Jakarta – SahataNews | Diskusi publik bertajuk “Bagaimana Pengelolaan Penanganan TBC yang Ada di Indonesia” berlangsung sukses di Golden Boutique Hotel Kemayoran, Jakarta Utara, Jumat (8/8/2025). Acara ini diinisiasi Yayasan Tujuh Delapan (78) Agung dan menghadirkan sejumlah tokoh penting di bidang kesehatan.
Ketua Umum Yayasan 78 Agung, dr. Relly Reagen, dalam sambutannya menegaskan bahwa tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan global, termasuk di Indonesia. Saat ini, Indonesia berada di peringkat kedua dunia dengan jumlah kasus lebih dari satu juta dan angka kematian mencapai 130 ribu lebih setiap tahunnya.
“Baru-baru ini Presiden Prabowo dan Bill Gates telah menjalin kerja sama pengembangan vaksin TBC. Hal ini perlu segera ditindaklanjuti oleh Kementerian Kesehatan dan Biofarma sebagai BUMN vaksin agar upaya pemberantasan TBC berjalan lebih cepat,” ujar dr. Reagen.
Ia menjelaskan, diskusi ini membahas berbagai aspek, mulai dari gejala dan penularan TBC, upaya isolasi, hingga strategi pengendalian kasus yang terus meningkat. Salah satu langkah yang disorot adalah pembentukan relawan TBC di wilayah ‘zona merah’, seperti Jakarta Timur, Surabaya, Bandung, Makassar, Papua, serta daerah pedesaan dan terpencil.
“Dengan adanya relawan TBC, kesadaran masyarakat bisa ditingkatkan, begitu juga akses terhadap layanan kesehatan yang memadai,” imbuhnya.
Menurut dr. Reagen, pemberantasan TBC harus menjadi program prioritas nasional, sejalan dengan komitmen pemerintahan Prabowo-Gibran. “Kalau penyebaran TBC bisa dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin jumlah penderita bisa ditekan hingga mendekati nol persen,” tegasnya.
Acara ini turut dihadiri Wakil Menteri Kesehatan Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, P.hD sebagai keynote speaker; Gustaaf AC Patty, Ketua Dewan Pembina Yayasan 78 Agung/Komisaris PT. Pupuk Kalimantan Timur; serta jajaran pembicara seperti Prof. dr. Ali Gufron Mukti, P.hD (Dirut BPJS Kesehatan), dr. Kornelia Faisal (Direktur Pemasaran Biofarma), Ina Agustina Isturini (Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular), dan Prof. Dr. dr. Raden Roro Diyah Handayani, Sp.P (Guru Besar FK UI). Diskusi dipandu moderator dr. Ernawati Lestari, S.FK.
Kegiatan Ini mendapat dukungan dari Bio Farma dan Kimia Farma (Red)