Madina – SahataNews | Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Cipayung Plus Mandailing Natal (Madina) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Madina, Kompleks Perkantoran Paya Loting, Panyabungan, Rabu (3/9/2025).

Dalam aksi tersebut, mahasiswa menyampaikan enam poin tuntutan yang mereka anggap mendesak untuk ditindaklanjuti.

Adapun enam tuntutan tersebut yakni:

1. Menghapus fasilitas mewah DPR dan seluruh tunjangan anggota DPR, serta mendesak audit menyeluruh terhadap kinerja wakil rakyat.

2. Merevisi keputusan terkait status non-aktif anggota DPR RI menjadi pemberhentian tetap atau pemecatan.

3. Mendesak DPR RI segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset.

4. Mengecam keras tindakan represif aparat kepolisian terhadap mahasiswa maupun aktivis yang menyuarakan aspirasi rakyat.

5. Mendesak DPRD Madina segera menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) terkait maraknya kasus pelecehan seksual dan kekerasan di lingkungan pendidikan maupun masyarakat.

6. Menyatakan mosi tidak percaya terhadap DPR.

Dalam orasinya, perwakilan mahasiswa menegaskan bahwa aksi tersebut merupakan gerakan murni mahasiswa dan bukan ditunggangi pihak manapun. Mereka juga memperingatkan akan kembali turun ke jalan dengan massa lebih besar apabila tuntutan tersebut tidak ditindaklanjuti.

Pantauan di lokasi, ratusan mahasiswa dengan mengenakan almamater merah bersama sejumlah pemuda dan masyarakat terlihat memenuhi halaman Gedung DPRD Madina.

Sebelum aksi berlangsung, Kapolres Madina AKBP Arie Sofandi Paloh mengingatkan peserta unjuk rasa agar tetap menjaga ketertiban.

“Sampaikanlah aspirasi dengan baik. Jangan ada pengerusakan. Gedung DPRD ini milik rakyat, dibangun dengan uang rakyat,” tegas Kapolres.

Menanggapi imbauan tersebut, mahasiswa dari atas mobil komando menyatakan aksi akan berjalan kondusif selama aparat tidak melakukan tindakan represif.(Red)