Milenial Madina Unjuk Gigi: Bedah Visi-Misi Harun-Ichwan dan Saipullah-Atika di Pilkada 2024

Milenial

Madina – Sahata | Kaum milenial di Mandailing Natal (Madina) mengambil peran strategis dalam dinamika politik lokal menjelang Pilkada 2024. Melalui forum diskusi bertajuk “Bedah Visi-Misi Paslon Pilkada”, yang digagas oleh komunitas Madina Kreatif Madani (MKM), mereka menyoroti visi dan misi dua pasangan calon (Paslon) bupati dan wakil bupati, Harun Mustafa-Ichwan (ON MA) dan Saipullah Nasution-Atika Azmi Utammi Nasution (SAHATA). Acara ini berlangsung di Cafe Genta, Panyabungan, pada Minggu (6/10/2024), dan mengundang perhatian luas dari kalangan muda.

Ketua MKM, M. Ja’far, menjelaskan bahwa diskusi ini bertujuan untuk menampung dan mengembangkan pandangan kritis kaum milenial terkait masa depan kepemimpinan Madina. “Ini adalah momen penting bagi milenial untuk terlibat dalam proses demokrasi. Kami ingin membekali mereka dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang visi dan misi Paslon, sehingga pilihan mereka berdasarkan analisis yang matang, bukan sekadar popularitas,” ungkap Ja’far dalam wawancara pada Kamis (10/10/2024).

Diskusi berlangsung netral dan interaktif, menghadirkan pembahasan mendalam tentang isi dan substansi visi-misi dari kedua Paslon. Peserta secara kritis membedah program yang ditawarkan, mulai dari isu-isu krusial seperti pembangunan ekonomi, infrastruktur, hingga kebijakan sosial yang diusung masing-masing kandidat. Ja’far menegaskan bahwa visi-misi bukan sekadar janji kampanye, melainkan peta jalan yang harus bisa dijalankan dengan realistis.

“Dalam Pilkada, visi-misi adalah barometer utama bagi pemilih. Kami mengajak kaum milenial untuk tidak hanya terpesona dengan narasi indah, tetapi melihat lebih jauh rekam jejak dan kemampuan kandidat dalam mewujudkan janji-janji tersebut,” tambah Ja’far.

Para peserta diskusi juga menyoroti aspek-aspek seperti latar belakang akademik, pengalaman birokrasi, dan kemampuan manajerial kedua Paslon. Bagi kaum milenial, faktor-faktor ini sangat penting dalam menentukan siapa yang layak memimpin Madina ke depan. M. Ja’far mengungkapkan bahwa dalam diskusi tersebut, Harun-Ichwan (ON MA) dan Saipullah-Atika (SAHATA) dinilai dari berbagai sudut pandang, termasuk komitmen mereka terhadap keberlanjutan pembangunan daerah.

“Kaum milenial kini lebih cermat dalam memilih. Mereka mengamati dengan seksama setiap program, memperhatikan bagaimana Paslon menyusun prioritas pembangunan, serta menilai apakah visi tersebut dapat diterapkan secara efektif dalam konteks birokrasi yang ada,” ujarnya.

Menurut Ja’far, partisipasi aktif milenial dalam diskusi ini merupakan indikator positif bagi perkembangan demokrasi di Madina. Ia menekankan bahwa semakin kritis dan terlibatnya generasi muda, semakin besar peluang bagi Madina untuk mendapatkan pemimpin yang benar-benar mampu membawa perubahan.

“Generasi milenial adalah kekuatan utama yang akan menentukan arah Madina di masa depan. Kita perlu terus mendorong keterlibatan mereka, karena semangat kritis ini adalah modal besar bagi terciptanya pemerintahan yang transparan dan akuntabel,” pungkasnya.

Dengan semangat diskusi yang konstruktif ini, milenial Madina membuktikan diri sebagai aktor penting dalam Pilkada 2024. Mereka bukan sekadar penonton, tetapi menjadi penggerak dalam upaya mencari pemimpin yang benar-benar dapat mengemban amanat rakyat dan membawa Madina ke arah yang lebih baik.(R12KI)

 

Komentar