Tangerang, – Pernah lihat anak-anak asyik menonton video pendek seperti reels di Instagram? Hati-hati, kebiasaan ini ternyata bisa berdampak serius pada minat belajar dan kondisi emosional mereka! Menurut dr. Julian Raymond Irwen, SpKJ, dokter spesialis kedokteran jiwa dari Rumah Sakit Hermina Bitung, video pendek yang durasinya singkat dan cepat berganti-ganti bisa bikin anak mengalami “hiperstimulasi”.
“Bayangkan, dalam hitungan detik, anak melihat banyak gambar, suara, dan efek visual yang terus berubah. Ini bikin otak mereka ‘kebanjiran’ stimulasi,” ujar Julian seperti yang di beritakan Media ANTARA, Kamis (6/2).
Dampaknya? Anak jadi “sulit fokus” ! Julian menjelaskan, anak yang terbiasa menonton video pendek cenderung tidak bisa berkonsentrasi pada satu hal. “Misalnya, saat diajak bicara, matanya suka melirik ke kanan-kiri karena otaknya sudah terbiasa dengan perubahan cepat,” jelasnya.
Tak hanya itu, emosi anak juga jadi lebih “mudah meledak”. “Kalau orang tua membatasi waktu main gawai, anak bisa marah-marah atau tantrum. Ini karena mereka sudah kecanduan stimulasi tinggi dari video-video itu,” tambah Julian.
Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa anak yang kecanduan gawai bisa menunjukkan gejala mirip “ADHD “, seperti sulit fokus dan hiperaktif. “Mereka terbiasa dengan stimulasi tinggi, jadi ketika harus belajar atau membaca buku yang monoton, mereka merasa bosan dan tidak tertarik,” paparnya.
Nah, buat orang tua, Julian punya tips jitu untuk mengatasi hal ini. Pertama, “batasi waktu screen time” dan ganti dengan aktivitas seru bersama anak. “Ajak anak membaca buku, olahraga renang, atau bahkan jalan-jalan cari makanan enak. Ini bisa jadi alternatif yang lebih sehat,” sarannya.
Kedua, gunakan aplikasi “parental control” untuk memantau aktivitas anak di internet. “Ini penting agar anak terhindar dari konten negatif seperti pornografi atau judi online,” tegas Julian.
Terakhir, kenali tanda-tanda kecanduan gawai pada anak. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai antara lain:
– Anak mudah tantrum saat waktu main gawai dibatasi.
– Emosi meledak-ledak dan sulit dikendalikan.
– Rela begadang atau tidak tidur demi main gawai.
– Sulit lepas dari gawai, bahkan saat diajak aktivitas lain.
“Jangan sampai kebiasaan nonton video pendek menghambat perkembangan anak. Orang tua harus aktif menciptakan keseimbangan antara teknologi dan aktivitas nyata,” pesan Julian.
So, yuk, mulai kurangi screen time dan ajak anak melakukan kegiatan seru lainnya. Jangan biarkan reels bikin masa depan mereka ter-reels juga! (Red)
Komentar