Madina – SahataNews | Pemerintah Kecamatan (Pemcam) Tambangan menggelar pencanangan Gerakan Indonesia Akhiri TBC di Desa Pastap Julu, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Senin (29/9/2025).

Gerakan ini diberi nama PAIAS TB, akronim dari Pencarian, Atasi, Ingatkan, Amankan, Sembuhkan Tuberkulosis, sebagai langkah nyata untuk mempercepat eliminasi penyakit TBC di wilayah tersebut.

“Acaranya berisi edukasi tentang TBC, pengobatan gratis, dan screening TBC,” kata Camat Tambangan, Enda Mora Lubis, Selasa (30/9/2025).

Enda Mora menyebutkan, kegiatan serupa akan digelar di seluruh desa dan kelurahan di Kecamatan Tambangan.

“Kami akan maksimal menuntaskan TBC dengan melibatkan semua pihak, termasuk unsur masyarakat,” tegasnya.

Kegiatan ini dihadiri Tim Percepatan Penanggulangan TBC Kecamatan Tambangan, Kepala Puskesmas Tambangan, kepala desa dan BPD setempat, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta warga Desa Pastap Julu.

Sebelumnya, Bupati Madina H. Saipullah Nasution menegaskan bahwa Pemkab Madina telah memiliki Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan TBC Tahun 2022–2027 yang menjadi pedoman strategi daerah. Hal itu disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Percepatan Penanggulangan TBC di Aula Kantor Bupati, Panyabungan, Rabu (10/9/2025).

RAD tersebut disusun berdasarkan RPJMD Madina 2021–2026 dan melibatkan seluruh stakeholder, mulai dari jajaran Pemkab hingga dunia usaha.

“Namun masih perlu evaluasi agar capaian penemuan kasus meningkat dan target eliminasi TBC 2030 dapat tercapai,” ujar Saipullah.

Menurutnya, Indonesia saat ini menempati urutan ke-2 dunia sebagai penyumbang kasus TBC terbanyak, dan Sumatera Utara termasuk dalam delapan provinsi dengan beban tertinggi. Di Sumut, Madina berada di peringkat tujuh penyumbang kasus TBC terbanyak.

Saipullah merinci capaian penanggulangan TBC di Madina:

Target skrining 14.668 orang, baru terealisasi 7.771 orang.

Target kasus 2.720, baru ditemukan 1.172 kasus.

Terdapat 36 pasien terdiagnosis TBC yang belum memulai pengobatan.

Sebanyak 38 pasien TBC SO putus berobat karena masih percaya pengobatan tradisional.

“Masih ada stigma negatif yang membuat masyarakat enggan diperiksa. Karena itu perlu kerja sama lintas sektor dan dukungan masyarakat agar eliminasi TBC di Madina tahun 2030 bisa terwujud,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Madina, dr. Faisal Situmorang, menambahkan bahwa TBC masih menjadi masalah kesehatan serius dan menjadi salah satu program prioritas nasional.

“Pemkab melalui tim percepatan penanggulangan TBC telah menyusun RAD 2022–2027 sebagai pedoman percepatan eliminasi. Ini tantangan besar yang harus kita hadapi bersama,” ucapnya.

Dalam kegiatan itu juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama untuk mendukung upaya percepatan penanggulangan TBC di Kabupaten Madina. (RIZQI)