MADINA – SAHATA | Ribuan masyarakat Mandailing Natal berkumpul dengan penuh antusias di lapangan Pasar Baru Panyabungan pada Minggu malam (27/10/2024) dalam Festival Seni Budaya Mandailing, sebuah perayaan yang kental dengan identitas dan kekayaan budaya Mandailing.
Pada kesempatan ini, Ketua Umum Ikatan Keluarga Nasution (IKANAS) Dohot Anakboruna, H. Saipullah Nasution, SH, MM, atau dengan sapaan akrab nya Bang Ipul, menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya melestarikan adat dan budaya Mandailing sebagai identitas yang tak ternilai.
Sambutan Saipullah yang bergelar adat Sutan Kumala Perhimpunan Naposo, diawali dengan yel-yel “Horas! Horas! Horas!” yang langsung disambut gegap gempita oleh hadirin.
Saipullah menegaskan bahwa budaya Mandailing mencakup lebih dari sekadar kesenian; ia adalah identitas yang mengakar dalam kehidupan masyarakat. “Gordang sambilan, tari tor-tor, hingga dalihan natolu bukan sekadar kesenian atau adat istiadat. Ini adalah cermin jati diri kita sebagai masyarakat Mandailing,” ujarnya penuh semangat.
Namun, Saipullah menyayangkan semakin sedikitnya generasi muda yang menguasai bahasa Mandailing.
Ia menekankan pentingnya peran pendidikan untuk menghidupkan kembali pelajaran bahasa Mandailing di sekolah-sekolah. “Bahasa Mandailing adalah fondasi yang menguatkan identitas kita. Saya sangat berharap pemerintah daerah dan IKANAS dapat bekerja sama agar bahasa kita ini diajarkan kembali di tingkat sekolah dasar dan menengah,” ungkapnya.
Tidak hanya soal pendidikan, Saipullah juga menyoroti perlunya hak paten budaya Mandailing sebagai upaya melindungi kekayaan intelektual ini dari klaim pihak luar.
“Kita tidak boleh membiarkan budaya Mandailing diakui oleh orang lain. Mari kita perjuangkan hak paten untuk budaya kita, agar dunia tahu bahwa ini milik kita,” tegasnya, meneguhkan komitmen untuk menjaga keaslian dan keutuhan budaya Mandailing.
Menutup sambutannya, Saipullah meminta seluruh masyarakat untuk tidak hanya hadir sebagai penonton, tetapi juga menghayati dan memahami setiap makna di balik pertunjukan seni budaya yang mereka saksikan. “Festival ini bukan sekadar hiburan, ini adalah panggilan bagi kita untuk menjaga dan mewariskan budaya Mandailing kepada generasi mendatang. Jadikan malam ini momen kebangkitan budaya kita,” tutupnya.
Dengan pesan kuat dari Saipullah, Festival Seni Budaya Mandailing Natal kali ini menjadi lebih dari sekadar perayaan. Ini adalah panggilan bagi seluruh masyarakat Madina untuk bangkit bersama melindungi, memelihara, dan melestarikan warisan yang telah melekat dalam kehidupan mereka.(Red)