PANYABUNGAN – Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina), Atika Azmi Utammi Nasution, menegaskan bahwa target eliminasi Tuberkulosis (TB) pada tahun 2030 serta percepatan penurunan angka stunting (tengkes) di wilayahnya hanya dapat tercapai melalui kolaborasi lintas sektoral yang solid.

Hal tersebut disampaikan Atika saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Penanggulangan TB Menuju Eliminasi 2030 sekaligus Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting di Aula Kantor Bupati Madina, Kompleks Perkantoran Payaloting, Panyabungan, Kamis (20/11/2025).

“Kesuksesan kita kuncinya adalah kolaborasi lintas sektoral. Beban ini tidak bisa hanya dipikul oleh Dinas Kesehatan, Camat, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), atau Kepala Puskesmas saja. Semua harus bergerak bersama,” tegas Atika.

Hapus Stigma Pengucilan Penderita TB

Dalam arahannya, Wabup Atika menyoroti pentingnya peran petugas lapangan dalam mengedukasi masyarakat. Ia meminta agar stigma negatif yang selama ini melekat pada penderita TBC segera dihapus.

“Kami paham masih ada kekhawatiran di tengah masyarakat. Ada anggapan jika seseorang terkena TBC, ia harus diasingkan atau dikucilkan. Pola pikir ini harus kita ubah melalui edukasi yang tepat,” ujarnya.

Benahi Sistem Pelaporan

Selain masalah sosial, Atika juga menyoroti aspek administrasi yang dinilai masih menjadi titik lemah, yakni pelaporan data. Ia menginstruksikan tim terkait untuk disiplin memasukkan data kegiatan ke dalam sistem pelaporan nasional.

“Salah satu hal paling krusial adalah pelaporan. Seringkali kita sudah bekerja keras di lapangan dan melaporkan secara lisan kepada pimpinan, namun lupa menginputnya ke dalam sistem. Akibatnya, kerja keras tersebut tidak tercatat secara nasional,” ungkap Atika.

Ia berharap melalui Rakor dan Monev ini, koordinasi antar pemangku kepentingan semakin kuat, melahirkan rencana tindak lanjut yang terukur, serta memunculkan inovasi nyata bagi masyarakat.

“Kami harap poin-poin ini bukan hanya sebatas didengar atau menjadi administrasi pertemuan semata, tapi betul-betul diimplementasikan di lapangan,” pungkasnya.

Temuan Kasus TB pada Anak

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Madina, dr. Muhammad Faisal Situmorang, melaporkan bahwa kegiatan ini melibatkan berbagai elemen kesehatan, mulai dari 15 klinik, 20 dokter praktik mandiri, 15 bidan dan perawat mandiri, hingga 23 camat dan 26 kepala puskesmas.

Faisal juga memaparkan data temuan lapangan yang menunjukkan adanya irisan antara kasus TB dan masalah tumbuh kembang anak.

“Dari pelaksanaan program yang berjalan, ditemukan 70 anak menderita TB, di mana tiga di antaranya juga mengalami stunting. Dua kondisi ini terindikasi saling berkaitan, sehingga penanganannya harus diselaraskan melalui rapat koordinasi hari ini,” tutup Faisal.