanan PBB dan Mahkamah Internasional, telah mengecam tindakan Israel, serangan tetap berlanjut, memperbesar potensi konflik yang meluas di kawasan.

Dunia kini menanti tindakan nyata untuk menghentikan krisis kemanusiaan yang terus memanas ini.(RED)

SUMBER : ANTARA

Langkah Berani Australia: Siap Larang Anak-Anak Gunakan Media Sosial!

MOSKOW, – Australia sedang bersiap melakukan terobosan besar yang dapat mengubah cara dunia melihat penggunaan media sosial oleh anak-anak. Pemerintah setempat berencana memberlakukan pembatasan usia yang ketat, dengan tujuan melarang anak-anak mengakses platform media sosial demi melindungi kesehatan mental mereka.

Perdana Menteri Anthony Albanese mengungkapkan langkah berani ini untuk menghentikan dampak negatif yang ditimbulkan media sosial terhadap generasi muda. “Kami ingin anak-anak kembali ke dunia nyata, bermain dengan teman-teman, dan menikmati pengalaman sosial yang sesungguhnya, bukan sekadar interaksi di dunia maya,” ujar Albanese dalam pernyataan yang disampaikan ABC News pada Selasa (10/9/2024).

Rencana ini dimulai dengan uji coba verifikasi usia, yang memungkinkan pemerintah mengontrol siapa saja yang boleh mengakses media sosial. Jika berhasil, Australia akan menjadi negara pertama yang menetapkan aturan resmi mengenai batas usia untuk media sosial. Sebelumnya, Uni Eropa pernah mencoba hal serupa, namun gagal karena adanya keberatan luas dari masyarakat.

Tak hanya pemerintah pusat, Australia Selatan telah mengusulkan undang-undang yang akan melarang anak-anak di bawah usia 14 tahun mengakses platform media sosial. Raksasa teknologi yang melanggar aturan ini akan dikenakan sanksi berat. Undang-undang ini juga kemungkinan besar akan diadopsi oleh negara bagian lain, yang menambah kekuatan rencana besar ini.

Namun, perubahan besar ini tidak lepas dari tantangan. Meta, induk perusahaan Facebook dan Instagram, lebih memilih solusi dengan memberi orang tua kontrol yang lebih besar atas penggunaan media sosial anak-anak, ketimbang melakukan larangan total. Sementara itu, perusahaan-perusahaan besar lain seperti Google (pemilik YouTube) dan TikTok belum memberikan komentar resmi terkait rencana kontroversial ini.

Australia saat ini memiliki 80% dari 26 juta penduduknya yang aktif di media sosial. Data Universitas Sydney pada 2023 menunjukkan bahwa sekitar 75% remaja berusia 12 hingga 17 tahun menggunakan platform seperti Instagram dan YouTube. Jika kebijakan ini berhasil, Australia tidak hanya akan menjadi pelopor global, tetapi juga bisa menginspirasi negara lain untuk mengikuti langkah serupa dalam menjaga kesejahteraan anak-anak di dunia digital.

Dengan kebijakan ini, Australia berpotensi menjadi negara pertama yang benar-benar memprioritaskan kesehatan mental anak-anak di era digital. Dunia kini menunggu apakah negara lain akan mengikuti langkah berani ini, atau justru menunggu efek dari terobosan yang satu ini. Masa depan digital anak-anak kini dipertaruhkan, dan Australia siap mengambil langkah besar untuk menjaganya.(Red)